xxiv

1.6K 296 32
                                    

Perhatiin keterangan waktunya ya

Perhatiin keterangan waktunya ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


17.24

Mingyu duduk di sofa, tepat disamping ibunya.

Ahjadi seperti ini rasanya duduk berbincang-bincang sambil menghabiskan waktu bersama ibu?

"Mama kok bisa tau Mingyu ada disana?"

"Tadi mama ga sengaja lewat disana, trus ngeliat kamu berdiri di pembatas jembatan. Mama panik, mama takut kamu mau loncat. Makanya mama turun nyamperin kamu. Lagian mama emang mau nyariin kamu sih."

Mingyu mangut-mangut. Senang, akhirnya ia dapat merasakan bagaimana rasanya dipedulikan dan dikhawatirkan ibunya sendiri.

"Mama lagi ada masalah ya? Mau-- cerita ke Mingyu ga? Mungkin aja bisa ngurangin beban mama sedikit?"




















-------------------

11.56

Krystal tersenyum lebar, berjalan keluar meninggalkan area parkir. Pakaian formal berwarna coklat, senada dengan tas tangan yang dijinjingnya.

Lagi-lagi Krystal tersenyum, mengingat pernikahannya yang akan dilaksanakan 6 minggu lagi. Apa hari bahagia itu, akhirnya benar-benar tiba?

Tting!

Denting lift terdengar. Perlahan pintunya terbuka. Krystal berjalan lurus kearah salah satu ruangan yang berada dipojok kanan itu.

Kriett—

Perlahan senyuman Krystal memudar, begitu pintu ruangan mulai terbuka. Melihat pemandangan didalamnya.

Didalam ruangan itu ada ayah Minju— dan seorang gadis berpakaian ketat, berpelukan mesra disana.

"Apa-apaan ini?!" Krystal mundur selangkah, menutup mulut dengan kedua tangannya. Berteriak nyaring, kaget dengan apa yang dilihat nya.

--------------------









"Harusnya mama dengerin kata-kata kamu daridulu. Harusnya—" Ucapan Krystal terpotong, wanita itu terus menggigiti bibir bagian bawahnya, menahan isak tangis.

Melihat ibunya seperti itu, Mingyu menepuk-nepuk pelan pundak ibunya. Perlahan Mingyu menyandarkan kepala Krystal dipundaknya.

"Mama kalau mau nangis, nangis aja gapapa. Jangan ditahan. Mama bisa ceritain semuanya ke Mingyu. Mingyu mau kok ngedengerin semua keluh kesah mama. Mungkin aja, Mingyu bisa bantu mama dan buat kesedihan mama hilang kan?" Senyum Mingyu.

Krystal— wanita itu diam-dian terharu dengan apa yang diucapkan Mingyu. Ucapan itu terdengar sangat tulus. Tidak seperti dibuat-buat.

Sebenarnya terbuat dari apa sih hati Mingyu? Mengapa setelah semua kejahatan yang ia lakukan, Mingyu masih tetap menyayanginya seperti ini? Seharusnya Krystal daridulu sadar, dan bersyukur diberikan anak berhati tulus seperti Mingyu.

Krystal tersenyum menatap Mingyu. Mengacak pelan rambut anaknya itu. "Anak mama udah gede ya sekarang. Pinter banget ngomongnya, mama jadi terharu."

Sesungguhnya, Mingyu lah yang lebih terharu karena akhirnya dapat merasakan kasih sayang seorang ibu. Ini semua masih terasa seperti mimpi.























Mingyu tidak peduli lagi, mau seberapa lama pun orang-orang terus mengejek dan melabelinya dengan kata "anak haram". Bagi Mingyu, yang paling terpenting hanyalah tentang ibunya. Mingyu benar-benar sangat bersyukur karena dapat diberikan kesempatan untuk merasakan kasih sayang dari seorang ibu.

Mingyu berlari-lari kecil menuju gerbang sekolah. Tersenyum lebar begitu melihat seseorang yang sangat dikenalinya. Itu Krystal— ibunya.

Krystal berdiri didepan gerbang. Tersenyum sembari melambaikan tangannya kearah Mingyu. Seperti memberitahu bahwa ia sudah menunggu Mingyu daritadi.

Mungkin ini terdengar norak. Tapi Mingyu benar-benar senang, hanya karena dijemput seusai pulang sekolah seperti ini. Karena untuk pertama kalinya Mingyu ditunggui seperti ini. Seperti anak tk yang ditunggui ibunya digerbang sekolah, seusai pulang sekolah.

"Mama ga ke kantor?" Tanya Mingyu.

"Engga. Khusus buat kamu, mama sengaja minta cuti sehari. Mama pingin ngajak kamu jalan nih, ngabisin waktu berdua." Krystal tersenyum. "Eh kok jadi kaya ngedate ya, hahaha."

Mingyu ikut tertawa riang. "Mama bisa aja. Emangnya kita mau kemana, ma?"

"Nah kalo yang itu mama juga gatau. Mendingan kita jalan dulu aja deh." Jawab Krystal, mengulurkan tangan ke Mingyu.

Lagi-lagi Mingyu tersenyum. Membalas uluran tangan ibunya, menggenggam erat. Dan berjalan beriringan disertai canda tawa disepanjang perjalanan.



















Jadi, apa akhirnya hari bahagia itu sungguh telah tiba?

Apa semua permintaan Mingyu benar-benar terkabul?







































Tapi sepertinya tidak. Tuhan sepertinya hanya ingin menitipkan kebahagiaan itu sebentar saja.

Karena tidak semua luka dan rasa sakit akan terbalas dengan akhir yang bahagia.

✔️ Mère | Kim Mingyu Where stories live. Discover now