fallin' all in you

1.9K 56 11
                                    

Aelesha menuruni tangga dengan seragam sekolah sudah terpasang dan tas yang disampirkan di bahunya. Aelesha tersenyum saat mencium bau nasi goreng buatan Gama. Ia selalu suka masakan buatan papanya. Mamanya sudah berangkat duluan tadi pagi karena ada jadwal operasi di rumah sakitnya.

"Selamat makan." Gama menaruh piring berisi penuh nasi goreng di hadapan Aelesha.

Aelesha tersenyum, "Tumben papa bikin nasi goreng?" Tanyanya sambil menyuapkan satu sendok ke dalam mulutnya.


Gama tersenyum,"Itung-itung permintaan maaf Papa karna nggak bisa jemput kamu kemaren."

"Nggak papa, kok. Aku juga dianter pulang sama temen aku." Pikirannya langsung terputar kejadian kemarin malam dimana ia diantar pulang oleh Arion. Apa ia harus bilang kalau ia tidak pulang dengan Kayla dan ia diantar oleh seorang laki-laki.

"Bilang ke Kayla makasih udah nganterin kamu."

Aelesha mengangguk terdiam.

Gama melihat putri semata wayangnya sendu. Selama ini ia selalu menjaga Aelesha dari bahaya manapun. Sejak kejadian itu Gama mulai membatasi pertemanan Aelesha sekalipun itu perempuan sebayanya.

Tetapi, Gama selalu berharap kalau Lesha mempunyai teman seorang laki-laki yang bisa menjaga putrinya seperti Gama menjaganya. Gama sangat berharap.

Keheningan itu berlangsung cukup lama sampai bel rumah memecahkan keheningan tersebut. Gama berjalan menuju pintu dan membukanya. Ia mengernyit bingung. Sedang apa remaja laki-laki berseragam SMA berdiri di hadapannya.

"Ada apa ya?" tanya Gama.

"As... Assalamualaikum," laki-laki itu sedikit ragu saat mengucapkan salam pada pria paruh baya di depannya.

"Waalaikumsalam." ucap Gama membalas.

"Saya teman Lesha, Om." ucap laki-laki itu.

Gama tersenyum sepertinya apa yang baru ia pikirkan akan segera terwujud.

"Oh teman Lesha. Ayo masuk dulu." ucap Gama mempersilahkan laki- laki itu masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Nama kamu siapa? Teman kelas Lesha?"

"Arion, iya Om."

"Leshanya masih sarapan. Kamu tunggu disini nggak papa? atau kamu mau ikut sarapan disini?"

"Makasih Om, saya udah sarapan."

Gama menatap Arion dan tersenyum. "Ya sudah." pria paruh baya itu menepuk lutu Arion dan berjalan balik menuju meja makan.

"Siapa Pa?" Aelesha bertanya penasaran karena Papanya cukup lama berbincang di ruang tamu tadi.

"Itu temen kamu. Arion namanya."

Aelesha mencengkram gelas susunya yang tersisa setengah dan matanya membulat kaget. Ia tidak salah dengar 'kan? Arion? Arion datang ke rumahnya?

"Kamu kenapa nggak pernah bilang punya temen cowok? Papa seneng kalo kamu sudah ada kemajuan dan mau berteman dengan cowok."

Aelesha tidak memikirkan sampai sejauh ini. Ia rasa kemarin Arion hanya sekedar mengantarnya pulang dan tidak lebih. Ia tidak berpikir kalau Arion akan kembali datang ke rumahnya. Sampai mengobrol dengan Papanya. Ia tidak pernah berpikir sampai sejauh ini. Ia hanya tahu kalau ia harus menjauhi kaum laki-laki. Maka, ia akan aman. Namun ia malah terjebak menjadi pacar Arion. Pacar? ia bahkan tidak tahu kalau kemarin itu ia ditembak atau tidak. Dan yang paling penting ini sebuah pemaksaan. Aelesha tidak suka itu.

"Lesha, jangan melamun." tegur Papanya ketika melihat putrinya menatap kosong ke arah gelas susu yang tinggal setengah.

"Ah maaf." Aelesha segera menghabiskan susunya dan menaruh piring yang sudah kosong di bak cuci piring.

"Bekal kamu udah Papa siapkan di dekat kulkas." Aelesha mengambil bekal berwarna ungu dan memasukkannya ke dalam tas.

"Karena ada teman kamu datang, jadi Papa nggak nganterin kamu hari ini."


Aelesha melirik Arion yang kini tengah mengambil kunci motor di saku jaketnya. Aelesha menatap Gama memohon agar tidak menyuruhnya pergi bersama Arion. Tapi Papa tetaplah Papa kalau ia sudah bilang 'iya' tidak bisa diganggu lagi.

"Iya Pa." Papa Aelesha bangkit menhampiri Arion. "Nak Arion, kamu nggak papa 'kan berangkat bareng sama Lesha?"

"Iya Om."

"Bagus. Hati-hati ya."

Arion mengangguk dan menatap Aelesha seolah berkata untuk segera berangkat.

"Aku berangkat sekolah Pa. Assalamualaikum." Lesha menyalami Gama dan begitu juga dengan Arion yang di belakangnya.

Arion memakai helmnya terlebih dahulu dan memberi helm satunya lagi kepada Aelesha.

Arion naik terlebih dahulu ke motornya dan menunjuk bagian belakang motornya bermaksud mengajak Aelesha untuk naik.

Aelesha naik setelah membenarkan sedikit sweaternya, Arion tersenyum kecil melihatnya.

"Siap?"

Aelesha mengangguk.

Saat ingin melajukan motornya, Arion berhenti seperti melupakan sesuatu.

"Pegangan tas gue. Takut jatuh."

Aelesha tetap mengangguk meskipun ia sedikit bingung dengan perkataan Arion. Setelah memastikan Aelesha memegang tasnya dengan erat. Arion melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Papa Lesha yang melihat interaksi putrinya terkekeh, "Coba Mama kamu belum berangkat kerja. Girang kayaknya Mama kamu liat kamu deket sama Arion."

☆☆☆

"Eh itu yang dibonceng Arion siapa?"

"Gila Arion sama siapa woy?!"

"Itu cewek yang ditembak sama Arion terus pingsan bukan sih?"

"Sok banget sih tuh cewek."

"Kok gue nggak pernah liat dia deh? kelas mana sih?"

Mungkin keputusan Papanya salah kali ini. Membiarkan dirinya berangkat bersama Arion dan menjadi topik gosip satu angkatan. Aelesha tidak pernah membayangkan ini. Ia hanya berharap masa sekolahnya sampai lulus berakhir tenang. Tetapi yang terjadi sebaliknya.

Aelesha berjalan dengan cepat memasuki koridor meninggalkan Arion di belakangnya tanpa mengucapkan terima kasih. Aelesha terus menunduk menghiraukan perkataan dari siswi-siswi.

"Lesha!" Arion memanggil gadis itu yang sudah berjalan di koridor.

Aelesha yang merasa dipanggil pun membalikkan badannya. Ia menatap Arion bertanya.

Laki-laki itu mengucapkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh Aelesha. Ia hanya melihat laki-laki itu menggerakkan mulut tanpa suara.

"Hah? libi dih?"

Aelesha bingung dengan yang diucapkan Arion. Ia melihat laki-laki itu hanya menggumamkan kalimat yang tidak ia mengerti.

Libi dih?

{☆}

ada yang sekolahnya diliburin?
aku libur huhu :(

jangan lupa selalu cuci tangan!

stay safe everyone ♡!

bad boy's game [ON HOLD]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt