Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Mingyu ranking satu lagi, ma. Mama pasti bangga kan?" Ucap Mingyu riang sembari menyodorkan buku raport ke ibunya.
"Tapi-- kok mama tadi ga dateng, buat ambil raport Mingyu?" Lanjutnya.
Krystal-- ibu Mingyu, menghela napas kasar. Membuang buku raport Mingyu ke lantai, "Harus banget saya repot-repot datang ke sekolah kamu? Kamu kalo dibaikin, kadang suka ngelunjak ya."
Krystal berdiri dari kursi, menuju kamarnya. Dan menutup-- ah, bahkan lebih pantas disebut membanting-- keras pintu kamarnya.
Mingyu termangu ditempat. Apa salah, jika ia juga menginginkan hal itu?
Mingyu juga mau ibunya datang ke sekolah, mengambil raportnya. Seperti teman-teman Mingyu yang lainnya.
Mingyu juga ingin melihat ibunya bangga, atas apa yang sudah dilakukan Mingyu. Iya, satu-satunya tujuan Mingyu giat belajar, hanya untuk ibunya. Agar ibu bangga memiliki anak pintar seperti Mingyu.
Setidaknya, agar ibu tidak menyesal telah membiarkan Mingyu tetap hidup. Tidak menyesal, karna sudah melahirkan Mingyu ke dunia ini.
Apa permintaannya salah? Apa Tuhan benar-benar membenci Mingyu, sehingga tidak pernah mengabulkan doa Mingyu sedikitpun?
