Mata Rio membulat, dengan senyuman yang sangat mengembang, "Oh gue tau! Yang liriknya itu... Cendol dawet, cendol dawet segerrrr."
"Piro?"
"Lima ngatusan!"
"Gak pake ketan! Tak gintang tak gintang..."
Tesya dan Rio bernyanyi bersaut-sautan hingga tawa keduanya terpecahkan. Wajah Tesya terlihat sangat bahagia. Ia tidak menyangka, jika kepribadian Rio sangat menyenangkan seperti ini.
Tanpa berpikir panjang, pada akhirnya Rio sepakat, untuk pergi bersamanya membeli es cendol.
Mereka berdua menuju taman kota dengan mobil terpisah.
Saat ini, ada empat pasang mata yang sedang memperhatikan mereka. Yup! Bima dan tiga temannya. Mereka berempat sedang memperhatikan Tesya dan Rio dari belakang.
Bukan hanya itu, mereka juga membuntuti Tesya dan Rio hingga sampai di taman kota.
🍃🍃🍃
Dua gelas es cendol sudah berada di hadapan mereka. Dengan sigap Tesya mengaduknya dan langsung meminumnya, "Hmm, seger banget... Manis lagi!"
"Makasih, gue memang manis," ujar Rio seraya tersenyum pede.
"Anjir, pede gila lo! Es nya yg manis, bukan lo. "
"Esnya memang manis. Karena lo, minumnya sambil liat gue! Es cendol gue gak manis tuh?"
Tesya tertawa seraya menyerngitkan dahinya, "Terusss?"
Rio tersenyum ke arahnya, "Cantik... Karena minumnya sambil liat muka lo, wahaha!"
Seketika pipi Tesya memerah, dengan senyuman yang tertahan. Gombalan Rio benar-benar jitu, hingga membuatnya seperti terbang ke awan-awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Hatimu [Sejeong] On Going
Teen FictionTulisan masih acak-acakan. Akan aku revisi setelah tamat. Budayakan vote sebelum atau sesudah membaca ❤ Tesya selalu bertanya-tanya di dalam hatinya, mengenai seorang pria yang benar-benar ia cintai. Ia mencintai keduanya, namun keadaan yang memaks...
[6] Why ??
Mulai dari awal