Ketahuan?

3.8K 500 10
                                    


Haechan memasuki bandara dengan langkah cepat, ia segera check in dan memasuki lounge yang manajernya maksud.

Haechan kemudian menaruh tas kertas yang barusan ia beli di salah satu toko ketika ia dalam perjalanan menuju Singapur.

"Oh wow ada belanjaan," Taeil mengintip tas kertas yang isinya sangat sederhana namun hangat itu.

"Ouiiiiii balik juga ni anak," Jaehyun merangkul Haechan.

"Gimana pacaranya? Enak?"

Haechan mengernyit, "apasih bang,"

Mark tersenyum miring, "gimana lepas kangennya?"

Haechan merasa pipinya memanas.

Sial.

"Biasa aja,"

"Kau jadi trending topic tahu, katanya Haechan menghilang," Taeyong terbahak.

Ya, terkadang kadang fans suka seperti itu.

Haechan tertawa.

"12 jam dan aku dikira menghilang," Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bang, ada semangka, dari ibunya Bianka, ditaruh masih dingin soalnya ditaruh di toples yang kedap pendingin,"

Mark berjingkrak, "ih kalau gini aku aja kali ya jadi mantu ibunya Bianka," ia membuka kotak berisikan semangka yang sudah dipotong.

"Masih dingin!" Mark terlihat senang.

Haechan membuka ponselnya.

🐰
Sudah sampai?
Kata ibu semangka untuk Mark
Aku lupa bilang tadi

🐻
Baru aja sampai
Iya tadi udah aku bilang ke Bang Mark
Besok pulang?

🐰
Iya
Yaudah istirahat
Jangan main
Jangan culik laptop Jisung
Jangan main dikamar Jeno
Bobok.

🐻
Galak amat nyai
Iya iya
Kok kamu tahu aku sering main
Di kamar Jeno?

🐰
Jisung protes
Dan dia akhirnya curhat
Awas kalo ga nurut

"Sialan Jisung," Haechan mengacak rambutnya.

"Ayo semuanya kita sebentar lagi departure."

•••

Haechan memakai kacamata bulatnya dan berjalan disamping Mark.

B

eberapa orang mengikuti mereka, membuat Haechan harus merangsek kedepan.

Haechan mempercepat langkah karena dirinya merasa sudah tidak sanggup diakibatkan dua penerbangan secara berturut.

•••

Haechan mengulat, ia mengerjapkan matanya.

Sudah sebulan semenjak kunjungannya dari Indonesia.

"Bang! Bangun!"

"Haechan bangun!"

Haechan mengernyit saat pintu kamarnya digedor-gedor oleh dua orang tak tahu malu bernama Na Jaemin dan Park Jisung.

"Apasih?" Haechan membuka pintu kamarnya.

Sebenarnya ini kamar Mark dan Haechan namun semenjak Mark graduate kamar ini sering kosobg akibat Haechan yang juga sibuk dengan Sub Unit lain.

Namun akibat diadakannya projek Dreamies jadilah ia kembali ke dorm ini, dan itu menyenangkan baginya.

Kecuali sekarang karena ia benar benar terganggu.

"Liat ini!"

Haechan mengucek matanya untuk mendapatkan pandangan lebih baik.

Ia membelalakan matanya.

Ada fans yang NGEH kalau ia tidak memakai gelang bvlgari miliknya—

"Kau kemanakan gelang itu?" tanya Jaemin.

"Fans berspekulasi kalau kamu membuang gelang itu tau bang!"

Haechan mengernyit, "hidih ya kali 150 dolar dibuang cuma-cuma!"

Jaemin berdiri menunggu jawaban.

"Kukasih Bianka," Haechan mengelus tengkuknya.

Jisung menahan tawanya, Jaemin tiba-tiba tersenyum seperti orang gila.

"Dasar bucin," Jeno muncul tanpa baju atasan dan berjalan ke dapur untuk membuat kopi.

"Bang pake baju, ini buka gym," keluh Jisung.

"Bilang aja iri," Jeno seakan tidak peduli malah melakukan stretch didepan Jisung membuat Jisung ingin memukul abangnya itu dengan bantal ruang tamu.

"Terus gimana?" tanya Jaemin.

"Gimana apanya?" Haechan menutup pintu kamarnya dan berjalan kearah meja pantry untuk membuat teh.

"Ya jelasin gitu,"

"Emang agensi bolehin?"

Jisung terlihat berfikir.

"Iya sih masuk akal juga, "Jaemin duduk disamping Jeno.

"Haha, emang agensi bolehin?" cemooh Renjun dan Chenle bersamaan dan membuat mereka akhirnya saling ber-tos ria.

"Tapi aku bakal coba bicara sama manajer," Haechan menyesap tehnya.

Paginya tiba-tiba menjadi sedikit buruk akibat adanya spekulasi itu.

Long Distance • Lee HaechanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant