[16] Rindu

1K 43 1
                                    

If missing you was a mistake, then let me love my fault.
-Darel Miliano Avegas-
○○○○

Sudah satu minggu lebih berlalu. Hubungan Darel dan Valerie semakin lama kian semakin merenggang. Membuat Darel frustasi karena sikap Valerie yang berubah dingin seperti dulu.

Berkali-kali Darel menanyakan apa yang terjadi, namun Valerie tak pernah menanggapi pertanyaannya. Sekalinya menjawab, Valerie pasti hanya akan menyuruhnya untuk jangan mendekatinya lagi.

Darel bingung. Tak tau harus bagaimana lagi. Darel bertanya pada Kenya, namun Kenya juga tidak mengetahui apa-apa.

Jujur. Ada perasaan yang tak biasa yang Darel rasakan saat Valerie menjauh seperti ini. Jika Darel boleh mendeskripsikannya, perasaan ini seperti perasaan rindu.

Darel rindu mengganggu Valerie. Darel rindu menggoda Valerie. Darel rindu melihat senyum Valerie. Darel rindu perkataan ketus yang keluar dari mulut Valerie. Darel rindu semua tentang Valerie.

Tapi melihat Valerie, cewek itu terlihat biasa saja. Malah terlihat sangat nyaman tanpa dirinya. Membuat Darel berpikir, apa waktu yang pernah mereka lewati bersama tidak pernah ada artinya bagi Valerie? Apa semua yang pernah Darel lakukan untuknya tidak pernah membekas sedikitpun di relung hati Valerie, sehingga cewek itu kini terlihat sangat amat biasa saja, tidak seperti dirinya?

"Woi. Suntuk amat itu muka." Ujar Gerald mengambil posisi duduk di samping Darel.

Darel menghela napas kasar lalu menyesap capucinnonya.

Gerald mengalihkan perhatiannya dari ponsel lalu memandang Darel. Wajah lelaki itu beberapa hari ini terlihat murung.

"Lo kenapa dah, Rel? Berantem sama Hanna?"

Darel menggeleng malas. Matanya beralih ke arah lain. Tepat saat itu, tanpa sengaja ia melihat Valerie yang sibuk berbincang dengan Stevan di meja kantin yang tak jauh darinya.

Belakangan ini, Darel sering sekali melihat Valerie bersama Stevan. Maksudnya, memang Darel tau bahwa Stevan itu sahabat Valerie. Namun, kedekatan mereka tidak terlihat seperti hari-hari biasanya.

Gerald mengikuti arah pandang Darel dan tersenyum miring saat tau apa yang sedang Darel perhatikan.

"Jadi lo ributnya sama Valerie, toh? Pantes galau."

Darel berdecak. "Udah seminggu dia ngejauh dan gue nggak tau kenapa dia gitu."

Gerald tertawa singkat sebelum menggeleng heran. "Rel, Rel. Udah berapa kali gue bilang, sih? Lo itu cuma nyari sakit deketin Valerie."

"Bukan masalah nyari sakit. Namanya suka. Mau diapain lagi?"

Gerald menaikkan kedua alisnya. "Lo itu nggak sadar, ya, Rel?"

Darel mengerutkan kening bingung. "Nggak sadar apaan?"

"Kalo lo itu udah jatuh cinta sama Valerie."

Darel menaikkan satu alisnya sebelum tertawa. Membuat Gerald menghela napasnya. Sembari menunggu Darel selesai tertawa, cowok itu menyamil kacang yang tadi dibelinya.

"Lama amat lu ketawa."

Darel menghentikan tawanya lalu menatap Gerald heran. "Soktau, lo. Gue mana pernah cinta sama dia."

Cassiopeia [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang