[25] Lepas Rindu

1K 41 1
                                    

Smile doesn't mean you're fine. Laugh doesn't mean you're happy. Cry doesn't mean you're weak.
-Darel Miliano Alvarez-
•••

Darel terbangun dengan sakit yang melanda kepalanya. Kepalanya terasa begitu berat sampai matanya terasa sulit untuk dibuka.

"Astaga, Darel! Kamu nggak sekolah?!"

Darel menoleh kearah pintu dimana ibunya berdiri disana. Wanita itu terlihat sudah rapih dengan balutan blouse cream yang dilapisi jas rompi hitam disertai high heels cream juga handbag bermerk ternama.

Darel mengucek matanya dan menguap. "Sekolah, mah." Ujarnya lalu menyandarkan punggungnya ke divan.

Shalom menggeleng dan berjalan mendekat ke arah Darel. Wanita itu mengendus tubuh Darel membuat sang mpu-nya mengerutkan kening heran.

"Kenapa, sih, ma?"

"Kamu clubbing lagi, ya?" Tanya Shalom dengan mata memicing.

Darel bergumam menanggapinya.

Mata Shalom melotot sempurna. Wanita itu langsung menarik telinga Darel sampai lelaki itu memekik sambil memegangi tangan Shalom.

"DASAR BADUNG! MAMA,'KAN UDAH BILANG, JANGAN CLUBBING LAGI!"

"Adududuh! Ampun, ma. Sakit." Ringis Darel.

Shalom melepas jewerannya dari telinga Darel dan mendengus. "Kalo papa tau kamu masih sering clubbing, habis, kamu, Rel."

"Yaelah, ma. Clubbing juga jarang-jarang." Ujar Darel sambil mengusap-usap telinganya yang memerah.

Shalom menepuk lengan Darel dengan sedikit kencang. "Tetep aja kamu masih clubbing. Kamu tuh, mending belajar di rumah. Biar mama nggak dipanggil guru BP terus gara-gara rapot kamu jeblok. Lagian, kalau papa tau kamu masih clubbing, mau, kamu, kalau uang jajanmu dipotong?"

Darel memanyunkan bibirnya. "Ya nggak, lah, Ma. Kalo uang jajan Darel dipotong, mau makan apa Darel nanti. Mau ditaro dimana muka Darel kalo ngutang? Papa juga,'kan yang malu. Masa anak pemilik yayasan ngutang di kantin."

Shalom menghela napas panjang. "Terserah kamu, deh. Udah sana mandi. Terlambat kamu."

Darel kembali menyandarkan punggungnya pada divan dan memejamkan matanya. "Lima menit lagi, ma. Darel masih ngantuk."

Kembali, Darel merasakan tarikan di telinganya. Membuatnya langsung membuka mata dan mengaduh.

"Lima menit lima menit. Kamu itu udah telat setengah jam, Darel!" Ujar Shalom sambil menarik Darel ke kamar mandi dengan tetap menjewer telinga anak itu.

Darel hanya bisa mengaduh pasrah dan mengikuti Shalom.

Begitu tiba di kamar mandi, Shalom langsung melepas jewerannya yang langsung disambar oleh Darel yang mengusap telinganya.

"Cepet mandi! Mama jadi telat gara-gara bangunin kamu."

Darel mendengus pelan. "Suruh siapa ngomel terus." Ujarnya pelan namun masih bisa didengar oleh Shalom.

"Apa kamu bilang?" Ujar Shalom sambil berdecak pinggang.

Darel menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Nggak. Udah, sana, mama keluar. Darel mau mandi. Apa mama mau liat Darel mandi?"

Cassiopeia [Slow Update]Where stories live. Discover now