Anash Febrian

31 3 2
                                    

_Satu, gue benci di kecewakan!_ Anash Febrian.

Author

Suara dentuman musik terdengar sangat mengalun tidak beraturan. Semua orang menari kesana-kemari mengikuti irama.

Tidak ada satu orang pun yang berdiam diri, semuanya bergerak memenuhi dance floor. Bahkan suara mereka di keluarkan mengikuti sang penyanyi diatas panggung sana.

Musik berhenti, semua orang bersorak untuk meminta agar musik tetap di lanjutkan -ah ralat mungkin- agar penyanyi itu mau menyumbangkan satu lagu lagi.

Tetapi sorak sorai mereka tak diindahkan sama sekali oleh cowok yang bermata sipit dan juga perawakan yang tinggi.

"Terimakasih." ucap cowok itu dengan senyuman kecilnya.

Anash Febrian, anak band yang nge-hitz, hobi bermain musik, vokalis band paling ganteng dan bisa di andelin. Punya tiga sahabat yang super duper suka bikin masalah, biang onar tapi kesolidaritasannya tinggi.

Namanya Jhon, Steven, dan Glen.

Anash menyimpan gitarnya ke tempat semula, Ia bertos ria kepada teman-temannya yang telah menyukseskan acara nge-band yang ke sekian kalinya.

"Thanks ya, Bro, kalian keren banget parah!" komentar Anash, "gila, gue tanpa kalian bukan apa-apa," lanjutnya.

"Sans ae lah, kaya sama siapa aja sih," kata Jhon sambil menyisir rambutnya yang berantakan. "Eh Glen, minta pomade dong. Jambul gue tumbang nih!" kata Jhon sambil terus meletakkan jambul badai miliknya agar tidak merosot.

Jhon itu ganteng, nama aslinya Jono Sujono. Asli keturunan Jawa dari Papanya, kulitnya kuning langsat, hidungnya mancung tapi tak semancung hidung Anash, dan juga badannya yang tegap.

Untuk nama Jhon, itu hanya akal-akalan Jhon saja, katanya biar di sangka keren dan kebarat-baratan.

"Bentar atuh, masih di atas panggung. Jambul mulu di urusin!" ketus Steven.

Jhon mengerucutkan bibirnya, "Gue minta ke siapa, yang marah siapa!" kata Jhon, "gak like akutu." lanjutnya dengan nada alay.

"Glen kasih pomadenya, bingung gue sama dia. Dandan terus. Udah kaya cewek aja lo," Anash bersuara dengan tenang, Ia geleng-geleng kepala melihat kelakuan Jhon yang selalu ingin tampil sempurna. Apalagi jika menyangkut jambul badainya.

"Di tas gue, ambil aja. Mendadak ada panggilan alam nih," kata Glen terburu-buru lalu setelah mengucapkan kalimat itu, Glen langsung ngacir ke arah toilet.

"Kebiasaan banget abis manggung langsung kebelet," komentar Jhon sambil mendengus.

Mereka berjalan beriringan, meninggalkan area panggung. Memberi peluang untuk orang-orang yang ingin menyumbangkan lagu.

Semuanya menampilkan tampang yang begitu sangar dan dingin, rahang yang mengeras, bibir menipis tanpa senyuman dan juga dada bidang yang menonjol membuat semua wanita yang berada di club malam ini menjerit tertahan melihat paras yang rupawan milik anggota Bastard Squad.

Bastard Squad adalah nama genk mereka dan juga sekaligus nama band mereka.

Anash menghentikan langkahnya disaat Ia melihat sosok perempuan yang begitu sangat di kenali olehnya, Ia menajamkan matanya untuk melihat lebih jelas.

Rahangnya mengeras di kala perempuan itu menari-nari dengan lincah di tengah-tengah dance floor, tatapannya menajam di saat ada lelaki yang mendekati perempuan itu sementara perempuan itu hanya tersenyum dan menari lebih lincah lagi.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang