IY ; 3

239 91 56
                                    

"Rin gue deluan, hati-hati yah", ucap Ani dengan senyum manisnya.

Terlihat dari sosok lelaki tadi dapat di tebak bahwa ia adalah ayah Ani. Dari wajahnya yang sangat mirip dengan wajah Ani.

Setelah beberapa menit lalu kepergian Ani, Fazriel masih belum juga melihat penjemputnya datang. Tadi saat ia akan ke halte sekolah bersama Ani, ia sebenarnya sudah menelpon penjemputnya nya. Tetapi sekarang batang hidung nya pun belum terlihat.

"Halo aku udah pulang, jemput sekarang ya"

"Iya, tunggu bentar lagi ya, ini lagi di jalan mau ke situ", ucap suara dari seberang telpon.

"Oke, jangan lama yah"

"Iya", kemudian Fazriel mematikan teleponnya.

Dari kejauhan Fazriel merasa ada orang yang terus memperhatikannya. Dia mencoba mengabaikannya. Tetapi sekian beberapa lama, rasa akan penasarannya itu pun datang. Iaa perlahan berbalik ke arah seberang sana, tetapi ia tidak melihat seorang pun di seberang sana.

"Aakhhh", teriak Fazriel kaget. Bagaimana tidak? Di saat ia sedang sembunyi-sembunyi menyelidiki orang yang tadi diam-diam memperhatikannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk bahunya. Spontan ia teriak sambil menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

"Ampunnn jangan ganggu saya. Saya cuma manusia biasa yang banyak dosa. Daging saya sedikit dan juga kecut juga asin. Jadi jangan makan saya yah saya mohonn. Ya Allah selamatkan diriku inii", cerocosnya panjang lebar dengan tubuh sedikit menjongkok dan tangan seperti memohon sambil memejamkan matanya.

"Eh buset dikira gue malaikat maut apa yak", batin orang yang ada di belakang Fazriel.

"Heii", ucap seseorang tadi.

Mendengar suara itu, dengan mode was-was Fazriel membuka matanya dan berdiri dari jongkoknya lalu membalikan badanya ke arah orang yang ada di belakangnya sekarang.

Ketika ia berbalik, pandangan yang ia lihat pertama adalah senyuman seorang cowok yang memegang helm merahnya dengan balutan jaket jeans miliknya.

"Masi ingat gue gak?", tanya cowok yang berada depat di hadapannya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Fazriel menatap cowok yang ada di depannya itu sambil mengingat-ingat. Dan seketika, ia membulatkan matanya setelah mengetahui orang di depannya.

"Lo lupa ya?, oke gue perkenalan lagi deh biar lo ingat dan gak lupa"

"Nama gue Azkar, yang tadi pagi udah ngelemparin lo botol minuman dan yang di kantin ngebayarin lo minuman. Ingat?", sambungnya sambil mengulurkan tangannya mengajaknya untuk berkenalan lagi.

"Em, eh iya kak", balasku menerima uluran tangannya dengan sedikit ragu.

Fazriel memanggil cowok di depannya itu dengan embel-embel 'kak' dikarenakan ia sewaktu PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) masuk di SMA ini, ia tidak pernah bertemu dengan orang yang ada di depannya sekarang. Bukan berarti Fazriel tahu semua orang seangkatannya itu, hanya ia merasa orang yang ada di depannya ini asing bagi dirinnya. Berhubung juga kelas 11 dan 12 di liburkan karena kegiatan itu, jadi ia yakin cowok ini kakak kelasnya. Fazriel tidak tau pasti apakah dia kelas 11 atau 12.

"Kak ini uang untuk nge ganti uang kakak tadi", ucap Fazriel sambil memberikan uang yang ada di genggamnya ke arah cowok yang masih setia di depannya.

"Gak usah gue iklas kok bayarin lo tadi", tolaknya.

"Kak tapi kan itu ut--"

"Gue bilang gak usah dan gue udah iklasin", potongnya santai.

"Gak ngerepotin nih kak?"

"Enggak kok"

Fazriel kemudian memasukkan kembali uang yang ia pegang ke dalam saku seragamnya. "Makasih kak"

"Eittt tapi ada gantinya", balasnya cepat.

"Lahh tadi katanya iklas dan gak ngerepotin, kok malah minta ganti sih?", batin Fazriel sambil mengernyit.

"Mulai sekarang lo pergi dan pulang sekolah bareng gue".

Perkataan cowok di depannya ini membuat Fazriel melongo.

"Tapi kak-"

"Gue gak suka penolakan"

Hujan yang amat deras serta angin sore yang menemani mereka tidak membuat obrolan mereka terhenti. Jadi, sebenarnya sekolah Fazriel Dan Azkar adalah sekolah full Day jadi mereka pulang sore. Hanya bunyi suara klaskon mobil yang tiba-tiba membuat obrolan mereka terhenti seketika.

Pipp pippp

"Kak aku pulang deluan ya", pamit Fazriel.

"Gak boleh", ujarnya santai.

"Tapi penjemput aku udah datang"

"Gak"

"Rin buruan masuk, ujannya namba deras nih", ujar seorang yang ada di dalam mobil sambil menurunkan kaca mobilnya.

Saat Fazriel akan beranjak dari duduknya, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Azkar. "Mau ke mana hm?"

"Mau pulang lah kak, tuh di depan udah ada yang jemput"

"Yaelahh Ran lama woiii buruann ujannya namba derass", teriak lagi orang yang ada di dalam mobil tadi.

"Kak aku mau pulang"

"Kan udah gue bilang tadi 'gak boleh' yah gak lah", ucapnya dengan santai dengan sedikit penekanan.

"Ihh kak lepasin aku mau pulang", sanggah Fazriel sambil berusaha melepaskan cekalan orang di depannya ini.

"Gak"

"Kok maksa sih, lepasin gak?"

"Gak mau"

"Ishhh"

"Ehh buset lama bener ya Rin. Lo ngapain sih?, pacarannya nanti lanjut besok aja napa. Nih ujannya deras bangett woiii", teriakan itu membuat mereka berdua menoleh.

"Tunggu bentar yaelahh"

"Kak lepasin aku mau pulang"

"Kalau gue nge larang, lo mau apa?", tantangnya dengan santai.

"Lahh ni orang gila atau gimana ya?, maksa-maksa orang. Hellowww lo siapa sih main maksa? Kenal aja baru", ucap Fazriel dalam hati. Ia ingin mengucapkannya secara langsung tapi entah kenapa ia sulit untuk melakukannya.

"Kalo gue bilang 'A' yah A kalo 'B' yah B dan kalo 'gak' berarti gak, jadi gak usah ngebantah. Gue gak suka penolakan", cecarnya.

"Kak apans--"

"Gak suka penolakan", balas cowok ini cepat, memotong omelan Fazriel yang sebentar lagi akan ia keluarkan.




Mon maap ye kalo banyak typo
Jangan lupa voment yah:) karena voment itu gratis dan gak susah wkwkwkw
Jangan sider aja ah :)










I'm YoursWhere stories live. Discover now