what am i

2.6K 80 3
                                    

Author POV

Sebuah motor ninja hitam memasuki pekarangan sekolah. Si pengendara berhenti di depan pos penjaga dan memberi satu bungkus nasi uduk pada Pak Udin.

"Makasih ya nak, Arion."

Si pengendara tersenyum membalas ucapan terima kasih Pak Udin.

Arion mengangguk dan memakirkan motornya. Arion memasukkan tangannya ke dalam kantung hoodie hitamnya. Rambut acak-acakan. Baju seragam dikeluarkan. Tatapan datar dan tajam. Membuat semua orang tunduk padanya.

Semua murid di SMA Garuda tahu Arion siapa. Ketua geng Rebels dengan ketampanan yang membuat semua gadis menaruh hati padanya. Hanya saja Arion tidak suka dengan gadis yang terkesan memperlihatkan rasa sukanya.

Rebels, geng yang dikenal hampir seluruh siswa. Kumpulan remaja pemuda yang suka melanggar peraturan. Rebels sudah terbentuk empat tahun yang lalu, tahun ini Arion yang menjabat sebagai ketua Rebels.

Reputasi di luar maupun area sekolah sama-sama buruk. Selalu tawuran. Membuat babak belur setiap orang yang mengganggunya bahkan ada yang masuk rumah sakit karenanya.

Arion memasuki kelasnya yang masih sepi. Tentu saja ini masih pukul 6. Hanya orang yang benar-benar rajin datang sepagi ini. Arion tidak rajin hanya saja ia suka suasana sepi yang ada di sekolah. Se simple itu.

Arion melangkah memasuki kelas 12A yang menjadi kelas menyebalkan sepanjang hidupnya. Ia kesal tidak satu kelas dengan temannya seperti biasa. Bu Diah yang mengatur penempatan kelas Arion agar terpisah dengan teman-temannya. Memang benar kata Gani "Kayaknya Bu Diah punya dendam kesumat deh sama lo." Bagus! Sekarang Arion yang mempunyai dendam dengan Bu Diah.

Arion menidurkan kepalanya dengan jaket sebagai bantalannya. Arion tidak tidur, ia hanya memejamkan matanya sebelum murid kelasnya mengetahui ia ada di kelas ini. Maklum Arion itu terkenal apalagi di kalangan kaum hawa.

Seorang gadis berkuncir kuda memasuki kelas Arion. Harum parfum stroberi dari gadis itu membuat mata Arion terbuka. Arion meresapi harum stroberi yang membuatnya terusik. Ia merasa tenang saat menghirup harum ini dan ada rasa...

Ingin memiliki?

Arion mengangkat kepalanya dan melihat punggung gadis itu yang bergetar dan nafasnya yang tidak teratur terdengar jelas di pendengaran Arion. Kenapa? Ada apa yang terjadi dengan gadis ini? Pertanyaan itu berputar di kepala Arion. Ingin ia mendekati dan mengusap punggung itu agar lebih tenang. Tapi nama gadis itu saja ia tidak tahu siapa.

Arion terus menatap gerak-gerik gadis itu dengan mata elangnya. Entah mengapa ia merasa penasaran dengan gadis itu. Selama bersekolah disini ia belum pernah melihat gadis itu. Arion bernafas lega saat nafas gadis itu sudah terdengar teratur dan punggung itu sudah tak bergetar. Arion tertegun, perasaan apa ini? Kenapa ia merasa khawatir seperti ini.

Arion menaikkan alisnya saat gadis itu mengeluarkan novel dari dalam tasnya. Ah! Tipikal gadis pendiam dan tidak suka diganggu. Arion masih saja terus menatap gadis itu, hingga akhirnya gadis itu membalikkan badannya mungkin ia sudah merasa ditatap terus sejak tadi.

Arion terpaku melihat wajah cantik gadis itu. Hatinya terasa menghangat saat melihat wajah gadis itu. Arion baru pertama kali melihat gadis itu. Kemana saja kau Arion?

Gadis itu yang mulai kesal karena ditatap terus menerus, melayangkan tatapan tajamnya pada Arion. Dan Arion membalas dengan smirk andalannya.

Arion semakin tertarik membawa gadis itu dalam permainannya.

☆☆☆

Aelesha POV

"Lesha! Lesha! Lo enggak papa kan?" Kayla menjerit khawatir saat melihatku yang baru saja sampai kantin dengan wajah pucat.

Aku mengangguk meyakinkan kalau aku baik-baik saja. Kayla mengerutkan alisnya. "Lo pasti habis muntah 'kan? Bilang sini siapa cowok yang deketin lo?!" ucap Kayla sambil melipat lengan seragam berlagak seperri preman yang membuatku terkekeh kecil.

Ya memang aku habis muntah. Itu "cara"-ku itu yang terjadi saat phobia ku kambuh. Sebetulnya aku harus memakai inhaler hanya saja aku lupa membawanya. Padahal itu sangat penting agar tetap menjaga nafasku teratur.

Aku mengangguk menjawa pertanyaan Kayla tadi. Kayla melotot dan mengusap wajahnya kesal. "Lo nggak bawa inhaler?" tanya Kayla.

"Maaf gue lupa." jawabku meringis tidak enak.

"Damn it! Lupa aja terus lama-lama gue dorong ke lapangan juga lo, Sha." ucap Kayla menunjuk lapangan yang dipenuhi para siswa yang sedang bermain bola basket. Aku menatap horor apa yang ditunjuk Kayla. Jelas-jelas aku benci dengan kaum laki-laki.

"Lo tega banget sama gue, Kay."

"Udah-udah nggak usah dibahas. Jadi gimana udah dapet temen baru lo?" Aku menggeleng, memang benar aku belum mendapat teman sama sekali bahkan teman sebangku pun aku tidak kenal namanya siapa.

Kayla menghela nafasnya. "Okay i understand. Oiya! Lo sekelas sama Arion, Lesha! Ya ampun gue jadi lo pasti seneng banget!" ucap Kayla dengan menggebu-gebu.

Aku memutar bola mata melihat tingkah ajaib sahabatku ini. Asal tentang "cogan" alias cowok ganteng saja langsung semangat. Tentang pelajaran saja seperti mayat hidup.

"Gila! Panjang umur baru aja diomongin tuh orang udah muncul aja." ucap Kayla membuat tatapan ku mengarah pada sosok tegas dengan tatapan elangnya yang mengintimidasi.

Arion berjalan dengan santai dan tangan kirinya ia masukkan pada saku jaket. Lalu dengan spontan Arion mengusap rambutnya yang membuat para siswi di kantin ini menjerit.

Dasar tebar pesona! Memang sebaiknya aku jauh-jauh dari cowok itu.

"Gila-gila ganteng banget!" Kayla menarik-narik lengan seragamku yang membuatku kesal. Kebiasaan Kayla melihat yang ganteng sedikit saja langsung heboh padahal dia sendiri sering meng-halu dengan "oppa-oppa" dari negeri gingseng itu.

Aku yang sedang fokus minum es teh tersedak karena Kayla memukul punggungku. "Kay! Kenapa sih gue keselek tau." Kayla hanya menunjuk-nunjuk ke arah depan dan aku baru menyadari kalau Arion sudah berada di depan mejaku.

Aku mendongak menatap Arion dengan penasaran. Anehnya laki-laki itu hanya menatap ku datar dan membuat ku merasa terintimidasi.

Aku melihat sekitar kantin yang sedang menatap ke arahku dengan tatapan bingung. Hei! Aku juga bingung disini. Aku mengeratkan kepalan tanganku yang berkeringat. Aku sangat benci menjadi pusat perhatian dan pelakunya seorang laki-laki.

"Lo Aelesha?"

Aku tersentak. Gimana? Kenapa bisa? Dia tahu namaku darimana? Kita bahkan tidak kenal satu sama lain?Pertanyaan itu terus berputar di pikiranku.

Aku mengangguk. Astaga! Tolong keluarkan aku dari sini.

Tiba-tiba saja Arion memajukan tubuhnya dan menaruh tangannya di meja sebagai tumpuan. Alarm di kepalaku berbunyi bahaya kalau aku harus segera menjauhi laki-laki ini.

Aku langsung berdiri dengan cepat untuk segera pergi dari tempat ini.

Sesuatu menarik lenganku menghentikan aku yang ingin pergi. Dan tarikan itu membuatku langsung berbalik dan bertatapan dengan Arion yang jaraknya hanya sejengkal dariku.

Mama! Tolongin Lesha!

"Aelesha, mulai sekarang lo jadi milik gue."

Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, yang ku tahu semua berubah menjadi gelap.

{☆}

damn! it has been a long time i didn't update.

i know this chapter a little bit suck.

bad boy's game [ON HOLD]Where stories live. Discover now