0. Let us part ways

8.9K 585 103
                                    

"We used to be each other's world."

###

"Ya kamu pikir aja, aku kan udah bilang mau mulai tur dari dua bulan yang lalu, Va."

"Iya tapi aku juga gak bisa setiap hari jagain Kiya, Nya. Aku dokter, bukan pengangguran."

"Sama! Aku juga punya pekerjaan, bukan pengangguran. Posisi kita disini sama, Prava."

"Tetep aja kamu kan ibunya Kiya."

"Kamu juga ayahnya Kiya!"

"Terus gimana? Harus kita debat setiap malem? It's been months, Anya."

Perempuan itu mengangguk. "Harus. Biar kamu tuh gak sibuk ngurusin anak orang lain aja. Tapi anak sendiri gak diurusin!"

"Kamu juga. Ngapain sih ngeluarin lagu terus-terusan dan promo? Kasian Kiya harus terus dititipin di rumah Mama," jengah Prava sambil menghela napas.

"Jadi karena aku kerja, aku salah gitu?"

"Iya, lah. Kamu pikir aja. Obrolan kita ini gak ada abis-abisnya. Setiap malem selalu muter-muter disini aja."

"Terus kamu mau gimana? Nyesel aku nikah sama kamu, Va."

"Lah? Emangnya kamu aja yang nyesel?"

"Yaudah, kita cerai aja!"

"Okay, fine! Aku gak masalah. Tapi hak asuh Kiya sama aku."

"Enak aja! Yang lahirin Kiya itu aku ya. Kamu tuh gak berkorban banyak buat Kiya. Pokoknya Kiya sama aku!"

"Kan kamu sendiri yang tadi bilang kamu mau kerja? Kamu mau tur dan apapun itu yang gak penting."

"Kamu juga sama aja! Kamu kan bilang kamu itu dokter apa lah. Seenggaknya Kiya bisa ikut aku tur, tapi Kiya gak bisa ikut kamu ke rumah sakit."

"Tapi aku dokter anak, Nya! Aku ngerti gimana harus nanganin Kiya."

"Terus kamu berdoa supaya Kiya sakit gitu?"

"Ya nggak lah! Kamu jangan muter ucapan aku terus."

"Kamu yang bikin semuanya pusing!"

"Bisa gak kita gak berantem?"

"Gak bisa! Makanya kita harus cerai!"

"Oke! Besok kita urus perceraian kita. Tapi malem ini kita jemput Kiya dari rumah Mama. Kasian dia."

"Bohong. Pasti besok kamu jadi sok-sokan pengertian lagi, terus malemnya kamu balik jadi orang nyebelin lagi kayak gini. Aku tuh capek banget hidup sama kamu!"

"YA KAMU PIKIR AKU GAK CAPEK?"

"GAK USAH TERIAK YA!"

Tin!

Tin!

"Kamu bisa nyetir yang bener gak sih? Bus di belakang tuh ngeklaksonin mobil ini terus."

"Kamu gak liat apa dari tadi aku nyetir dengan benar?"

"Nggak! Males banget liatin kamu."

Tin!

Tin!

Tin!

"Tuhkan, kenapa sih?" kesal perempuan itu sambil melihat ke belakang.

"Kamu pelan-pelan aja coba, biar busnya bisa nyalip," lanjutnya berkomentar.

"Gak usah ngatur, Nya."

"Dia tuh ngeklakson buat apa lagi sih selain supaya mobil ini minggir? Dia pasti mau nyalip! Aku bukan ngatur ya, aku ngasih tahu. Jangan batu deh."

IdyllicWhere stories live. Discover now