Yeeun

3.4K 453 42
                                    


"

HAH!"

Bianka terbangun dari tidurnya, dadanya kembang kempis akibat memimpikan Haechan yang tengah memeluknya dari belakang dan mencium puncak kepala—

"Kamu kenapa?"

Bianka menoleh, Haechan beranjak dari duduknya dan berjalan sedikit terseok kearah Bianka, meninggalkan game consolenya dan duduk disamping gadis itu.

"Mimpi buruk?"

Bianka mengerjapkan matanya, tiba-tiba jatungnya berdegup kencang, Haechan yang kini tidak memakai riasan apapun adalah hal terfavorit gadis itu.

Dan entah sejak kapan pria muda didepannya kini menjadi dua kali lipat lebih tampan.

"Kamu keringetan banget liat," Haechan tanpa ragu mengelap dahi Bianka yang dipenuhi dengan cucuran keringat.

Pipi Bianka memanas.

"Bi? Kamu sakit ya?"

Bianka dengan cepat menggeleng, ia dengan segera membuka selimutnya yang ternyata Haechan-lah yang menyelimutinya ketika ia datang dan melihat Bianka tertidur.

"Jam berapa sekarang?" tanya Bianka, ia dengan asal-asalan mengikat rambutnya, Haechan tiba-tiba saja membuang wajahnya saat melihat Bianka tengah mengikat rambutnya.
Haechan mengusap wajahnya, lalu berdeham tanpa menjawab pertanyaan Bianka barusan.

"Yaampun jam 11, aku masak dulu," Bianka berjalan menuju lemari es, mengeluarkan dada ayam yang telah telah diuleni bumbu dan juga toge dan beberapa bahan lain.

"Kamu bikin apa?" suara Haechan tepat ditelinga Bianka membuat gadis itu berpekik dan hamoir menjatuhkan togenya kalau saja Haechan tidak dengan cepat menyelematkan para toge kecil itu.

"Kamu kenapa sih?" Haechan mengerutkan dahinya, Bianka yang daritadi diam saja menggeleng keras dan berjalan kearah kitchen bar.

"Bi, aku nanya kamu mau bikin apa?"

Bianka membuka toples berisi dada ayam yang sudah di marinated.

"Soto, emang kenapa sih?"

"Yeeun noona mau dateng bawa makanan,"

Bianka terdiam, ia menghentikan kegiatan membuka toples.

Haechan yang melihat reaksi Bianka, menjadi lebih peka berkali lipat, ia mendekati Bianka dan menaruh toples berisi toge dan duduk di kursi kitchen bar tepat didepan Bianka.

"Aku udah bilang nggak usah kamu pasti mau masak tapi—"

Bianka tersenyum, "nggak papa kali Chan, ini aku juga bikin bisa buat sore kan? Kamu nginep kan?" Bianka memandang Haechan, senyumannya perlahan menghilang saat Haechan menggeleng, Bianka lalu kembali tersenyum, "yaudah ini bisa untuk aku sama bunda kok.."

Haechan menggeleng, "kamu masak aja nggak papa, aku bakal makan kok! Aku kangen soto!"

Bianka terkekeh kecil, Haechan menyondongkan badannya, tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut dari wajah Bianka dan menyisipkannha di daun telinga gadis itu.

"Masak ya? Aku bakal makan kok.."

Bianka dapat merasa jantung berdetak beribu kali lebih cepat.

•••

"Hyuck jangan liatin gitu napa risih," Bianka nyeletuk sembarj menyuwir ayam, Haechan tertawa kecil.

"Abis kamu keliatan serius banget," ujarnya disela kekehan.

Bianka melanjutkan aktivitasnya saat ponsel Haechan berbunyi.

"Oh noona?" Haechan beranjak dan berjalan kearah balkon dengan perlahan.

Bianka memandang lamat-lamat punggung Haechan, ia lalu tersenyum lembut.

Sepertinya Haechan sudah mulai membuka hati untuk orang lain?

Beberapa menit kemudian bel rumah berbunyi, Haechan buru-buru membuka pintu, namun ia malah disambut oleh bundanya yang barh pulang dari check up dokter.

"Kenapa? Kok mukamu kayak liat hantu?" tanya Bunda, Haechan tergagap, ia lalu menoleh kebelakang dan memandang Bianka meminta pertolongan.

"Ada teman aku bun mau dateng.." Bianka menaruh suwiran ayam diatas piring dan menaruhnya diatas meja.

"Dia naksir Haechan—"

Haechan melotot, membuat Bianka menahan tawa, Bunda mengrernyit, "bunda baru tahu kalau kamu ada teman?"

Nah sekarang Bianka yang gelagapan.

"I..Iya bun, ya masa temen Haechan terus kan bosen ya, yakan Chan?"

Haechan mengerling lalu berjalan kearah pintu hendak menutup saat wajah seseorang muncul dari balik pintu.

"ANJIR KAGET!"

"HAECHANNNNN!" Bunda berteriak dari dapur.

"Ah, Yeeun noona, maaf—"

Bianka dengan cepat menyusul Haechan, lalu ia tersenyum saat Yeeun memasuki apartemen.

"Halo!" Bianka menyalami Yeeun, Yeeun terlihat bingung namun ia iya iya aja.

"Oh ini teman kamu?"

"Ini teman Bianka dan Echan bun, namanya Yeeun.." Haechan akhirnya buka suara.

•••

"

Kamu artis juga?"

Yeeun mengangguk, bunda mengangguk anggukan kepalanya.

"Euh.. Ini saya bawa makanan kesukaan Haechan.." Yeeun mengeluarkan beberapa kotak makanan, sedangkan Bianka hanya dapat menyimak sembari membelakangi karena tengah memanaskan kuah soto.

"Ahhh iya ini memang makanan kesukaan Haechan," Bunda tersenyum, Haechan cuman garuk garuk leher aja.

"Ah, makanannya udah siap ya?" tanya Bunda, Bianka yang tengah bengong tidak menjawab.

"Bi?" panggil Haechan, Bianka akhirnya menoleh, Yeeun memandang Haechan yang memanggil Bianka dengan panggilan seperti itu merasa kurang nyaman.

"Ah, enggak bun, ini untuk nanti sore, siang ini makan dari bawaan Yeeun aja," Bianka tersenyum lalu ia kembali berbalik badan untuk melanjutkan menaruh kuah soto kedalam mangkuk besar.

Ia perlahan tersenyum getir.

Yeeun sangat cantik, Jeno juga sering cerita kalau Yeeun sangat baik, Bianka tidak mau menjadi munafik tapi semua itu benar adanya.

Sepertinya ia akan membiarkan Haechan membuka hatinya untuk orang lain, sedangkan ia perlahan menutup hatinya untuk pria muda tersebut.

Sepertinya ia akan membiarkan Haechan membuka hatinya untuk orang lain, sedangkan ia perlahan menutup hatinya untuk pria muda tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Long Distance • Lee HaechanWhere stories live. Discover now