LIMA

153 15 3
                                    

Sekarang gue sudah dikelas sebelum pukul 7, sengaja aja gue pagi-pagi banget gitu datang ke sekolah.

Gue duduk dibangku yang biasa gue pakai. Gue ngelamun,diem,dan satu persatu murid kelas gue datang.
Seperti biasa juga,mereka cuek gak peduli ada gue atau gak.

Tiba-tiba pikiran gue kembali sama omongan Ayah tadi malam.

Ayah ngajak gue ke acara bisnisnya. Katanya acara kumpul doang biar makin akrab. Gue iyain aja dah,gak bisa nolak gue.

"Woy sekarang ada acara 40 hariannya Dina"semua murid kelas ngeliatin gue. Gue cuman diem menatap orang yang tadi ngomong didepan kelas.
"Mm..dan kita semua dipulangkan cepat. Karena guru-guru sebagian guru mau kerumah dia ,dan setelahnya ada rapat. Sekarang kita beres-beres kelas,setelah itu pulang!"ucap keras sang ketua kelas. Gue menatap kosong kearah depan.

"SEMUANYA KERJA!"teriak sang ketua kelas kencang dan emosi,ketika melihat teman kelasnya sedari sibuk menatap gue dengan tatapan HOROR.

Semuanya langsung bergerak dan sibuk merapikan kelas. Berbeda dengan gue yang keluar kelas dengan santainya,dan berjalan sedikit cepat menuju toilet.

Gue diem didepan wastafel kebetulan ada kaca juga didepan gue. Gue diem,ngelamun menatap kaca itu dengan tatapan kosong lagi.

"Gue datang atau nggak yah?"tanya gue dalam hati.

"Datang...nggaaak.datangg...ngggak...datang...nggakk!

Ok gue dateng tapi sore udah acara Ayah selesai!"putus gue,terus gue langsung basuh muka gue biar kelihatan seger aja gitu.

Gue langsung pergi dari sekolah menuju keperusahaan Ayah. Gue udah sampai di perusahaan Ayah. Gue diem diruang lobi. Resepsionis tadi bilang bahwa Ayah sedang meeting. Ya,gue nunggu aja.

Gue diem duduk di kursi ruangan lobi,gue disuguhi makanan oleh pegawai disini,perintah Ayah katanya,ya gue iyain aja.

Perusahaan Ayah besar,namanya perusahaan Baharta. Gue sedikit heran. Nama perusahaan ini Baharta seperti nama panjang yang Ayah pakai. Ryan Baharta. Biasanya nama anaknya juga selalu ada nama panjang Ayahnya tapi bagi gue kok Nggak. Gue semakin heran sama ini semua.

Setengah jam berlalu. Ayah datang,dia langsung nyambut gue dengan penuh kebahagiaan dan kasih sayang. Semua pegawai sempat iri melihatnya.

"Ikut keruangan Ayah Lang!"ucap Ayah gue sambil ngerangkul gue,seperti gue itu temen akrabnya. Gue ngangguk ngikutin apa kata Ayah.

"Kamu mau pesan apa boleh. Tinggal pakai telpon ini aja. Acaranya masih lama udah ashar,dan sekarang masih jam 10. Ayah juga masih ada pekerjaan buat nge cek ini. "Ucap Ayah gue sambil terus matanya fokus pada komputer yang ada dihadapannya.

"Iya yah!"ucap singkat gue. Dan langsung berbaring selonjoran disofa.
"Maaf yah! Aku pegel!"lanjut gue. Ayah gue ngangguk sambil senyum.

"Kalau kamu mau tidur,dikamar itu tuh! Itu ada pintu kan!"ucap Ayah gue dengan mata yang tertuju pada pintu sederhana.

"Oh....Kalau toilet dimana Yah?"

"Itu dipintu sampingnya!"

"Oh iya!"

"Kalau mau tidur,tidur dulu aja. Nanti kalau udah mau ashar. Ayah bangunin!"

"Yaudah deh. Elang juga ngantuk."ucap gue sambil bangun dari berbaring gue dan berdiri tegap.

"Elang tidur dulu yah!"ucap gue ambil sambil menghampiri kamar itu.

Gue masuk ke kamar itu. Kamar itu gak terlalu besar, cuman ada kasur sama televisi. Kasurnya ukuran minimalis cuman cukup buat satu orang,televisinya lumayan besar.

Gue langsung simpan tas gue dikasur. Gue buka baju seragam gue, celana seragam gue dan sepatu kesayangan gue. Sekarang Cuman tersisa boxer sama kaos putih. Gue keluar lagi dari kamar dengan sangat pelan.

"Elang,"panggil Ayah gue tiba-tiba. Gue nengok sambil nyengir.
"Pengen cuci muka sama cuci kaki dulu yah,hehehe biar tidurnya nyaman."ucap gue nyengir. Ayah gue cuman geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecil.

Gue langsung buru-buru masuk ke toilet. Setelah gue bersih-bersih gue langsung balik lagi kekamar. Dan langsung rebahan dengan nyaman.

Gue nyalain televisi,AC juga gue nyalain,biar makin adem dan nyaman.

Gak lama gue terlelap,ditemani acara serial kartun Spongebob.

Baru aja gue terlelap tidur dan terjun ke dunia mimpi. Tiba-tiba ada bapak-bapak,dia nyamperin anak kecil,yang duduk dibangku taman.

"Lah itu kan gue pas waktu kecil.."gumam gue. Gue terus tatap bapak-bapak sama anak kecil itu.

"Ayah..Elang ngantuk!!"rengek anak kecil itu. Dih namanya plagiat anjir.
"Tidur ya jagoan!"ucap bapak-bapak itu sambil ngusap kepala anaknya dengan sayang.

Tiba-tiba bapak sama anak itu ilang.

"Elang!...Elang!....Lo datang ya!"

"Dina? Lo ngapain disini?"ucap gue kaget. Di perutnya ada pisau yang masih menancap dengan kokoh.

"Lo datang ya!"

"Eeeummmmm....."Dina tiba-tiba ilang juga.

"Dina...Dina!"Panggil gue keras. Disini putih doang. Gue jadi pusing nyarinya.

"DINA...

DINAAA!!!!!"teriak gue kenceng.

"Elang sadar Elang bangun!"ucap Ayah gue sambil nepuk-nepuk pipi gue.

Gue bangun dengan nafas terengah-engah. "Dina mana Dina?"tanya gue sama Ayah. Ayah gue malah mengerutkan keningnya.

"Dina teman sekolahmu itu?"

"Iya!"ucap gue dengan tatapan bingung.

"Diakan udah gak ada Elang!"

"Oh iya Elang lupa,"ucap gue sambil mengusap wajah gue kasar.

"Yaudah,kamu mandi dulu,disana ada sabun sama shampo lengkap. Udah gitu kamu pergi kemushola, sholat Dzuhur,kamu diam aja dimushola tunggu waktu sholat ashar,nanti Ayah nyusul!"perintah Ayah gue. Gue mengangguk lesuh.

Vote Coment dan share. Jangan lupa follow juga. Maaf masih ada typo. Nikmatin aja dulu...

kisah ELANG!Where stories live. Discover now