IY ; 4

211 82 47
                                    

Sesampainya di rumah, Fazriel langsung ke kamar lalu membersihkan badannya.

Selepas mandi, Fazriel duduk di depan kaca dengan ingatannya kembali ke kejadian beberapa menit yang lalu sebelum ia sampai ke rumah.

"Lo lupa persyaratan kita tadi, kenapa ngelanggar?", tanya Azkar.

"Persyarataan apanya. Terima aja belum kak"

"Gak suka penolakan. Lo tunggu di sini", Fazriel hanya mengikuti perintah yang di ucapkan oleh Azkar. Maklum saja yah Fazriel itu tidak suka menolak karena ia merasa tidak enak hati, dan jadilah dia penurut seperti ini.

Azkar bangkit dari duduknya kemudian ia langsung saja membuka jaket yang ia pakai.

Fazriel merasa sebentar lagi ia akan di pakaikan jaket milik Azkar di tubuhnya berhubung lagi hujan membuat kulit tubuhnya terasa dingin. Lantas ia mendekat ke arah Azkar dengan posisi tangan dilipat di dada seperti orang kedinginan dengan raut muka senyam-senyum.

"Ngapain lo?". Aktivitas Azkar terhenti kala melihat tindakan Fazriel yang aneh ke arahnya.

"Kakak mau makein aku jiket kakak kan?"

"Emang gitu?"

"Iya"

"Siapa bilang"?

"Gak ada yang bilang kok. Aku rasa aja kakak mau ngelakuin itu ke aku kan. Jadi aku ke dekat kakak aja gitu biar gak susah kakak makeinnya"

Azkar kemudian menyentil dahi Fazriel."Ge er amat lu"

Fazriel lalu memegang dahinya yang disentil oleh Azkar sambil mengerucutkan bibirnya.

Setelah itu, Azkar lalu menggunakan jaketnya tadi untuk menutup kepalanya. Kemudian ia pergi ke arah mobil penjemput Fazriel tadi yang tidak jauh dari mereka.

Dari kejauhan, Fazriel melihat Azkar yang mengetuk kaca mobil milik penjemputnya setelah itu mereka mulai berbincang.

Perbincangan mereka agak sedikit lama membuat Fazriel bosan akan keadaan. Ia lalu mengambil hp miliknya di saku bajunya. Ia hanya mengotak-atik layar hp nya tanpa berniat untuk membuka.

"Siap kak". Fazriel mendengar suara Azkar yang sedikit terdengar olehnya, membuat aktivitasnya teralihkan lantas ia melihat ke arah Azkar dan mendapatkan Azkar tengah hormat ke arah pengemudinya.

"Rin deluan yah, bayyy", teriak penjemput Fazriel dari kejauhan yang berada di dalam mobil sambil melambaikan tangannya. Lalu, penjemput Fazriel itu melajukan mobilnya membelah hujan deras yang tengah melanda kota.

"Ehh eh e loh kok ninggalin Rina sihh", kesal Fazriel dengan teriakan memanggil penjemputnya taduyang mulai menjauh dari pekarangan sekolahnya. Fazriel mengentak-hentakkan kakinya jengkel kepada penjemputnya itu yang telah meninggalkan dirinya.

Dengan baju yang sedikit basah akibat hujan tadi, Azkar lalu menghampiri Fazriel. "Loh kak kita mau ke mana?", tanya Fazriel yang tangannya sedang di tarik paksa oleh Azkar.

"Pulang", jawab Azkar singkat.

"Bareng gitu?"

Azkar tidak menjawab pertanyaan Fazriel hanya melihatnya dengan muka datar tanpa ekspresi

"Kak pelan-pelan ishh, sakit tau gak", ringis Fazriel kesakitan karena ulah Azkar yang menarik tangannya dengan kuat.

"Gak"

Mereka sampai di parkiran sekolah dengan sedikit basah-basahan mengigat hujan masih setia turun sedari tadi, Azkar menyuruh Fazriel agar menunggunya di tempat yang teduh agar tidak basah untuk pergi mengambil mobil milik nya.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang