1. єgσ

633 135 91
                                    

Yozar duduk di kursi belakang kelas, ia tak peduli dengan pelajaran yang sedang berlangsung di depannya. Dengan tatapan datar dan acuh tak acuh, ia merentangkan kedua kakinya di atas meja, menunjukkan betapa kurangnya rasa hormat terhadap guru dan pembelajaran. Keberadaannya di kelas lebih mirip dengan seorang preman daripada seorang siswa yang berusaha belajar.

Yozar Arka Kalingga bukanlah siswa biasa. Dengan rambut yang cukup rapi dan seragam sekolah yang selalu terlihat mahal, ia jelas merupakan anak dari keluarga yang berada. Ayahnya, seorang pengusaha sukses, dan ibunya, seorang sosialita ternama. Orangtuanya selalu memberikan segalanya kepada Yozar, kecuali perhatian.

Kisah Yozar tak hanya terbatas di dalam ruang kelas. Ia juga membuat masalah di luar sekolah, merusak fasilitas sekolah, dan membuat teman-temannya kesal dengan perilaku arogannya. Teguran dari guru BK seolah-olah hanya menjadi angin lalu baginya.

Wali kelas yang sedang menjelaskan materi terfokus pada Yozar yang dengan santai menaikkan kaki di atas meja sembari mengunyah permen karet. Melihat hal itu, sang wali kelas pun menegur Yozar.

"Yozar, turunkan kakimu dari atas meja, segera buang permen karet yang ada dimulutmu, dan perhatikan saya saat sedang menjelaskan materi." Tegur wali kelas pada Yozar.

Saat ini semua siswa di kelas menoleh ke belakang tepat di mana Yozar duduk. Tatapan mereka sudah jelas mengisyaratkan ketidaknyamanan akan kehadiran Yozar di tengah-tengah mereka.

"Saya tidak mau diperintah oleh guru sok pintar." Balas Yozar.

Keangkuhan terpancar jelas dari sikapnya. Yozar selalu merasa di atas angin, seolah-olah dunia ini adalah panggung pribadinya. Kekayaan keluarganya membuatnya sombong, dan sikapnya yang tidak peduli membuatnya dikenal sebagai anak paling malas di kelas.

"Kalau begitu, keluar dari kelas saya!" Tegas sang wali kelas. Tidak peduli seberapa kaya keluarga Yozar saat ini, wali kelas akan berlaku adil apabila ada siswa yang tidak mau mengikuti peraturan sekolah.

"Cih!" Yozar berdecih di hadapan wali kelas. "Gue semakin benci sama tempat ini." Ucapnya dengan nada pelan sebelum benar-benar keluar dari kelas.

Semua orang tertegun dengan ucapan Yozar. Sikapnya benar-benar sudah di ambang batas. Wali kelas hanya bisa menghela napas, seperti sudah terbiasa dengan apa yang terjadi pada siswanya yang satu itu.

Ketika bel istirahat tiba, semua siswa tentu akan menghabiskan waktunya di kantin untuk mengisi tenaga. Tiba-tiba suara speaker sekolah menggema memanggil nama Yozar Archelo untuk segera ke ruang BK. Ruangan yang setiap minggu ia datangi dengan berbagai ceramah yang memuakkan.

Di ruang BK, tidak hanya ada guru BK, tetapi ada Kepala Sekolah hingga Wali Kelasnya yang kini sudah menantikan kehadiran Yozar, Mrs. Erina.

"Kamu lagi kamu lagi, tidak ada bosan-bosannya kamu datang ke ruangan ini, Yozar? Saya saja yang menghadapi kelakuan kamu capek, lho." Ucap guru BK dengan sinis.

"Ya kalau capek istirahat lah, Pak. Nggak usah ngurusin kehidupan saya." Balas Yozar sarkas.

"Waduh, kamu itu bukannya terima kasih karena sudah diperhatikan malah ngelunjak. Dasar orang kaya."

Yozar hanya menanggapi kalimat terakhir itu dengan lirikin dingin ke arah guru BK.

"Mrs. Erina, Yozar sudah ada di ruangan ini, apa kita bisa mulai?" Ujar Kepala Sekolah.

"Tunggu, Bu Kepala Sekolah, ada satu orang yang sedang menuju kemari. Mohon ditunggu, Bapak dan Ibu sekalian." Ucap Mrs. Erina.

"Oh? Ada satu lagi ternyata, ya sudah kita tunggu." Kepala Sekolah mengangguk.

LINGKAR BINTANG [TAMAT]Where stories live. Discover now