8. Satu Kelas Masuk BK

504 44 2
                                    

Hiruk pikuk kota Jakarta pagi ini sangat padat, bahkan melebihi dari hari hari biasanya. Wajar karena hari ini adalah hari Senin, dimana semua murid harus kembali ke sekolah untuk memulai belajarnya.

Kebanyakan dari seluruh murid di Indonesia mengatakan bahwa hari Senin adalah hari keramat. Pertama, mereka harus datang lebih awal. Kedua, hari Senin adalah hari dilaksanakannya upacara bendera. Ketiga, mereka harus belajar kembali seperti biasanya.

Iam juga gitu ko:)

Kali ini, semua murid kelas 7A1 sedang berdiam diri di kelas. Dengan pintu yang tertutup rapat serta gorden nya yang tertutup hingga tidak ada celah lagi untuk orang dari luar sana melihat apa yang ada didalam.

Ko bisa?!

Hari ini hari Senin. Seperti biasa, rutinitas SMA Cendekia 9 melaksanakan upacara bendera setiap minggunya, tepatnya pada hari Senin, hari ini.

Kebanyakan, murid murid di SMA Cendekia 9 sangat tidak suka dengan rutinitas pagi ini. Pertama, mereka harus upacara ditambah harus berdiri tegap dengan keringat yang bercucuran. Capek. Pegel. Nah apalagi?

Bel sudah berbunyi, menandakan kepada semua siswa maupun siswi SMA Cendekia 9 untuk menuju ke lapangan yang bertujuan untuk melaksanakan upacara bendera.

Suara riuh dari berbagai kelas mulai terdengar. Dari langkah derap kaki menuju lapangan, suara riuhan murid perempuan yang tengah asyik berbicara seraya berjalan menuju lapangan, ditambah lagi suara riuhan yang mempermasalahkan tentang atribut.

Semua keriuhan dari berbagai kelas tidak berefek sama sekali untuk menarik perhatian kelas 7A1 untuk keluar kelas menuju lapangan. Sama sekali tidak. Pokonya bodo amat lah ya. Mereka hanya diam di tempat yang sangat menyenangkan. Kelas adalah rumah.

"Kita nggak keluar aja gitu?" tanya Najwa. Sedari tadi ia masih bingung, diantara ingin keluar kelas untuk mengikuti upacara bendera, atau mengikuti teman teman sekelasnya untuk berdiam diri dikelas.

Kompak sekali.

Memang benar seperti Perfect Classmates.

"Udah nggak usah. Disini aja, yang penting jangan terlalu berisik. Ngobrol boleh tapi teriak yaa jangan lah. Sewajarnya aja," jelas Gaizka.

"Oh oke sip," sahut Najwa lagi.

Mereka kembali melanjutkan obrolan yang tadi sempat tertunda. Banyak yang mengobrol tapi tidak terlalu berisik. Tidak seperti biasanya, kelas 7A1 identik berisik alias kacau balau berantakan berkeping keping. Ea.

Lima menit sudah berlalu. Dimana suara keriuhan dari luar sana sudah mulai menghilang. Mungkin, semua sudah berada di lapangan.

Dan kelas 7A1? Sama sekali tidak bergerak. Mau ketua kelas dan wakil ketua kelas sekalipun, mereka malah tengah asyik mengobrol dengan teman temannya. Pintu dan juga gorden masih tertutup rapat rapat.

"Eh udah Ayuk, nanti diomelin lagi begimane?" ajak Najwa lagi sudah mulai ketakutan. Raut wajahnya sudah mulai berubah. Takut.

"Udah santai aja Wa. Emangnya Lo mau gitu panas panasan, pengap, dan berdiri terus selama kurang lebih satu jam. Emangnya Lo mau?" ujar Sandria.

"Yaa, gue nggak mau juga sih kayak begitu. Ya, tapi mau bagaimana lagi. Mau nggak mau kita harus ngikutin tuh upacara. Mau nggak mau. Ya, walaupun terpaksa. Gue juga sama kayak Lo, pasti mager banget buat semua apalagi soal diri lama gitu." kata Najwa berusaha untuk mengucapkan yang sebenarnya.

"Tapi sih ya, ada benarnya juga," Sava menimpali.

"Benar apanya?" tanya Ade.

"Bener lah. Ya, mau nggak mau kita harus ngikutin upacara benderanya." jelas Sava.

Perfect Classmates ✔Where stories live. Discover now