11. She's coming

1.9K 324 44
                                    

###

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

###

Lima tahun yang lalu.

Prava memasuki sebuah rumah cukup mewah yang familiar untuknya. Ia tersenyum ketika mencium wangi bayi yang mendominasi ruangan yang saat itu cukup sepi. Tanpa menunggu si pemilik rumah, laki-laki itu langsung melangkah menuju powder room terdekat dan mencuci tangannya.

"Mbak? Ada siapa? Kok ada suara yang cuci tangan ya?"

Prava yang masih mencuci tangan cuma bisa menahan kekehan. Terdengar samar-samar suara dua orang perempuan yang mengobrol sama-sama kebingungan juga ketakutan.

"Ini gue, Kak," sebal Prava. Masalahnya, kedua perempuan itu mencurigai kehadirannya dan berencana akan membawa tongkat golf untuk dilayangkan pada siapapun yang seenaknya masuk ke dalam rumah.

"Astaga! Prava!" pekik Bunga sepelan mungkin.

"Jadi digebuk gak nih?"

Bunga memukul pelan lengan Prava karena sebal. "Lo kok tiba-tiba ke sini sih? Bukannya masih di Hawaii ya?"

"Kita udah pulang dari Hawaii kemarin, Kak. Asalnya mau ke sini sama Anya, tapi dia tiba-tiba ditelepon disuruh ke perusahaannya. Jadi gue sendiri aja."

"Wah, mau pada ngapain emang?"

Prava memutar bola matanya malas. "Pertama ya karena mau ngasih oleh-oleh plus titipan lo, yang kedua ya mau lihat baby Matteo dong."

Bunga langsung tersenyum sumringah mendengar nama anak laki-lakinya yang baru lahir beberapa hari yang lalu.

Berhubung saat ia melahirkan Prava dan Kanya sudah keburu terbang ke Hawaii untuk berbulan madu, jadi adiknya itu baru sempat berkunjung hari ini.

"Yuk, sini lihat Matteo. Lagi bobo dia, jangan berisik ya!"

"Kapan sih gue berisik?"

Bunga dalam hati menjawab gak tahu. Perempuan itu setuju kalau adik laki-lakinya memang jarang berisik dan mengganggu ketenangan orang lain.

"Lah ini sih Danadyaksa banget," celetuk Prava sambil menatap gemas Matteo yang tertidur lelap.

"Iya, ya? Gue beneran gak disisain dong. Berasa nebeng doang di perut gue ini anak."

Prava terkekeh pelan. "Beneran persis Mas Abi."

"Ya nggak apa-apa sih, Abi kan ganteng," gumam Bunga santai.

"Dasar budak cinta," canda Prava.

"Biarin dong, suami gue ini. Emangnya lo sama Kanya gak suka gitu apa?"

Prava kembali terkekeh dan menggeleng. "Nggak lah. Gue sama Anya ya gitu aja, kayak biasanya."

"Sumpah?" pekik Bunga pelan. "Kok bisa sih?" lanjut perempuan itu sambil menyeret Prava keluar dari kamar, takut anaknya merasa terganggu karena suara berisiknya.

IdyllicWhere stories live. Discover now