First Meet

24 1 3
                                    

Mungkin ini saatnya aku untuk menerima orang-orang baru, dan melupakan orang-orang lama yang telah berlalu.

- uknown -

Author

Matahari mulai memancarkan teriknya, cuaca di kota Karawang tidak beda jauh dengan kota Jakarta. Panas dan juga penuh dengan polusi tetapi tak separah yang ada di kota Jakarta.

Pepohonan rindang dan lebat masih terjaga, kelestarian alam dan kehijauan di sini masih utuh. Siapapun yang berada di sini pasti akan merasakan kenyamanan dan juga kesejukkan.

Anisa mengangkat tangannya yang terasa panas tersengat oleh sinar matahari, Ia mendengus dan mengusap-usap tangannya sendiri.

"Ya ampun, gue lupa bawa body lotion. Ah gimana ini nasib kulit gue!" Anisa menjerit ketika lupa membawa sesuatu yang menurutnya penting.

Ekor matanya mulai menjelajahi setiap sudut taman, Anisa ingin berteduh di tempat duduk di bawah pohon agar kulitnya terhindar dari sinar matahari.

Anisa tidak mau kulitnya menjadi kusam, kering dan juga berubah warna. Anisa tidak ingin penampilannya terlihat acak-acakan di muka umum.

Tepat di ujung sana Anisa melihat seorang anak kecil perempuan tengah terduduk sambil memakan sebuah es krim. Tempat duduknya teduh dan nyaman.

Seulas senyuman terbit di bibir Anisa, Ia menyeret langkahnya menuju anak kecil itu. Akhirnya Ia menemukan tempat duduk yang aman.

"Hai adik kecil!" sapa Anisa dengan ramah.

Sapaannya tidak direspon sama sekali oleh anak kecil berpipi gembul itu, dia sibuk melumat es krim cokelatnya. Anisa mengerucutkan bibir, Ia tidak suka jika kehadirannya tidak di anggap.

Anak kecil itu mendongak, melihat Anisa dengan tatapan sulit di artikan. Mata sipitnya berbinar sehingga membuat Anisa mengerutkan keningnya.

"Kakak cantik ....," Anisa mengerjapkan matanya beberapa kali, anak kecil itu ternyata bersuara dan menatap ke arahnya.

Anisa tersenyum dan melambaikan tangannya, "Hai...," kata Anisa sambil terduduk di samping anak kecil menggemaskan itu.

"Kakak boleh duduk disini?"

"Boleh banget!" ujar anak kecil itu dengan antusias.

Anisa tersenyum, ia mencubit pipi gembul anak kecil ini dengan gemas. "Nama kamu siapa?" tanya Anisa.

"Hana Shafira," kata anak itu dengan jelas.

"Waaah nama yang bagus! Kakak bisa panggil kamu apa?" tanya Anisa.

"Nana aja hehe," kata Anak kecil yang bernama Nana itu sambil terkekeh.

Anisa mengangguk, Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ia perhatikan Nana sedari tadi duduk sendirian tanpa ditemani oleh siapapun. Kemana orangtuanya, saudaranya? Memangnya tidak takut anak selucu ini digondol oleh orang?

Punggungnya Ia sandarkan ke dinding bangku panjang, Anisa menghela napas lega, ternyata capek juga setelah berjam-jam keliling taman sendirian. Sementara itu sepeda motor matic miliknya terparkir di salah satu pusat perbelanjaan.

Memang jarak antara pusat perbelanjaan dan juga taman tidak begitu jauh, jangan heran mengapa setiap pagi sampai malampun taman ini masih banyak dikunjungi oleh banyaknya orang.

"Na, foto mau gak?" Nana yang tengah menyecap tangannya seolah membersihkan sisa es krim yang meleleh di tangan pun menoleh.

Nana tentu saja mengangguk, Ia sangat senang ber-swafoto.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang