👨‍❤️‍💋‍👨

Jaemin's POV

"Aku tidak perlu sesuatu yang harus dibeli. Sebagai gantinya, kita lakukan apa yang kuinginkan pada hari Sabtu."

Melakukan yang Jeno inginkan? Apakah ia ingin meminta ciuman? Sepertinya dugaanku benar, tetapi aku mulai ragu ketika hari Sabtu tiba. Bagaimana jika aku terlalu percaya diri? Bagaimana jika Jeno tidak memikirkan hal seperti yang kupikirkan?

"Datang juga."

Ketika melihat penampilannya yang luar biasa, kurasa dugaanku benar. Sepertinya ia benar-benar ingin melakukannya hari ini. Aku terus memikirkan kapan ia akan melakukannya karena sudah banyak waktu yang tepat selama kita berjalan, tetapi ia tidak kunjung melakukannya. Harusnya berdandan dengan lebih baik. Hari ini aku hanya menggunakan primer seadanya dan jika wajah kami mendekat pasti pori-poriku terlihat dengan jelas.

Kami sudah berdiri berhadapan dan jika ada di dalam adegan drama, pasti inilah saatnya untuk memulai ciuman. Tetapi, aku justru menghancurkan suasana dengan bersin pada waktu yang tidak tepat. Melihat wajah kecewa Jeno, kupikir ia benar-benar menggemaskan.

"Sepertinya aku akan flu."

Karena gemas melihat wajahnya yang tampak frustrasi, aku terus melakukannya.

"Ingin pop corn?" kataku sambil menyumpal mulutnya dengan makanan berbahan dasar jagung itu. Jeno tampak terkejut dan pop corn itu jatuh dari mulutnya karena ia sama sekali tidak memiliki niat untuk menelannya.

Menggemaskan, bukan? Aku merasa bersalah, tetapi aku benar-benar ingin menggodanya.

👨‍❤️‍💋‍👨

Author's POV

"Selamat ulang tahun, Jeno! Hari ini menyenangkan sekali. Oh ya, hari ini kau tidak perlu mengantarku." kata Jaemin ketika hari sudah mulai gelap.

"Apa? Sudah? Berpisah? Seperti ini saja?"

"Lalu, kau ingin bagaimana?"

Jeno membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi ia menutupnya lagi karena tidak tahu bagaimana mengatakannya. Lelaki tampan itu memegang kedua bahu Jaemin, "Itu..."

"Oh ya! Aku lupa!" Jaemin tiba-tiba saja merogoh tasnya, "Sebenarnya aku sudah menyiapkan hadiah untukmu. Tunggu. Ini hadiahnya!"

Jeno tidak bisa berkutik ketika Jaemin tiba-tiba saja memegang pipinya dan mencium bibirnya. Lelaki manis itu tertawa canggung setelah melakukan itu.

"Mengapa kau menggemaskan sekali?"

"Sekarang kau sedang mempermainkanku?" tanya Jeno dengan wajah memerah.

"Maaf. Reaksimu membuatku sangat gemas."

Jeno kembali memegang bahu Jaemin, "Lakukan lagi yang benar! Bukankah ini hadiah ulang tahunku?"

Dan rembulan menjadi saksi pertemuan kedua bibir itu untuk yang kedua kalinya.

"Apakah benar melakukannya seperti ini?" tanya Jeno dengan wajah bersemu.

"Apa? Bukankah tidak masalah jika kita saling menyukai?" Jaemin pun menjawab dengan wajah yang bersemu, "Jadi, kau menyimpan kontakku dengan nama apa?"

"Nanti akan kuberitahu saat kau berulang tahun."

"Kau pikir kau bisa menyembunyikannya hingga saat itu tiba?"

"Bisa."

"Saat aku berulang tahun, aku akan mendapatkan hadiah yang lebih hebat daripada hadiah ulang tahunmu."

"Iya. Kutunggu."

"Iya! Langitnya cantik!" Jaemin menatap ke atas.

"Mengapa kau tidak memperhatikanku?"

"Sekarang kau ingin menjadi laki-laki menggemaskan secara terang-terangan?"

👨‍❤️‍💋‍👨

👨‍❤️‍💋‍👨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nemu.

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now