10. Pelukan Lucas

77.6K 5K 441
                                    

Happy reading...

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Tom mencoba merobek baju Maria yang baru saja dibelikan oleh Lucas untuknya. Maria menjerit mencakar, menggigit, menendang, namun perlawanannya seakan sia-sia.

"Lucas!" Teriakan dan isakannya memenuhi ruangan. Maria berteriak memanggil nama pria itu berkali-kali, berharap Lucas akan datang menolongnya.

"Teriak saja, pria itu tidak akan menemukanmu disini." Tom terkekeh pelan melihat Maria menangis histeris.

Tom begitu mudah melakukan aksinya, karena tidak membutuhkan waktu lama sampai pakaian Maria berserakan di atas lantai. Berbekal pakaian dalam yang dikenakannya, Maria menangis saat pria itu mengamatinya dari atas sampai bawah. Mencoba menutupi tubuh bagian atas dengan tangannya yang gemetar.

"Sepertinya gadis ini masih perawan, Jo." kata Tom senang dengan mata kian menggelap.

"Sepertinya begitu, nona memberikan barang bagus untuk kita." pria yang bernama Jo bersiul pelan. Kakinya melangkah maju ke arah Maria yang kini menekuk lututnya di lantai yang dingin.

"Aku akan melakukannya duluan, kalian berdua tunggu di belakang," perintah Jo pada Tom dan Dio.

"Itu tidak adil, aku mau duluan!" Tom mengangkat alis pada mata dengan tatapan tidak setuju.

Buk!

"Akulah yang membawa gadis itu kesini, jadi kau turuti saja perkataanku." Jo memukul rahang Tom hingga pria itu terjatuh ke lantai.

Tom yang kalap, masih bersikukuh dengan pendiriannya, kemudian menyerbu Jo dan balik meninjunya. Dio yang masih berdiri di belakang pun ikut serta dalam pertikaian itu. Mencari kemenangan untuk mendapatkan keperawanan Maria. Gila!

Maria yang melihat hal itu seketika mual. Melihat Jo dan dua pria lainnya sedang bertengkar untuk mendapatkannya. Saat itulah terbersit dalam otaknya untuk kabur.

Kesempatan emas ...

Maria perlahan bangkit berdiri. Jarak antara dirinya dengan pintu tidak cukup jauh. Merasa lebih tenang dengan pemikirannya barusan, Maria mengambil ancang-ancang untuk berlari. Pada hitungan ketiga, bertepatan dengan perkelahian yang menguras emosi, Maria berjalan mengendap penuh waspada. Ketika mencapai bibir pintu, Maria mempercepat langkahnya, nyaris berlari.

Tidak sedikitpun menoleh ke belakang, Maria melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

Tuhan, tolong aku!

Sambil menahan nyeri di kakinya, Maria berusaha berlari lebih cepat, secepat kakinya yang terluka mampu lakukan. Bertepatan dengan itu, suara teriakan dari dalam ruangan menggema hingga ke telinga Maria.

"Gadis itu kabur!" Teriakan pria yang bernama Jo memenuhi kesunyian malam di rumah entah berantah ini.

Maria semakin takut untuk menoleh ke belakang. Ia berlari lebih cepat menuju lorong gelap yang bersekat. Begitupun dengan langkah kaki mereka yang juga turut menyamai kecepatan Maria.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Maria (21+) Where stories live. Discover now