7. Insiden Buah Mangga

542 47 2
                                    

Kali ini, semua murid kelas 7A1 Masih berada di rumahnya seorang Ade Nur Alifah. Seusai makan, mereka memutuskan untuk berlatih yang hanya sekedar berlatih saja. Maksudnya, masih belum terlalu serius dan hanya memikirkan susunannya.

Semuanya bergegas untuk menuju ke halaman belakang yang dipenuhi pohon pohon rimbun. Yang menyebabkan Suasana menjadi sejuk dan juga adem.

Kini semuanya sudah berada ditempat yang mereka tuju. Kecuali Ade dan juga Najwa, mereka berdua masih membereskan sisa sisa makanan dan membersihkan nya.

"Eh eh, nanti Zikri jalannya begini aja!" Ucap Sandria seraya berjalan ala ala fashion show dengan tangan yang berada di pinggang.

"Jangan begitu, gini aja," sahut Sava seraya berjalan ala ala fashion show dengan kedua tangannya yang disatukan diatas kepala.

"Hahahaha, apaansih nggak lucu bego," sahut Gaizka. Nggak lucu tapi kok ketawa?.

"Yee terserah gue dong, kan gue CAKEP," ucapnya dengan menekankan kata Cakep itu.

Baik Sandria maupun Sava, Masih memperagakan gaya gaya yang mungkin sangat nggak jelas jika dijadikan sebagai gaya untuk fashion show. Semua ketawa, Zikri yang melihat itu hanya diam dengan seulas senyum tipisnya.

"Eh udah udah. Entar Zikri nya nangis," ucap Zidan bercanda.

"Hahahh Bercanda ya," seru Sava kepada Zikri.

"Santai aja," ucap Zikri mantap.

Semua masih memperagakan gaya gaya yang mungkin sangat nggak jelas jika dijadikan sebagai fashion show.

Baik Sandria maupun Sava, bahkan yang lainnya mulai ikut ikutan untuk menciptakan gaya yang nggak ada jelas jelasnya.

Tapi, tidak semua.

"Woy woy! Mau mangga Nggak?" Tanya Robbi teriak yang sudah berada diatas pohon mangga itu. Suaranya yang kencang membuat semua refleks menatapnya.

Tanpa menunggu lagi, Gaizka langsung berlari menuju pohon mangga yang sudah ada Robbi disana, serta Surya yang berada dibawah. Sandria, Sava maupun yang lain pun juga melakukan hal yang sama. Seketika semua langsung menyerbu demi mendapatkan mangga manis itu.

“Bi Bi, lempar satu!” teriak Sava dari bawah, membuat Robbi mau tak mau melemparkan buah mangga tersebut.

Tidak hanya Sava yang berteriak. Sandria, Karin, Sabrina, Zahwa, Zidan dan bahkan semuanya. Seolah-olah ini adalah rezeki nomplok yang harus didapatkan.

Teriakannya yang menyeruak membuat seseorang mau tak mau melihat apa yang terjadi oleh mereka. Masih dengan keadaan yang berisik. Dan masih berteriak. Dan Robbi juga masih berusaha menggapai mangga yang susah digapai olehnya.

Dan kalian tahu siapa yang melihat mereka?

Iyap, seperti yang kalian pikirkan.

Papanya Ade!

Papa Ade yang sedang bersantai seraya membaca majalah, awalnya sangat heran kenapa ramai sekali dibelakang sana. Sudah menjadi kebiasaan manusia, penasaran ya tetap penasaran.

Tetapi, beliau seketika terkejut karena mereka yang tengah berebut untuk mengambil buah mangga manis itu. Memang baru berbuah, baru saja.

Semua mengehentikan aktivitas tersebut. Semuanya yang tadinya berteriak teriak berhenti seketika, bahkan Robbi, dengan segera mungkin turun dari pohon dengan kepala menunduk.

“Maaf Papa Ade,” ucap Robbi dengan gugup. Ia harus mempertanggungjawabkan semuanya kalau sudah ke gep seperti ini.

“Tidak apa apa, ambil aja. Makan bareng-bareng,” ucap beliau tersenyum.

Perfect Classmates ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang