Dua Puluh Delapan - Rencana

891 116 128
                                    

Bima dan Ayu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bima dan Ayu?

eh, gak deng canda._.

*******

Anak-anak itu masih tertahan di kelas setelah jam pelajaran usai. Suara bisik-bisik maupun makian kemarahan mulai mereka lontarkan. Beberapa anak yang sudah merencanakan kegiatan sepulang mereka terpaksa harus tersendat karena ulah Ella, Niar dan Yola.

"Sampai kapan nih El? Kelas ini rasanya udah kayak penjara tau gak!" seorang gadis bertubuh bongsor itu berdiri. Ia menunjuk jam dinding yang sudah menunjukkan pukul empat sore.

"Iya, di luar mana udah sepi lagi."

"Bapak gue gak suka nunggu, minggir gue mau balik!" Latifa hendak menuju pintu kelas namun ditahan oleh Yola.

"Gak boleh, wle!" Yola menjulurkan lidah.

"Apaan sih La, minggir gak!" Latifa mulai mengeraskan suaranya.

"Arghhh ... udah deh semuanya tenang!" jerit Niar kelas. Ia kemudian mengunci pintu kelas rapat-rapat. "Pokonya gak boleh ada yang keluar kelas sebelum Om Aldan dateng!"

Mendengar nama Aldan, gadis-gadis kelas itu mulai menjerit histeris. Latifa yang awalnya kesal dengan Yola pun kini bisa menyunggingkan senyum senang, "kyaaa ... kembarannya Shawn Mendes mau dateng!!!!"

"Nah iya makanya lo semua sabar dulu bego!" cibir Ella kesal.

Cewek-cewek mempersiapkan diri dan tentunya juga ponsel mereka untuk merekam atau meng-instastory  Aldan. Berbeda dengan cowok-cowok yang kini malah makin bosan.

Kemal dan gengnya sih santai aja, mereka asyik mabar PUBG di pojokan kelas. Buat yang kehabisan baterai, ya udah rebahan sambil nunggu kepastian datang.

Lamanya nunggu Aldan tuh kayak nunggu cinta kamu diterima sama doi. Lamaaaa banget. Eh tapi kalau Aldan sih pasti, gak tau kalau doi kamu. Peka aja belum, gimana mau nerima.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu diketuk, Niar langsung membuka pintunya dan ..... taraaa!

Aldan tersenyum pada mereka semua, suara jeritan langsung menyambutnya ketika tiba di dalam kelas Kania. Suasana tidak kondusif sama sekali sebelum akhirnya Bu Anis datang dan melemparkan tatapan tajam.

"Kalian ini gak sopan banget, ada orang tua dateng bukannya di sapa malah diteriakin. Ulang, yang baik."

Bu Anis beralih menatap Aldan, "maaf ya Pak Aldan, anak-anak ini memang suka gila kalau jam pulang sekolah. Bawaannya pengen balik aja, gak betah lama-lama di sekolah."

Mendengar kata "gila" dari mulut wali kelasnya, anak-anak itu melotot horror. Lah gimana ceritanya ada guru yang ngata-ngatain muridnya sendiri, terang-terangan lagi!

My Cool DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang