PROLOG

22.9K 1.1K 56
                                    


Aroma Bvlgari aqva pour homme memenuhi ruangan. Aroma atsiri petitgrain, amber pohon dan jeruk mandarin yang segar tercium sedikit menusuk hidung. Gitani hafal betul dengan aroma itu, aroma yang dia suka, parfum milik kekasihnya. Sudah dua tahun terakhir ini menjadi wewangian favorit kekasihnya untuk digunakan sehari-hari.

Kecupan Singkat dan lembut mendarat di pipi Gitani menyambut pagi harinya, dengan bisikan lembut "good morning, babe"

Gitani tersenyum menoleh ke arah Kresna yang telah berjalan pergi ke bangkunya sendiri.

"Good Morning" balas Gitani berbisik.

"ya ampun, kalian pagi pagi udah romantis-romantisan" Komentar Mbak dewi yang duduk tak jauh dari bangku Gitani.

"good Morning ibu Dwi, sini cium juga" Jawab Gitani cekikikan.

"yang, nanti makan siang keluar ya" Kresna masih berdiri di sebelahnya mengelus elus rambutnya.

"mau kemana?"

"tempat biasa, tapi bawa tas kamu ya. kita bolos"

Gitani mengerutkan keningnya.

"please" Ucap Kresna memohon.

Girani mengangguk menyetujui permintaannya dengan sedikit kebingungan.

*****

"yang" panggil Gitani begitu mobil melaju di jalan Tol yang cukup sepi.

Kresna tidak menjawab sama sekali. Tangan kirinya meraih tangannya, meletakkannya di pangkuan sesekali di ciumi punggung tangan Gitani, sementara tangan kanan mengendalikan stir.

"Yang, say something please" kali ini memohon.

"its okay, yang" Jawab Kresna beralih membelai rambutnya.

Gitani menghela nafas pelan.

"Yang, besok weekend ais sama edo ngajakin jalan bareng. kamu bisa?" Gitani masih mencoba mencairkan suasana.

"Liat besok ya" Jawab Kresna dingin, dan Gitani berhenti mencoba.

Mereka akhirnya tiba di sebuah restoran bergaya klasik bangunan peninggalan bersejarah arsitektur belanda, yang menyediakan fine dining lengkap dengan berbagai macam wine. Restoran favorit mereka berdua untuk berkencan selama ini.

Kresna memesan dua gelas wine dan dua porsi steak untuk mereka berdua. Dia masih terdiam, tangannya menggenggam tangan Gitani di atas meja hingga pesanan mereka datang.

"Gitani Subianto, I want to show you something" ujar Kresna, sementara gitani masih terus mengunyah steaknya.

"hmm?" Gitani menanggapi ringan, menikmati steak dipiringnya.

Dia mengeluarkan sebuah kertas cukup tebal terbungkus plastik bening berukuran sebesar buku tulis dari dalam tasnya.

Gitani Meletakkan garpu dengan sepotong daging yang tak sempat dimakan begitu melihat apa yang baru saja diletakkan Kresna di atas meja.

Sebuah kertas tebal, undangan pernikahan. Berbentuk seperti rumah, dengan dasar warna hitam berhiaskan tinta merah dan emas sebagai ornamennya. Gitani membuka undangan itu dengan hati hati, di dalamnya dipenuhi tulisan dengan tinta emas. Dengan beberapa gambar tokoh wayang. Undangan yang sangat cantik dan klasik. Kresna dan Taty, tertulis besar di halaman sampul di atas kolom nama penerima.

Pelan Gitani membaca seluruh tulisan di sana, dari atas sampai bawah. Kresna Winardi dan Tatyana Putri Pratiwi tercetak dalam font yang lebih besar dari tulisan lainnya, font yang begitu besar. Tanggal akad, hari resepsi, semuanya. Seketika pandangan matanya menjadi kabur, tangisnya pecah.

"dia siapa, yang?" tanya Gitani dengan nada bergetar.

"maafkan aku Gi" jawab Kresna.

"Dia siapa?" tanya Gitani Sekali lagi dengan emosi yang mulai tak tertahan.

"maafkan aku Gi" Kresna tidak menjawabnya sama sekali.

Untuk beberapa menit mereka berdua terdiam, Gitani mulai menangis dan Kresna hanya diam.

"Gi, udah ya nangisnya" Pinta kresna setelah menyadari tatapan orang orang yang mulai curiga kepada mereka, dan beberapa mulai berbisik - bisik.

Andai saja Kresna tahu, jika sedari tadi dia berusaha menahan tangisnya sekuat tenaga. Tetapi ternyata mata bulat miliknya dengan tidak tahu diri terus saja menumpahkan air mata.

"Gi, im sorry" ucap Kresna lagi, belum juga melanjutkan kalimatnya Gitani sudah menghentikannya dengan mengangkat tangannya, meminta Kresna berhenti berbicara.

Gitani membaca ulang undangan itu setiap hurufnya 8 Januari 2019, the wedding Kresna and Taty, itu artinya dua minggu lagi Kresna akan menikah dan bukan dengan dirinya. Tetapi entah dengan gadis mana, siapa dia, bagaimana mereka bertemu, dan sejak kapan mereka berhubungan hingga mereka memutuskan untuk menikah.

Taty adalah teman masa kecil Kresna yang dulu pergi ke jepang mengikuti ayahnya bekerja di kedutaan. Setelah ayahnya pensiun dia sekeluarga kembali ke Indonesia, dan akhirnya mereka berdua bertemu kembali. Saat itulah Kresna jatuh cinta dengannya, jatuh cinta dengan cinta masa kanak kanaknya.

"why?" Gitani menggigit bibir bawahnya, menahan hatinya yang sakit.

"maafkan aku, aku merasa kita memang tidak berjodoh. Sudah aku coba untuk meyakinkan diriku sendiri jika pilihanku itu kamu sejak satu tahun yang lalu, sebelum kepulangan Taty. Aku telah mencoba yakin jika perempuan itu kamu Gi, tetapi begitu aku melihat dia, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku... entah bagaimana hatiku merasa yakin dengannya. Aku tidak perlu berusaha mencintainya, tapi cinta itu muncul begitu saja. Seketika itu juga aku percaya jika dia orangnya".

"aku tidak percaya kamu bisa melakukannya kepadaku. dan kamu memilih menyelesaikannya seperti ini". Jawab Gitani dingin.

"i'm sorry Gi, you mean so much for me. Maafkan aku, aku telah mengambil keputusanku. Kita telah bersama untuk waktu yang begitu lama. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, tidak ada yang kurang darimu. Mengapa bukan kamu tetapi orang lain, bukan itu, tetapi kita memang tidak berjodoh saja. Bisa saja jika kita menikah, hidup kita tidak akan menjadi lebih baik. Aku mencintaimu Gitani, sangat mencintaimu. Terima kasih untuk semuanya, terima kasih untuk seluruh cinta, kasih sayang perhatian, dan kesetiaan"

"sembilan tahun Kres, dan baru saat ini?"

"maafkan aku gi, hingga beberapa waktu berlalu, aku masih berusaha mencari jalan"

"brengsek, sialan!" umpat Gitani.

"maafkan aku"

Permintaan maaf yang entah keberapa, hingga rasanya Gitani muak mendengarnya.

Tanpa membalas apapun yang dikatakan Kresna. Gitani terdiam, selain tak tahu harus berkata apa lagi, baginya memang tak perlu ada yang harus dia katakan. Karena apapun yang akan dia katakan semakin membuatnya tampak begitu menyedihkan.

Gitani menuang wine di gelasnya, memutar mutar sebentar kemudian meneguknya sampai habis. Matanya tak lagi mengeluarkan air mata. mungkin saat ini matanya sedang memancarkan kemarahan yang luar biasa. Kemudian dia menuang lagi di gelasnya, kali ini hingga penuh. Dengan sekuat tenaga Gitani membuang wine itu ke wajah Kresna. Kresna terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Bahkan beberapa pengunjung dengan terang terangan berteriak terkejut, dan ruangan mulai berisik untuk sesaat. Penjaga kasir, waiters, bahkan pegawai dapur ada yang mengintip di balik pintu ikut penasaran dengan kehebohan yang terjadi.

"Gi" Tangan kresna meraih tangan Gitani begitu dia berdiri setelah membuang segelas Wine penuh di wajahnya.

Sesaat Gitani memejamkan mata, menarik nafas dalam.

"Kres, lima menit yang lalu, aku masih mencintaimu. but now, i don't have any left feelings for you anymore." Gitani menghempaskan tangan Kresna dan melangkah keluar restoran.

*****

UNDER CONSTRUCTIONWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu