7. You'll always be my best friend

1.7K 316 44
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


###

Lima tahun sebelumnya.

"Selamat jadi dokter spesialis ya jelek!" pekik Kanya dengan senyum merekah dan juga buket bunga yang ia goyang-goyangkan di tangannya.

Prava yang sedari tadi menunggu kedatangan Kanya langsung tersenyum lebar dan merentangkan tangannya. "Sini lo!"

Kanya langsung beringsut masuk ke dalam pelukan Prava dan menepuk-nepuk punggung laki-laki itu sebagai tanda dukungannya. "Nggak sia-sia ambis kuliah ya lancar banget gila lo! Gue gak akan aneh kalau besok lo tiba-tiba udah sibuk di rumah sakit."

Prava menyengir lebar membenarkan ucapan Kanya. "Tahu aja lo!"

"Iya lah. Kalau lo gak sukses justru aneh, Va. Dari dulu kan lo pinter, terus Om Rudy juga dokter, kayak udah ada sejarahnya gitu. Kalau gue yang jadi dokter kan aneh ya? Tiba-tiba? Padahal pas SMA tiap ulangan Biologi kalau gak remedial ya modal nyontek dari lo."

"Terus makanya sekarang jadi artis gitu?" ledek Prava.

Kanya mengangguk bangga. "Iya dong, kan kata lo juga suara gue bagus."

"Iya emang sih," jujur Prava. "Tapi nih gue mau gosong dipanggang matahari gara-gara nungguin sahabat gue yang artis ini lama banget datangnya."

Kanya menyentuh wajah Prava dengan wajah berkerut bingung. "Gosong dari mana? Ini muka masih sama persis kayak warna susu basi."

"Sialan!" sebal Prava sambil menahan tawa. "Terus lo sekarang ke mana, Nya? Ikut lunch bareng yuk?"

"Hmm boleh deh. Gue perlu ke perusahaan nanti malem sih."

"Ngapain?"

"Ketemu produser buat album baru," jawab Kanya bangga.

"Nanti kasih gue spoiler ya?"

"Sekarang mau dengerin lagu gue secara ilegal nih?"

Prava mendengus. "Ya nggak! Kasih tahu gue gitu, Nya. Progresnya udah sampai mana, terus lo kesulitan di mana."

"Biar apa?"

"Biar gue bawelin manajer lo supaya lo gak diforsir."

"Ih, bawel kayak ibu-ibu."

"Biarin. Dari pada lo batu. Nanti ujung-ujungnya diinfus lagi."

"Resiko kerjaan dong Pak Dokter!"

"Bodo amat! Lo tuh, Nya. Orang Indonesia tuh bisa move on dan dapet penyanyi favorit baru kalau lo kenapa-kenapa, kalau gue gak bisa."

"...."

"Lo harus sehat-sehat biar kita bisa sahabatan sampai kulit kita keriput-keriput."

"Gak ah, gue sih nanti mau botox ya biar gak keriput," canda Kanya. Dalam hati mencoba menghilangkan rasa tercubit mendengar label sahabat yang akan terus melekat padanya.

IdyllicWhere stories live. Discover now