Galaxy 01

1.4K 93 3
                                    

"Kita hampir berada di dunia 'Idol' yang sama."

***

Gocheok Sky Dome.

Suara riuh terdengar dari dalam salah satu dome besar di Korea Selatan. Teriakan- teriakan terdengar kencang sampai keluar dome. Suara musik yang seharusnya samar terdengar sampai ke luar sudah teredam terlebih dahulu oleh teriakan yang terdengar jauh lebih kencang dari ribuan penonton yang ada di dalam sana.

Intro sebuah lagu terdengar begitu familiar di telinga pendengarnya. Lagu pembuka berupa lagu debut mereka menarik saraf sadar para penggemar untuk berseru lebih kencang. Perlahan, satu per satu personil muncul dari bawah panggung, semakin menambah volume teriakan dan memanaskan euforia yang ada.

Choi Yena menemani Kang Eunha diluar dome dimana Treasure -boyband favorit Eunha- tampil. Gadis itu berdiri tepat disamping Eunha yang menempelkan kedua tangannya beserta wajahnya ke jendela kaca berukuran besar yang ada di hadapannya. Yena yang merasa malu dengan tingkah Eunha, berusaha menarik bahu gadis itu untuk mundur ke belakang dan menurunkan kedua tangan Eunha. Gadis dengan pakaian serba biru muda itu berdecak kesal sembari menatap Yena dan kembali melakukan hal yang sama untuk kesekian kalinya.

"Kang Eunha. Sampai kapan kita akan berada disini?" tanya Yena lelah.

"Sebentar lagi." jawab Eunha singkat.

Yena menyadarkan tubuhnya di dinding kaca yang melingkari dome itu. Yena menatap wajah Eunha dari samping lalu beralih mengikuti arah pandang Eunha dan berakhir menatap beberapa orang yang mengenakan baju yang sama di dalam sana.

Beberapa staf yang berjaga di dalam sana sesekali melihat ke arah keduanya. Terutama ke arah Eunha yang benar- benar tak bisa diam sejak tadi. Bukannya sadar jika diperhatikan, gadis itu semakin melanjutkan kegilaannya dengan menggerak- gerakkan lightstick yang dibawanya ke kanan dan kiri ketika telinganya dengan samar menangkap suara lagu yang sedang diputar. Ia memposisikan dirinya seolah- olah dirinya berada di dalam sana dan duduk di salah satu kursi penonton. Dengan wajah yang sembab, suara yang parau, gadis itu ikut menyanyikan lirik lagu disaksikan beberapa staf yang berjaga di dalam sana. Sebagian ada yang tertawa geli melihat tingkah gadis itu dan sebagian juga ada yang menatap simpati ke arahnya tanpa bisa membantu.

Yena sendiri hanya bisa menghela nafasnya lelah dan menurunkan bucket hat yang ia pakai untuk menutupi setengah wajahnya. Mendengar suara Eunha yang semakin keras membuat Yena sudah tidak tahan lagi untuk tidak menarik gadis itu menjauh dari sana.

"Ayo, kita pulang saja." ajak Yena sambil menarik lengan Eunha.

"Sebentar lagi." balas Eunha menahan kedua kakinya agar tidak bergeser menjauh dari tempatnya berdiri.

"Sejak satu jam yang lalu kau terus- terusan bilang sebentar lagi. Aku curiga kau akan berada disini sampai konser selesai."

"Ya! Itu ide yang bagus."

"Apa kau gila?" histeris Yena spontan setelah mendengar jawaban asal dari bibir Eunha. "Sudah kita pulang saja." putus Yena.

Gadis itu meraih lengan Eunha dan menariknya. Semakin kuat Yena menarik Eunha menjauh, semakin kuat pula Eunha menahan kakinya agar tidak bergerak. Yena yang berusaha menarik Eunha dan Eunha yang berusaha untuk melepaskan diri dari tarikan Yena dengan menarik tubuhnya berlawanan dengan arah tarikan Yena.

"Bisakah kau gerakkan kakimu Kang Eunha." pinta Yena mulai putus asa.

Mengulum bibirnya ke dalam, Eunha menggelengkan kepalanya kuat.

"Astaga, Kang Eunha." ucap Yena tak tahan melepas cekalannya di lengan gadis mungil itu.

"Ya, ya! Ponselmu berbunyi." beri tau Yena sambil terengah- engah. Gadis itu memilih berhenti sejenak untuk beristirahat dan membiarkan Eunha mengangkat telfonnya dulu. Yena melepas bucket hat-nya untuk ia gunakan sebagai kipas dan mendudukkan dirinya di bawah.

GalaxyKde žijí příběhy. Začni objevovat