SEPULUH

120 10 2
                                    

Gue duduk dijok motor sambil ngaca dikaca spion motor takutnya ada apa gitu kan dimuka,semua murid yang liat gue ngaca dengan percaya dirinya,mereka semua nyinyir,nyinyir teros bosen gue dengernya.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu gue,"anjir!,"latah gue.

"Dino? Ngapain Lo disini? Mau nebeng?"tanya gue berusaha menghilangkan rasa kaget.

"Gue pengen cerita dikit ke Lo tentang Dina,"ucap Dino to the point'.

"Emm gimana ya,"

"Bisa kapan-kapan aja,kalau Lo gak bisa sekarang,"gue berpikir dulu ya kan? Kepo juga gue sama Dina,siapa tau dia bisa bantu gue buat cari bukti.

"Sekarang aja,kita ngobrol di caffe ceban,"Dino mengangguk mantap.

"Lo duluan,gue nyusul,"ucap Dino datar. Dan berjalan santai.

"Eh Lo naik apaan emang?,"ucap gue sedikit teriak. Yang pastinya mengundang perhatian sebagian murid. Nyinyir,dan mereka nyinyir lagi. Gue sumpelin juga kali ya mulutnya satu satu pakai cengek domba. Kesel gue.

"Taksi,"

"Sini dulu!"ucap gue pelan sambil mengkode Dino agar menghampiri gue lagi. Dino yang ngerti maksud gue langsung menghampiri gue lagi.

"Lo ngapain naik taksi? Pulang dulu Lo?"

"Nggak,"

"Lah terus ngapain?"

"ke caffe ceban langsung,"

"Ye anjir,Lo bareng gue aja ngapain naik taksi,buang-buang duit aja."ucap gue gregetan. Kenapa coba maluka dia jalan sama gue yang tersangka ini?

"Gak usah,"

"Napa lo? Malu Lo ngobrol apalagi sampai naik motor sama gue?"tanya gue kesal,unek-unek gue terungkap juga.

"Yang harusnya nanya itu gue,"ucap dia mendelik kesal. "Lo malu gak ngobrol sama naik motor bareng cowok cupu kek gue?,"tanya dia sama sama kesel. Dan terjadilah kesal-mengkesal antara gue dan Dino.

"Ya nggak lah,"

"Yakinlo? Temen-temen Lo kan anak geng semua,cowok-cowok kece dan bandel langganan BK termasuk Lo,"tuduh Dino,gue terlonjak kaget.

"Mereka gak nganggap gue temen lagi,"ucap gue enteng."udah buruan naik,gue gak pilih-pilih mau temenan sama siapa aja,"ucap gue sambil menyalakan mesin motor.

"Gak,gue naik taksi aja tar dikira homo lagi,"

"Astagfirullah Dino,"ucap gue berusaha sabar. "Lo liat dong tuh,"ucap gue sambil melirik ujung parkiran. "Mereka aja pakai matic tumpak 3,tapi mereka gak homo,mereka udah punya pacar semua,"lanjut gue.

"Ya juga sih,"ucap Dino.

"Udah buruan naik."ucap gue dan langsung diangguki Dino.

Sekarang gue dan Dino ada dicaffe ceban sambil menunggu Pelangi.

"Gak papa kan nambah satu orang lagi disini?"tanya gue,takutnya Dino gak mau gitu.

"Iya,"

"Hei,"ucap Pelangi dan langsung duduk disamping gue.

"Eh datang juga Lo,"ucap gue sambil menggeser badan gue sedikit,takutnya Pelangi kesempitan disamping gue, hahaha.

"Temen Lo?,"tanya Pelangi. Gue diam menatap Dino. Hayoloh? Gimana reaksi Lo.

Dino menganggukkan kepalanya santai,"gue temennya Elang, nama gue Dino,"ucap Dino sambil mengulurkan tangannya dihadapan Pelangi.

"Pelangi,"ucap Pelangi sambil menyambut uluran tangan Dino.

kisah ELANG!Where stories live. Discover now