|KTS 1| Murid Baru

Start from the beginning
                                    

Arumni pun masuk kedalam mobil yang akan membawanya ke sekolah tersebut. Perasaan senang itu lah yang dirasakan Arumni sepanjang jalan. Bagaimana tidak, Ia akan mendapatkan teman baru di sekolah tersebut. Harapannya hanya satu ketika mobil ia hentikan dan gedung sekolah yang menjulang sudah menampakkan wujudnya, ia hanya ingin mempunyai teman.

"Pak, berhenti," ucap Runi pada supir pribadi keluarganya.

"Kenapa, Non?" tanya sopir tersebut dengan raut wajah bingung.

"Runi jalan aja dari sini, udah mau sampe soalnya," tutur Runi dengan sopan.

"Biar Bapak antar sampe depan gerbang aja ya, ini terlalu jauh buat jalan non," ucap pak Budi supir pribadi dari keluarga Batara.

"Gak, kok, Pak. Runi gak mau jadi pusat perhatian," ucap Arumni tersenyum.

Arumni pun turun dari mobil mewah tersebut dan berjalan menuju gerbang sekolah yang berada cukup jauh dari posisi mobilnya berhenti tadi, Bukan bermaksud untuk apa-apa. Arumni tidak suka jika jadi pusat perhatian murid lainnya.

Pagar besi dengan post satpam yang ada pun menyambut indera penglihatan miliknya. Gedung sekolah yang berwarna putih di padukan dengan birunya laut membuat kesan cerah pada sekolah SMA PELITA itu. Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya ia bisa melihat tempat yang akan ia jadikan untuk menimba ilmu berada di hadapannya.

"Bismillah," ucap Arumni sembari melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolah.

Saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang mengenakan hijab. Dapat Arumni lihat siswi di sini kebanyakan tidak mengenakan hijab. Mungkin hanya dirinya lah yang mengenakan hijab. Arumni pun terus melangkahkan kakinya untuk mencari ruang kepala sekolah.

Berusaha bersikap tak mau mendengarkan omongan orang, itu lah yang selalu Arumni tanamkan pada dirinya. Jika kita terlalu perduli dengan omongan orang, maka diri kita tak akan terus melangkah. Anggap saja omongan orang lain itu seperti hujan di kala siang hari, hanya sesaat kemudian menghilang berganti terang.

"Eh, kamu yang pakai jaket!" panggil Arumni pada siswa yang sedang berjalan mendahuluinya.

Siswa tersebut pun menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik menatap Arumni dengan raut bingung sembari menunjuk dirinya sendiri, berusaha memastikan bahwa yang dipanggil wanita tersebut adalah dirinya.

"Iya, kamu."

"Kenapa?" tanya siswa itu dengan tatapan menusuk seperti seekor elang yang tengah membidik mangsanya.

Arumni pun dibuat bergidik ngerih dengan tatapan yang dilontarkan Malvin. Yap! siswa tersebut adalah Jonathan Malvin Andreas salah satu most wanted disekolah tersebut. Jajaran most wanted ini memang mempunyai tatapan yang begitu menusuk juga sulit untuk di dekati.

Tatapan mata yang begitu tajam itu tengah memperhatikan penampilannya dari atas hingga bawah. Pria itu seperti seekor elang yang sedang membidik mangsanya dari atas langit dan memberi tahu bahwa ia adalah mangsanya. Malvin justru sebaliknya. Ia merasa aneh dengan penampilan gadis yang berada di hadapannya ini.

"Lo, mau pengajian atau ke sekolah?" tanya Malvin merasa aneh dengan penampilan gadis yang berada dihadapannya.

Kata yang diucapkan pria tersebut sangat menohok di hatiku. Aku tentu datang kemari untuk menimba ilmu. Kenapa pria itu mengatakan hal seperti itu? pakaianku memang seperti ini. Mungkin bagi orang lain itu sangat aneh. Tetapi aku sangat suka dengan pakaian diriku yang seperti ini.

Pakaian ataupun penampilan bukan lah alasan kita untuk menimba ilmu. Karena tujuan yang sebenarnya datang ke sekolah hanyalah belajar bukan memamerkan kecantikan ataupun pakaian seragam yang kita gunakan.

Kita Tak Seiman (UP VERSI LENGKAPNYA DI KUBACA) Where stories live. Discover now