viii

1.7K 306 63
                                    

Minju nekat pulang kerumah dengan keadaan masih babak belur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minju nekat pulang kerumah dengan keadaan masih babak belur.

Bahkan tadi, sebelum waktu istirahat habis. Begitu keluar dari ruang teater, gadis itu pergi kekelas mengambil tasnya, lalu langsung pulang kerumah begitu saja. Melewatkan jam-jam pelajaran yang lain.

Jangan tanya kenapa Minju tidak melaporkan semua ini ke guru. Atau memberi tau teman kelasnya.

Guru-guru itu terlalu menutup mata untuk peduli dengan masalah murid-muridnya.

Sedangkan teman sekelasnya? Haha. Untuk apa berharap pada mereka? Minju juga tidak tau apa yang membuat mereka semua ikut memusuhi dan memandang aneh kearahnya, semenjak masalahnya dengan Mingyu terjadi.

Meskipun gadis itu tau, Mingyu tidak akan pernah meminta mereka untuk melakukan semua itu. Tapi tetap saja, ia sangat membenci pemuda itu. Karna baginya, manusia seperti Mingyu tidak berhak untuk mendapat kasih sayang dari siapapun. Pemuda itu juga harus merasakan, apa yang Minju rasa.

Tapi mengapa semua orang malah kompak untuk menyayanginya? Ini sangat tidak adil. Itu alasan mengapa Minju sangat membenci Mingyu













Tapi satu-satunya yang Minju pikirkan sekarang hanyalah, bagaimana reaksi ibunya nanti begitu melihat Minju pulang lebih awal dengan keadaan seperti ini.

Pikiran itu lenyap begitu melihat Jinwoo--adik Minju, yang berlarian panik begitu melihat Minju pulang. "Mbak! Mbak Minju! Mama, mbak! Mama!"

Minju ikutan panik. "Mama kenapa, dek?"

Jinwoo terdiam sebentar, mengamati wajah Minju. "Muka mbak kenapa? Kok bisa bonyok gini?"

"Itu ga penting. Yang penting sekarang, mama kenapa?!" Minju mengeratkan tangannya di pundak Jinwoo.

"Penyakit mama kayaknya kambuh, mbak. Daritadi mama kayak kesakitan. Jinwoo takut mama kenapa-napa mbak." Jelas Jinwoo.

"Yaudah. Kamu telpon ambulan sama telpon papa dulu ya, dek. Mbak mau nyamperin mama dulu."

Minju segera berlari kearah kamar ibunya, disusul Jinwoo dibelakang.

"Ma, mama kenapa? Mama masih bisa denger Minju ga?"

Gadis itu sangat panik begitu melihat ibunya terus berteriak kesakitan dan mulai hilang kesadaran.

"Mama tenang dulu, ya? Jinwoo lagi telpon ambulan." Ujar Minju.



"Mbak. Petugasnya bilang, ambulannya datang lebih dari setengah jam lagi. Soalnya lagi ada kesalahan teknis dari rumah sakitnya." Jelas Jinwoo panik.

"Kalo papa?"

Jinwoo menelan ludah, "Papa ga angkat telponnya, mbak."

Minju menghela napas.

"Kelamaan kalo kita nunggu ambulannya. Kayaknya mama ga kuat lagi dek. Ayo bantu naikin mama ke punggung mbak." Ujar Minju.

"Mbak mau gendong mama?"

Minju mengangguk. "Iya. Nanti didepan kita cari taksi buat kerumah sakit."

Awalnya Jinwoo ragu. Tapi akhirnya remaja itu mulai membantu kakaknya perlahan. "Pelan-pelan mbak."
















Minju mendengus sebal dalam hati. Sesibuk apa sih ayahnya, sampai tidak bisa menjawab telpon dari Jinwoo?

Minju benci ayahnya.

Lihat, saat keadaan darurat seperti ini. Apa yang dilakukan ayahnya? Bagaimana kalau sampai ibu Minju tidak selamat?

Tidak. Itu tidak boleh terjadi sekarang.

Gadis itu tau pasti, ayahnya tidak pernah sesibuk itu. Karena Minju sangat tau apa yang sedang dilakukan ayahnya saat ini.

Disaat ibu Minju sekarat seperti ini, Minju sangat yakin. Pasti sekarang yang ayahnya lakukan hanyalah bersenang-senang dengan wanita jalang itu.

Melupakan keluarganya demi wanita jalang itu. Itu alasan mengapa Minju sangat membenci ayahnya, begitu juga dengan wanita jalang itu. Wanita yang sudah menghancurkan keluarganya.

Minju janji. Suatu saat ia pasti akan membalas semua perlakuan wanita itu.





















Haenamiiiii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haenamiiiii

✔️ Mère | Kim Mingyu Where stories live. Discover now