Pasar Malam

5 0 0
                                    

Boleh saja menenangkan hati bersama orang lain. Asalkan kamu harus ingat bahwa masih ada satu hati yang sedang membutuhkanmu. Saat ini.

Author.

Malam minggu bagi Anisa sekarang sangatlah abu-abu. Tidak spesial sama sekali. Anisa galau setengah mati. Ia bosan dan juga jenuh.

Dulu selama Ia masih berpacaran dengan Alfa. Anisa selalu menyempatkan waktunya untuk saling memberi kabar meskipun lewat video call. Ih, kok jadi Alfa?!

Tidak. Anisa harus melupakan satu cowok yang sudah menghancurkan kepercayaannya. Anisa sudah kecewa. Anisa sudah ikhlas Alfa diambil oleh orang lain. Apalagi kalau diambil sama Tuhan, Anisa sangat bersyukur.

Anisa berkali-kali menggulingkan badannya ke sisi kanan dan sisi kiri. Berharap rasa bete yang melanda di hati Anisa sirna.

Namun semuanya sia-sia, Anisa terduduk. Ia mengembungkan pipinya. Dan berdecak sebal.

"Tumben banget gue kayak gini," desis Anisa.

Ponsel Anisa berdering keras. Ada sebuah panggilan masuk yang membuat Anisa buru-buru mengambil ponselnya.

Nama Anash tertera, Anisa mengerutkan keningnya. Heran.

"Hallo?" Anisa menjauhkan ponselnya dari telinga. Sebab terdengar suara krasak-krusuk disana.

"Anash ngapain sih?"

Masih tak ada jawaban. Yang ada hanya suara kegaduhan seperti dijalanan. Anisa mengerenyit, jadi Anash menelponnya dalam posisi mengendarai motor?

"Maaf tadi gue lagi nyari tempat buat menepi," kata Anash disebrang sana.

"Lo nelpon gue dalam kondisi lagi bawa motor, Nash? Lo tahukan itu bahaya!" omel Anisa.

"Nyetir Nis, kalau bawa mah berat."

"Ish dibilangin," bibir Anisa mengerucut.

"Ada acara gak malem ini?"

"Nggak ada, kenapa?" jawab Anisa.

"Siap-siap gih, lima belas menit lagi gue nyampe ke rumah lo."

Anisa ingin bertanya akan kemana, tapi panggilannya langsung dimatikan secara sepihak oleh Anash. Anisa berdecih sambil menatap layar ponselnya.

"Si malih malah dimatiin!" decak Anisa.

Dengan gerak cepat Anisa menunda ponselnya ke meja rias. Ia membuka lemari dan melihat-lihat pakaian apa yang akan dikenakan.

Penyakit cewek, selalu bingung dengan masalah pakaian jika ingin berpegian. Terlebih lagi ini Anisa tidak mengetahui akan di ajak kemana oleh Anash. Tanpa tujuan.

"Bodoamat ah pake baju apa aja."

Akhirnya pakaian Anisa jatuh kepada T-shirt putih polos dan celana jeans. Celana bagian ujungnya Ia gulung sedikit. Sementara untuk menutupi kakinya, Ia mengenakan sneakers.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang