Galaxy 05

396 64 3
                                    

"Kenapa aku selalu penasaran tentangnya?"

***

Yena menatap Eunha yang begitu bersemangat untuk menyalin beberapa catatan yang berada di papan tulis sejak kemarin. Tidak biasanya gadis manis itu rajin menulis. Biasanya dia akan meminjam catatannya dan memfotokopinya lalu menempelkannya di buku tulisnya.

Yena semakin mengerutkan keningnya ketika melihat Eunha terus- terusan menengok ke belakang menatap jam dinding yang sebenarnya tidak akan berpindah tempat sesering gadis itu menatapnya.

"Kenapa?" tanya Eunha yang sudah tidak tahan melihat tingkah temannya yang seperti orang bingung melihatnya hingga mengabaikan catatannya begitu saja.

Yena yang tahu jika Eunha mulai menyadari tingkahnya berdehem pelan. Ia mengusap tengkuknya pelan. "Aku hanya heran saja."

Eunha menghentikan gerakan tangannya di atas buku tulis. Memutar tubuhnya sembilan puluh derajat untuk menatap Yena. Ia menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.

"Ada apa denganmu? Apa kau sakit?" tanya Yena beruntun sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Eunha.

Eunha menggelengkan kepalanya berusaha menjauhkan tangan Yena dari dahinya. "Kenapa memangnya?"

"Kau mencatat pelajaran."

"Apakah itu adalah hal yang aneh? Bukankah bagus jika aku berubah menjadi rajin?" Eunha lagi- lagi menengok ke arah jam dinding di kelas.

Yena yang melihat tingkah Eunha yang melihat jam juga jadi ikut- ikutan melihat jam dinding itu. "Apa ada yang salah dengan jamnya? Mungkinkah jam itu akan pergi dari tempatnya jika sekejap saja kau tak melihatnya?"

Eunha meringis pelan.

"Kau menyimpan sesuatu bukan?"

Eunha memainkan bola matanya, asal tidak menatap bola mata Yena. "T-tidak."

Eunha terdiam. Yena memajukan tubuhnya menatap dengan dekat wajah Eunha yang terlihat sedikit pucat itu.

"Ceritakan sekarang." suruh Yena tanpa basa- basi semakin membuat Eunha gugup jadinya.

"Aku.... mmm.... itu.... "

"Aku apanya? Bicara yang jelas Kang Eunha." kesal Yena yang penasaran dibuatnya. "Apa mungkin sepulang sekolah kau ada janji dengan seseorang?"

Eunha terdiam. Diamnya Eunha, Yena anggap jawaban iya dari gadis itu.

"Dengan siapa? Apa itu seorang lelaki?"

Eunha memejamkan matanya. Bibirnya meringis kecil karena ketahuan. Refleks Yena menggebrak meja dengan kuat hingga membuat seluruh atensi siswa kelas juga guru wanita yang mengajar beralih ke arahnya.

"Choi Yena. Apa ada sesuatu?" Erin-ssaem berdiri dari duduknya dan melihat ke arah Yena yang kini menggumamkan kata 'sial' tanpa sepengetahuan guru wanita itu.

"Ah.... ssaem.... " Yena melirik ke arah Eunha yang kini kembali melanjutkan kegiatan menulisnya sambil tersenyum geli. Melihat itu membuat Yena menatap jengkel ke arah Eunha.

"Choi Yena?"

Yena membulatkan kedua matanya terkejut. "Tidak apa- apa ssaem. Hanya.... hewan kecil lewat di atas meja saya."

Erin-ssaem menggelengkan kepalanya. "Lanjutkan menulismu."

"Baik ssaem." ucap Yena patuh. Salah satu tangannya tidak tahan untuk mencubit kecil pinggang gadis itu hingga membuatnya meringis pelan.

GalaxyWhere stories live. Discover now