5. Kelas Sebelah Lebih Unggul?

634 55 3
                                    

Pagi ini, seperti biasa. Kelas 7A1 sedang berkumpul sambil mencatat dengan serius nya. Wajarlah mereka lagi nyalin PR. Buku berterbangan, tip-x dioper sana sini. Bangku jadi nggak beraturan. Satu buku untuk semua.

"Dan dan, buku gue lemparin!" Seru Robbi kepada Zidan.

"Entar!" Jawabannya yang masih menyalin PR.

"Yaelah tolongin napa sih!" Kata Robbi yang tak kunjung dibalas oleh Zidan. "Eh Va! Tolong ambilin buku gue dong. Yaampoen dikit lagi bel masuk nih!" Pinta Robbi kepada Sava. Tapi, malah nggak dijawab. Kasian ya?

"Ah pada jahat kau semua!" Kesal Robbi yang diabaikan oleh yang lainnya.

"Eh eh Tip-x dong bagi! La La bagi Tip-x," pinta Zahwa kepada Lala.

"Itu sama Najwa, ambil aja,"

"Eh gece! Bel masuk lima menit lagi!" Kata Ade memperingati yang lain agar sesegera mungkin menyelesaikan tugas pr-nya.

"EH YAAMPON DARI TADI GUE NULIS DISENGGOL MULU! ZIDAN GESER," Teriak Robbi kesal karena Zidan yang terus menerus menyenggolnya tanpa disengaja.

"Dih! Gue nggak tau,"

"Alifah liat napa dah," seru Sandria kepada Alifah.

"Bentar dikit lagi," kata Alifah yang masih fokus menyalin PR kebukunya.

"Yaudah sini aja lagi, ntar lanjutin yaelah. Alifah! Yaampon pelit banget yampoenn," seru Sandria heboh.

"Pada pelit emang," kata Robbi mendukung, karena sebenarnya kalau saja Robbi tidak mengambil paksa buku Surya yang jawabannya telah diisi lengkap, ia tidak akan bisa mendapatkan contekannya itu. Kejam ya ? Tapi ini demi kesolidan bukan?.ha

Semua sibuk menyakin dengan gerakan tangan yang cepat. Diwaktu waktu seperti ini memang harus bergerak cepat, kalau tidak yaa udah lah. Nggak bakal keburu nantinya.

Teet..teett...teeettt

"WAH MAMPOS UDAH BEL YAAMPON," Seru Robbi karena ia belum selesai menyalin semua jawaban Surya untuk disalin kebukunya.

"Yah, eh no 15 apaan jawabannya?" Tanya Sandria.

"Udah entar aja," jawab Alifah.

"Yaelah tanggung satu nomor lagi!"

"Nih liat," jawab Alifah sambil menyodorkan bukunya ke arah Sandria. Sandria meneliti jawaban yang tertera dibuku Alifah itu. Setelah paham, ia segera mencatatnya.

Semua pun segera duduk ketempatnya masing masing. Kok bisa langsung pada duduk? Biasanya kan pada keluar keluar dulu?. Untuk kali ini berbeda. Karena yang masuk kali ini untuk mengisi jam pelajaran pertama adalah guru yang bisa dibilang Galak? Ya iya, Killer? Ya bisa dibilang begitu.

Tidak lama setelah itu, guru walas kami datang, Bu Wati. Dengan raut wajah yang bisa dibilang mengerikan, tapi bu Wati itu orangnya asik loh gaes. Dan juga pastinya kita harus was was.

Bu Wati duduk dibangku guru setelah memberi salam. Hening. Itulah keadaan kelas 7A1 sekarang. Tidak ada yang berani angkat bicara ataupun sekedar mengeluarkan suarapun.

"Ada masalah?" Tanya bu Wati spontan. Membuat semua seisi kelas saling berpandang pandangan sekilas.

Gimana ini?

"Kemarin, saya dengar dari Kepala sekolah, kalian buat ulah?" Tanya Bu Wati lagi. "Hm?"

Detik ini juga, tidak ada satupun yang menjawab. Baik Surya selaku Ketua kelas, Mardiyah selaku wakil ketua kelas, atau bahkan semuanya. Seolah mendadak bisu. Tidak ada yang berani menjawab dan menatap mata burung hantu mengerikan itu.

Perfect Classmates ✔Where stories live. Discover now