8. Bolos bareng

88 10 3
                                    

“Sini makanya cepet naik ke pundak gue!”Ucap Kailand berdecak, cowok itu kesal karena Sheila sedari tadi hanya diam, sudah tahu kesiangan, tetapi masih saja santai.

Sheila mengedipkan matanya. Memiringkan kepalanya, memandang Kailand yang sudah naik darah karna dirinya yang tidak merespon semua ucapannya. Gara-gara semalam dirinya menonton horor sampai larut malam, lupa alarm, dan pada akhirnya kesiangan bersama Kailand. Cowok tengil yang pernah ia kenal.

Kailand gregetan, ia menarik lengan Sheila agar naik kepundaknya. “Naik.”Ucapnya, dengan suara berat.

Sheila menghela nafas pelan, kakinya segera naik ke pundak cowok itu, setelah berhasil naik. Kepala gadis itu melihat ke kanan ke kiri memastikan tidak ada guru yang sedang berjaga.

Merasa aman, Sheila loncat dengan satu kali loncatan, Kailand pun sama. Cowok itu meloncat, keduanya sama sama diam, Sheila menepuk siku dan lututnya yang kotor. Ia membenarkan tali sepatunya yang lepas saat loncat tadi.

“WOI!”Teriak seseorang di ujung koridor sekolah, dekat toilet perempuan.

Refleks mendengar suara itu, Kailand menarik lengan Sheila, membawa pergi gadis itu dari belakang sekolah. Kailand membawa Sheila kedalam belakang toilet laki laki.

Kailand membekap mulut Sheila agar tidak bersuara, bisa kena sanksi jika dirinya dan gadis disampingnya kena hukuman oleh Pak Firman, apalagi waktu sudah menunjukan pukul 08.00

Merasa lega, Kailand melepaskan bekapannya, cowok itu memandang wajah Sheila yang sedikit kebingungan. Sheila diam, memang gadis itu selalu diam. Tapi diam kali ini berbeda, ia seperti orang ketakutan.

Kailand membalikan tubuh Sheila, agar bisa menghadap padanya.“Heh, lo kenapa?”Ucapnya.

Sheila menghela nafas kasar.“Apaan sih!”Ucap Sheila, gadis itu pergi meninggalkan Kailand. Bodohnya, ia pergi ke arah depan, bisa bisa kena hukuman jika Sheila ketahuan kesiangan oleh Pak Firman.

Kailand berdecak, ia menarik lengan Sheila.“Lo gila? Mau lewat depan? Bisa bisa di hukum lo sama Pak Firman”Ujarnya.“Sini, ikut gue!”

Sheila meronta, meminta agar Kailand melepaskan cengkramannya. Tetapi tenaga cowok itu terlalu kuat. Kailand menoleh melihat wajah Sheila yang sedang menahan kesal.

“Shei, udah lah. Bolos aja yuk? Percuma tau kita udah kesiangan, ini juga udah jam 08.00 lebih.”Ucap Kailand, cowok itu tiba tiba berhenti. Memandang wajah Sheila.

Sheila berdecak. Ia melihat Kailand dengan pandangan sinis.“Bolos?”

Kailand tersenyum lebar, ia mengangguk kan kepalanya.“Iya, ayo bolos aja yuk yuk! Makan sate aja oke? Di ujung jalan sana, ada tukang sate angkringan, itu langganan gue. Enak banget, ayo Shei.”Ucapnya semangat, kapan lagi bolos dengan gadis diam seperti Sheila? Itu sangat mustahil jika diulang dua kali.

“Gak usah so kenal!”Ucap Sheila menatap sinis.

Kailand berdecak.“Gue emang kenal sama lo. Lo Sheila kan?”Ujarnya.“Ayo udah, mending makan sate sama gue. Sehari aja lo bolos, oke?”Lanjutnya. Tanpa pikir panjang, Kailand menarik lengan Sheila, membawa pergi lewat belakang sekolah, naik pagar seperti tadi saat masuk kedalam area sekolah.

Berhasil, dua insan itu sudah berada diluar sekolah, kebetulan hari ini Kailand tidak membawa motor, tadi terpaksa mereka menggunakan metromini untuk sampai keujung jalan. Karna jaraknya lumayan jauh.

Kailand memberhentikan metromini, tangannya tak lepas dari tangan Sheila, mereka saling menggenggam. Entah, hari ini Sheila tidak banyak memberontak seperti biasanya, cewek itu lebih banyak menuruti apa mau Kailand.

SHEIKAI [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang