Davion terkekeh melihatnya. Pasangannya sungguh menggemaskan. Ia mendengar bibir manis itu berucap 'wah' dengan lirih. Pria itu, yang sedang dalam keadaan shirtless, melangkah mendekat. Dan gadis itu masih tetap bergeming di tempatnya berdiri.

Ia mengecup hidung matenya singkat. Tapi sepertinya berhasil membuat gadis itu kembali ke alam sadarnya. Di detik berikutnya wajah seputih porselen itu memerah seluruhnya. Membuat kekehan Davion semakin terdengar.

"Apa yang kau lihat?" ucapnya seraya melangkah maju. Kedua tangannya terentang berniat memeluk tubuh mungil matenya.

Tapi gadis itu reflek memundurkan tubuhnya dan menubruk rak buku di belakangnya.

"Aw!"

Pria itu tertawa melihat gadisnya yang tertimpuk sebuah buku akibat rak yang sempat bergoyang. Sebelah tangannya menggantikan tangan gadis itu untuk mengelus pucuk kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Kemudian mengecupnya berulang kali.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk bersiap," tuturnya seraya masih mengelus rambut biru kesukaannya itu.

Elle mengangguk, "Tapi apa mereka harus selalu mengikutiku?" gumamnya.

Davion mengangkat sebelah alisnya bingung. Ah~

Ia terkekeh lagi, "Mereka akan membantumu bersiap, sayang. Tapi jika kau merasa tidak nyaman aku akan menyuruh mereka untuk pergi dan kau bisa bersiap sendiri." Lagi, gadis itu mengangguk setuju.

Mereka kemudian berjalan menuju kamar.

"Mandilah. Aku akan menunggumu di bawah." Elle menurut dan berjalan ke arah kamar mandi. Sedangkan Davion masuk ke dalam walk in closet untuk mengenakan pakaian resminya.

Dikarenakan tadi Betanya memberitahukan bahwa tamu mereka telah datang, ketika dirinya sedang menikmati tidur siangnya bersama sang mate, ia pun meninggalkan gadisnya yang sedang tertidur untuk bertemu dengan sepasang suami istri itu.

Kini keduanya sedang berada di mansion bagian barat yang memang dikhususkan untuk tempat tinggal tamu, sebelum malamnya melakukan ritual penandaan kawanan.

Davion pun berpikir mungkin ia juga akan melakukan penandaan kawanan pada matenya. Baru setelah itu proses pengangkatan Luna akan bisa dilaksanakan.

Kembali ke keadaan sekarang, sudah cukup lama Davion menunggu matenya turun dari kamar mereka, untuk menuju ke ruang upacara. Betanya serta yang lain pasti telah sampai dan menunggu mereka disana.

Baru saja ia berbalik untuk menuju kamar mereka, seseorang yang baru saja ditunggunya tengah berjalan ke arahnya. Ia tersenyum melihat penampilan matenya malam ini. Cantik, sangat cantik.

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
BLE MOU ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن