5. Menjadi Bodyguard ?

Mulai dari awal
                                    

"Rasakan ini! Dasar pria tua mesum!"

Lucas refleks menghindarinya, "Hei, apa yang kau lakukan?!" Lucas kualahan ketika Maria semakin agresif melemparkan barang-barang ke arahnya.

"Hei, hentikan!" Lucas menghampiri Maria dan dengan sigap menangkap lengan gadis itu.

"Lepas!"

"Tidak semudah itu, Sayang. Aku pria yang sangat kuat, kalau kau bersikap baik, aku akan bersikap baik kepadamu. Begitupun sebaliknya. Bukankah aku pernah mengatakan hal ini kepadamu?" Dengan satu tangan masih mencengkeram tangannya, Lucas meraih dagu Maria dan mencoba mencium bibirnya, namun Maria berontak. Lucas semakin bernafsu saat Maria masih menolak sentuhan intimnya.

"Jangan!" Maria menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk menghindari bibir Lucas yang ingin menciumnya.

"Lucas! Jangan!" Maria meronta-ronta begitu bibir pria itu berganti haluan dan mulai menciumi sisi lehernya yang terekspos. Kedua kakinya bahkan dipaksa untuk mengangkang hingga pakaian bagian bawahnya tersingkap naik, "Jangan lakukan ini! Kumohon!"

Teriakan gadis itu membuat sosok lain yang berada tak jauh dari kamar ikut masuk ke dalam. Suara menggelegar nan familiar itu membuat Lucas mengumpat dalam hati.

"LUCAS!"

Ya Tuhan!

***

Lucas mengusap kepalanya yang terasa pening dan nyeri. Matanya jatuh pada gadis cantik yang saat ini tengah menundukkan kepalanya di depan meja makan. Rambutnya yang panjang tergerai hingga ke pinggang. Tangannya terasa gatal ingin mengambil helaian rambut gadis itu agar tidak menutupi wajahnya, lalu menyelipkan di belakang telinganya.

"Lucas, jaga matamu. Apa kau ingin ayah pukul lagi?" Ancam Reginald.

"Cih," Lucas berdecih, sikap protektif ayahnya terhadap Maria semakin membuat Lucas kesal. Bahkan sebagai anak kandungnya sendiri, Lucas tak pernah diperlakukan seperti itu.

"Apa kau tidak suka makanannya? Kau mau menu lain, Maria?" Reginald mengalihkan perhatiannya pada Maria.

"Aku mau chicken furai." Sahut Lucas.

Sahutan Lucas membuat Maria dan Reginald menatapnya. Tatapan yang berbeda namun memiliki arti yang sama.

"Memangnya siapa yang bertanya kepadamu? Makan saja makananmu." Kata Reginald ketus.

"Aku hanya membantu gadis bisu itu menjawab." Seringai di wajah Lucas makin membuat Maria melotot marah padanya.

"Lucas!"

"Iya, iya." Sahut Lucas santai.

"Bagaimana Maria? Apa kamu mau menu lain?" Tanya Reginald sekali lagi.

"Tidak, tuan ... terima kasih." Tolak Maria canggung.

Suasana kembali sunyi ketika Lucas, Maria maupun Reginald tidak mengeluarkan suara. Hanya suara dentuman sendok dan piring yang menjadi lagu pengantar mereka sarapan di pagi ini. Suasana yang tentu saja membuat Maria gugup dan tidak nyaman.

Sesekali Maria melirik ke arah Lucas. Sialnya matanya selalu bertemu pandang dengan Lucas, dan mau tak mau membuatnya salah tingkah dan kembali menunduk.

"Lucas, setelah makan, ayah ingin kau mengantar Maria ke Mullberry Boutique."

"Kenapa aku? Matio atau Gery bisa mengantarnya, ayah."

"Tidak. Ayah ingin kau mengantarnya."

"Tapi ..."

"Tidak ada bantahan, Lucas." Kali ini suara Reginald penuh tekanan. Sorotan matanya lurus dan tajam serta menusuk.

Maria (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang