[29] Kembali

719 31 1
                                    

Love isn't a reason to be afraid of falling. Instead, let your fear to fall to be the reason why you should fight for your love.
-Darel Miliano Avegas-
○○○

Valerie menekan klakson dua kali hingga gerbang bercat cokelat yang menjulang tinggi itu terbuka, membiarkan mobilnya memasuki pekarangan mansion mewah dengan enam pilar besar yang menghiasi teras depan.

Valerie menekan klakson dua kali hingga gerbang bercat cokelat yang menjulang tinggi itu terbuka, membiarkan mobilnya memasuki pekarangan mansion mewah dengan enam pilar besar yang menghiasi teras depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menghentikan mobilnya tepat di teras depan pintu kaca yang begitu elegan. Dibagian tengah pintu terukir huruf VE besar, yang menginisialkan nama dari pemilik mansion tersebut.

Memandang sejenak keluar jendela mobilnya, Valerie lalu memejamkan mata dan menghembuskan napas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya pada jok. Pikiran dan hatinya saling bergulat. Yang satu memintanya untuk turun dan menghadapi, yang satunya lagi meminta ia untuk pergi dan melupakan. Valerie tak ingin kembali. Ia tak ingin bayangan dari masa lalunya itu kembali muncul dan mengusik pikirannya hingga ia kesulitan untuk tidur.

"Gue harus bisa. Persetan sama masa lalu." Gumamnya.

Dengan mantap, Valerie mematikan mesin mobilnya dan turun dari sana, melangkahkan kakinya hingga ia berada di anak tangga teratas dari empat anak tangga yang sudah ia naiki. Sebelum melangkah masuk, Valerie menarik napas dalam dan menghembuskannya.

Kakinya kembali melangkah. Lima langkah dari anak tangga, pintu itu terbuka secara otomatis membuat Valerie langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam agar tak ada lagi ragu dalam hatinya.

Valerie terus berjalan melewati ruang tamu tanpa mau melihat sekeliling. Ia lalu menaiki anak tangga yang membentuk setengah lingkaran. Semakin jauh, langkahnya terasa semakin berat. Namun Valerie mengacuhkannya. Ia terus berjalan. Jika ia berhenti, ia akan memutar haluannya untuk pergi.

"Saya mau ketemu papa." Ujar Valerie ketika dirinya sudah berada di depan pintu yang dijaga oleh dua orang bodyguard.

Tanpa pertanyaan, keduanya langsung membuka pintu tersebut dan mempersilahkan Valerie untuk masuk.

"Papa?"

Xaphire yang sedang duduk di sofa bed dengan laptop dan beberapa berkas yang ada disekitarnya menoleh menghadap Valerie.

"Ah, kamu. Ternyata mau datang juga." Xaphire kembali mengalihkan perhatiannya pada laptop. "Duduk."

Valerie berjalan menghampiri Xaphire dan mengamati wajah pria itu. "Kata Christ papa sakit?"

Xaphire menaikkan kedua alisnya menatap Valerie. "Papa baik-baik saja. Papa menyuruh Christian bicara seperti itu agar kamu datang kesini. Sudah lama kamu tidak pulang." Ujar Xaphire dengan santainya.

Cassiopeia [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang