20. Heart-warming week

2.1K 294 51
                                    

###

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

###

Sekarang.

Kanya duduk di salah satu bangku kayu yang diletakkan di dekat hamparan rumput di depannya.

Perempuan itu tersenyum kecil sambil menikmati angin yang hari ini cukup sejuk. Walaupun hari hampir siang, matahari seperti enggan muncul terlalu terik hari ini.

Sesekali pandangan Kanya mengedar. Ia menatap satu persatu bangunan di sekitarnya cukup lama. Ada yang berubah, tapi ada juga yang tetap sama.

"Nggak sibuk, Nya?"

Kanya langsung menoleh ketika suara yang amat familiar di telinganya terdengar. Ia tersenyum lebar sambil membantu wanita paruh baya yang masih berdiri membawa dua cangkir di tangannya.

"Bu Indri!" pekik Kanya. "Repot banget ih pake bawain minum segala."

Bu Indri tersenyum hangat akibat respons heboh dari Kanya. Bagi wanita paruh baya itu, ia menikmati bagaimana semesta mengatur jalan hidup Kanya sampai-sampai anak asuhnya itu kini punya senyum sehangat mentari.

"Nggak repot kok, Nya. Kapan lagi kan Ibu didatengin artis?"

"Ih Ibu!" rajuk Kanya. "Kangen tahu Anya tuh sama Ibu."

Bu Indri mengelus pipi Kanya penuh sayang. "Tahu banget Ibu."

Walaupun Kanya kini berumur 30an, bagi Bu Indri ia tetap terlihat seperti anak kecil yang harus dijaga dan disayang sepenuh hati seperti dulu.

"Ada urusan apa ke sini, Nya?"

"Kangen aja pengen ke sini, Bu. Kalau dipikir-pikir, rumah Anya kan di sini."

Bu Indri tersenyum. "Ibu juga kangen. Anya soalnya spesial buat Ibu, si paling cantik."

"Ih Ibu bisa aja!" respons Kanya senang. "Tapi masih rame ya, Bu. Anya seneng deh lihat banyak anak-anak yang disayang Bu Indri juga."

"Ya masih rame, Nya. Kayak apa yang Ibu bilang, cara manusia hidup di dunia itu beragam. Ada yang hidup sama keluarga sedarah, ada yang menemukan keluarga baru yang lebih hangat, ada yang gak mau punya anak tapi malah punya, dan sebaliknya."

"Anak-anak di sini juga punya cara hidup mereka masing-masing, termasuk Anya," ucap Bu Indri sambil tersenyum kecil.

Kanya ikut tersenyum mendengar ucapan Bu Indri. "Makasih ya, Bu. Karena selalu jagain Anya."

"Bukan cuma jagain Anya secara fisik, tapi Ibu juga jagain hati dan jiwa Anya sampai hari ini," lirih Kanya pelan.

"Hati dan jiwa kamu itu yang jagain kamu sendiri, Nya. Ibu mungkin bantu, tapi selain itu, semuanya berkat kamu sendiri."

Kanya tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Bu Indri yang kini terlihat keriput. Perempuan itu sadar, bertambah dewasa dirinya berarti bertambah tua juga Bu Indri.

IdyllicWhere stories live. Discover now