Bagian 13

2.8K 83 0
                                    

"Hai Rena.... gimana kabar lo? Kenang-kenangan gue masih ada nggak?

Rena membuka matanya. Keringat dingin mengucur deras. Air matanya berlinang mengingat kelamnya ia dihari kemarin.

"Syukur itu cuma mimpi.... Gue benci lo. Selamanya." lirih Rena yang kini mendekap tubuhnya.

*

Sepanjang pagi Rena memasang wajah pucat. Ia terus membayangkan mimpinya tadi malam. Rasanya ia masih trauma.

"Ren, lu kenapa? Sakit? Pucat banget." Kata Gerald yang langsung memegang kening Rena. Namun Rena hanya melempar tatapan kosong.

"Badan lu kok dingin? Ke dokter ayo..." bujuk Gerald namun Rena hanya menggeleng.

"Ok.... seenggaknya lu makan. Tunggu sini gue beliin--"

"Jangan tinggalin gue. Gue takut." kata Rena lirih. Lalu perlahan air matanya turun dengan tatapan kosongnya.

Gerald langsung memeluk Rena. Dan Rena malah makin terisak.

"Ren...Ren udah... jangan nangis.... lu selalu bareng gue. Lu gak apa-apa." kata Gerald sambil mengelus-elus puncak kepala Rena.

"Gu..gue cuma takut... hiks.." Kata Rena sambil terisak. Gerald yang kebingungan harus apa akhirnya ia hanya bisa pasrah.

"Yaudah kita makan yah... Gue masakin mie instan... gue gak tau masak. Nasi juga masih ada." Kata Gerald dan akhirnya Rena mulai luluh dan akhirnya melepaskan pelukannya.

Rena ke kamar sebentar untuk mencuci mukanya agar terlihat lebih baik. Berusaha agar tidak terlarut dalam pikirannya.

"Ren sini ayo makan. Kita nonton episode baru snk." ajak Gerald dan kali ini Rena sedikit lebih baik dari yang tadi. Ia lebih berekspresi.

"Ren, bahan dapur tinggal dikit. Belanja ayok. Mumpung masih hari minggu." ajak Gerald karena Gerald tau Rena sangat suka berbelanja.

"Oh yaudah. Gue mandi." Pamit Rena lalu melangkah gontai ke kamarnya.

Gerald tak habis pikir dengan Rena ternyata masih ada hal yang ia belum ia beritahu ke Gerald. Tapi Gerald memaklumi karena mungkin itu sangat menimbulkan trauma.

*

"Itu mie instant ambil... gue suka mie instant." Kata Gerald memerintah Rena.

"Sabar babi... Gula lebih penting dari mie." umpat Rena. Gerald yang mendengarnya langsung lega Rena kembali seperti biasa.

"Lu kan babu gue."

"Yaudah cepetan ambil.... Jangan banyak-banyak. Ntar goblok lo makan mie mulu." ejek Rena.

"Iya babu... baik banget sih dasar..." Kata Gerald sambil menjitak kepala Rena.

"Sakit bangke. Tunggu gue." kata Rena yang sedikit berlari menyusul Langkah Gerald yang besar. Dan disambut Gerald dengan gandengan tangan.

"Gue mau sosis, itu beef sama Rotinya jangan kelupaan.  Selainya juga." Kata Gerald sambil menunjuk barang-barang keinginannya.

"Lu ambil sendiri kek... berasa babu beneran gue." 

"Mana ada babu yang gandengan tangan ama majikan. Itu ambil udang ama cuminya... trus sampe rumah lu masak cumi, sarapan besok baru udang." 

"Lu ngoceh mulu dari tadi babi. Ambil sendiri napa." 

"Oh begitu....." Kata Gerald yang dibalas tatapan sinis Rena.

Sesampainya di sekolah, Rena dan Gerald langsung menuju ruang latihan. Yah... 2 hari lagi akan diadakan ulang tahun sekolah. Rena tau kondisinya masih belum stabil. Namun ia berusaha semaksimal mungkin.

Gerald kali ini akan berduet dengan Sasa. Mereka berdua adalah prince dan Princess of school. Mereka mendapat gelar itu karena ke famous-an mereka berdua.

Sedangkan Rena? untuk apa dia juga kesana? Ia adalah queen of school. Tentu saja ia mendapat gelar itu karena kemampuan serba bisanya. Jika soal famous ia kalah dengan Sasa maka untuk soal akademi dan kemampuan kepemimpinannya harus diakui.

Dan king of school adalah Reynald. Ia juga merupakan teman akrab Gerald. Namun bedanya queen dan king tidak berduet, melainkan solo. Karena mereka diberi wewenang yang luas. Dan juga mereka harus menyampaikan kesan pesan, mencari queen dan king baru, sehingga mereka yang mengatur acara sekolah ini.

Mereka mengambil konsep klasik. Dan dikarenakan hal itu, ia dan Reynald harus membawa beberapa baju untuk acara nanti. Karena tiap susunan acara harus menyesuaikan diri.

"Perhatian semuanya..." Rena berdiri di atas panggung yang sudah disiapkan di ruang aula ditemani Reynald.

"Jadi... karena tinggal dua hari saya harap stabilkan penampilan. Saya tidak ingin kalian memaksimalkan usaha dan akhirnya justru batal dikarenakan kesehatan yang terganggu." ucap Reynald dengan nada dingin.

"Dan susunan acara harus sesuai, ingat. Jika kalian telat satu menit kalian sudah tau kan...." kata Rena yang memancarkan aura kepemimpinannya. Rena adalah orang yang sangat disiplin soal waktu. Ia tak segan-segan membatalkan penampilan walaupun hanya telat satu menit.

"Latihan di lanjutkan." tutup Reynald.

Dan Rena langsung berlatih di ruang pribadi khusus queen dan king. Dikarenakan tiap tahun selalu ada tampilan tak terduga dari queen dan king. Untuk apa mereka dipilih kalau tidak ada sesuatu yang berbeda.

"Ren, lu udah siap kan?" tanya Reynald.

"Buat apa gue nggak siap kalo latihan gue gak dari awal pas masih kelas 11." Kata Rena.

*

Disisi lain Sasa dan Gerald sedang memaksimalkan suara mereka. Karena mereka juga Prince dan Princess, bawahan dari queen dan king.

"Ger, kita kek gada chemistry sama sekali deh." ucap Sasa. Ia sudah berharap bisa mendapat kesempatan duet dengan Gerald. 

"Trus gimana?" tanya Gerald.

"Gini... kita pegangan tangan trus mata kita saling tatap. Ingat harus bagus. Lu denger sendiri kan Rena dan Reynald bilang apa...." Kata Sasa mengambil kesempatan.

"Okelah."

#####

Hai gesss gue apdet lagi... 

JADI BESOK ITU BAKALAN BEST PART DEH SOALNYA ULTAH SEKOLAH DAN RENA BAKALAN TAMPIL. KALIAN HARUS LIAT CANTIKNYA KEK GIMANA...

makasih

thanks

gomawo

arigatou

DISTANCE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang