Anash, Nakal!

14 1 0
                                    

Kunci dari sebuah kesuksesan yaitu mujarabnya doa kedua orang tua.

------

Enjoy with my story! Happy reading guys :)

Author

Hari sudah semakin gelap, sementara Anash masih berada di sekolah karena memang sehabis pulang sekolah Ia dan ketiga temannya itu memutuskan untuk latihan Band terlebih dahulu.

"Kita butuh seseorang yang bisa memajukan band kita." Glen bersuara sambil mengelap keringat yang mengucur didahinya.

"Maksudnya butuh personel lagi?" tanya Jhon sambil memutar-mutarkan stick drum-nya.

Glen menggeleng cepat, "bukan! Bukan itu." bantah Glen.

"Nggak usah tambah personel, segini aja cukup. Masih untung kalau diajak latihan nggak selalu sibuk, lah kalau sok sibuk? Repot hamba." Steven tidak setuju, sama sekali tidak setuju dengan adanya penambahan personel baru. Menurutnya, Bastard squad cukup berempat, kalau lebih maupun kurang itu bukan bandnya.

"Main asal nyablak aja lo, Stev. Si Glen belum kelar ngomongnya!" sembur Anash pada Steven yang langsung nyerobot ketika Glen berbicara. "Tau tuh." kata Jhon.

Glen mendesis, Ia terduduk dikursi yang berada didekatnya. Teman-temannya nampak fokus pada kegiatannya masing-masing. Termasuk Anash yang tengah menciptakan lagu terbaru untuk Band-nya. Biasanya sih Glen yang menciptakan lagu, namun kali ini Anash berniat untuk mencoba menciptakan lagu hasil karyanya, siapa tahu diterima oleh penikmat musik lainnya.

"Kita butuh manager buat ngebantu perjalanan kita buat lebih maju lagi. Kita enggak mungkin hanya mengisi acara di cafe atau di club malam doang. Kita butuh seseorang yang bisa mendorong mimpi kita." perkataan Glen membuat ketiganya terdiam, ada benarnya juga, mereka sudah berlatih keras untuk mewujudkan mimpi, mereka sudah seringkali meluangkan waktunya untuk berlatih hanya demi memaksimalkan dan menyempurnakan penampilannya kelak ketika menjadi salah satu Band yang paling terkenal di mancanegara.

"Rencana yang bagus. Gue kira lo nggak bakal mikir kesana, tahu-tahunya kita sepemikiran." Anash bangkit dari duduknya dan memberikan selembar kertas pada Glen yang berisikan beberapa bait lagu yang Anash ciptakan tadi. "Simpan ini, terus lo cari nada yang pas buat lagu ini," kata Anash.

"Fatamorgana?" tanya Glen ketika melihat judul dari sebuah lagu ini.

Anash hanya menganggukan kepalanya, "iya, lo keberatan?" Anash balik bertanya.

"Enggak, gue takjub aja gitu. Biasanya lagu yang dibawain sama kita selalu tentang have fun, tapi ini?" kata Glen takjub melihat hasil karya Anash yang tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang sudah diperbudak oleh cinta.

"Lo lagi enggak nyeritain kisah lo sama Adhline kan, Nash?" tanya Jhon yang disambut oleh tawa nyaring. Anash menggeleng, Ia sama sekali tidak berniat untuk repot-repot menuangkan karyanya demi perempuan yang telah menyakitinya. Buang-buang waktu.

"Just a song, gue nulis lagu itu bukan berarti gue pernah ngalamin hal yang kaya gitu." ujar Anash sambil merapihkan rambutnya yang terlihat acak-acakan.

Steven terkekeh mendengarnya, Ia menunda Bass ketempat yang semula, "Fokus ke satu tujuan, kapan kita cari manager buat band kita. Mending itu lagu simpan aja, buat nanti pembukaan mini konser kita, haha." kata Steven yang sudah berpikiran yang terlampau jauh, mereka menggeleng-geleng dan tertawa mendengarnya.

Tawa mereka terhenti ketika tiba-tiba suara ponsel itu membuat mereka diam, Anash mengangkat ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya, ia mendelik ketika melihat nama yang tertera. Ternyata Mamanya.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang