58. Semakin Menjadi

Mulai dari awal
                                    

Ia seharusnya sadar diri.

👹

Author's POV

Jaemin merasa canggung ketika tahu bahwa hari itu ada praktik. Ia tidak tahu bagaimana harus menyikapi Renjun, tetapi setelah dipikir, mengapa juga ia harus memikirkan Renjun? Lebih baik berkonsentrasi pada pelajaran saja.

Matanya mencoba menatap ke arah lain, tetapi ketika melihat Jeno, ia jadi membayangkan yang aneh-aneh. Dasar mesum.

"Pelajaran, pelajaran." gumam Jaemin.

"Hei."

"Ya?!" Lelaki manis itu terkesiap ketika mendengar suara kekasihnya.

"Kau agak aneh."

"A, aku? Apa maksudmu?"

"Dari pagi kau selalu gagap. Tiba-tiba juga mengaku pada semua orang bahwa kita memiliki hubungan. Padahal aku ingin menanyakannya nanti saja, tetapi apakah ada sesuatu yang membuatmu resah?"

"Sama sekali tidak. Tebakanmu salah. Sekarang-"

"Apanya yang tidak? Memangnya aku tidak tahu dirimu?"

"Kalian berdua, berhenti mengobrol." ujar sang asdos.

"Pak, biarkan saja mereka. Mereka memiliki hubungan khusus."

"Benarkah? Berarti tambah tidak boleh."

Orang-orang tertawa.

"Pamer hubungannya cukup sampai sini saja. Di jam pelajaran juga tidak boleh bermesra-mesraan atau berciuman."

Jaemin terkejut, "Apa?! Untuk apa kita melakukan itu?!"

Lagi-lagi semua orang tertawa, "Tidak sukanya jangan sampai seperti itu!"

"Bukan tidak suka! Aku hanya terkejut!"

"Jeno pasti sakit hati."

Setelah itu, sang asdos mulai bercerita, "Tahun lalu angkatan 17 ada yang memiliki hubungan khusus dan saat praktik mereka memegang dan mencium pasangannya sehingga ada yang terluka. Yang utama dalam praktik adalah keamanan. Kalian berdua mengerti, bukan?"

"Ya?" tanya Jeno bingung.

"Bercium atau sebagainya tidak dibolehkan saat praktik. Mengerti?"

"Baik." jawab Jeno, "Tidak akan saya lakukan saat pelajaran."

"Sepertinya setelah kelas mereka akan langsung." ujar Tzuyu.

"Masa muda~" goda Changbin.

"Pak, pelajarannya diselesaikan lebih cepat saja demi Jeno dan Jaemin!"

👹

"Mengapa sekarang kita secanggung ini?" tanya Jaemin dalam perjalanan pulang.

"Apa maksudmu?" Jeno bahkan tidak berani menatap kekasihnya.

"Setelah yang tadi, suasananya menjadi canggung."

"Apanya yang canggung? Memangnya ada yang perlu dicanggungkan?"

"Benar juga."

Lalu mereka menatap ke arah lain.

"Tetapi, kita tidak tiba-tiba ingin berciuman hari ini, bukan?!"

Jeno terkejut mendengar penuturan kekasih manisnya itu, "A, apa?"

"Jika misalnya memang ingin seperti itu, aku harus persiapkan hati."

"Siapa juga yang akan mengatakan terlebih dahulu sebelum melakukan hal itu?"

"Bukankah kau akan memberitahuku sebelumnya?"

Jeno mengusap wajahnya kasar, "Sudahlah. Diam saja."

Beberapa menit kemudian, mereka telah tiba di apartemen Jeno dan suasana pun bertambah canggung. Begitu sampai di depan pintu, Jeno bertanya pada Jaemin, "Kau ingin masuk du-"

"Tidak perlu! Aku tunggu di sini saja!" jawab Jaemin cepat.

"Ya sudah. Aku akan cepat."

"Iya!" Jaemin mengagumi bagian dalam apartemen Jeno dari pintu yang terbuka, tetapi sebuah suara mengejutkannya.

"Jaemin? Sedang apa di sini?"

"Jaemin? Sedang apa di sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu direktur!"

Tepat saat itu, Jeno keluar, "Ada apa? Mengapa tidak menghubungi terlebih dahulu?"

"Kebetulan searah, jadi aku datang untuk melihatmu. Kalian hendak ke mana?"

"Megantarnya ke rumah." Jeno menunjuk Jaemin.

"Sejak kapan hubungan kalian menjadi seperti itu?" tanya Yoona. "Ya ampun. Aku tidak peka sekali. Sedih. Mengapa kalian tidak memberitahuku?"

"Mengapa juga aku harus memberitahu?" ujar Jeno.

"Kami benar-benar belum lama!" jawab Jaemin.

Yoona tertawa, "Sifat Jeno seperti itu, jadi aku sempat khawatir ia tidak akan memiliki kekasih, tetapi untunglah karena akhirnya ia mendapat yang seperti Jaemin. Jika Jeno menyulitkanmu, katakan saja. Oh ya, apakah kau ingin kuantar menggunakan mobil sampai ke rumah?"

Kali ini, Jeno yang menjawab karena Jaemin sudah tidak mengerti situasi apa yang sedang dialaminya sekarang, "Bukankah harus kekasihnya yang mengantar agar romantis?"

"Pokoknya aku datang hanya untuk melihat keadaanmu. Jaemin juga, semoga kau baik-baik saja. Kapan-kapan kau harus main ke kantor."

"Iya, bu direktur."

"Kalian pasti sudah tahu, tetapi kuingatkan lagi. Jangan lupa kontrasepsi!"

"Apa?" Mereka berdua terkejut.

"Mengapa wajah kalian terkejut seperti itu? Aku hanya khawatir. Terutama kau, Jeno. Apa pun itu, pokoknya kau yang harus lebih mengerti."

Jeno sudah tidak mengerti lagi jalan pikiran ibunya sehingga ia hanya menjawab dengan lemah, "Iya. Aku tahu. Sudah."

"Pokoknya hati-hati! Aku pergi dulu." Yoona berbalik sembari melambaikan tangannya tanpa tahu bahwa ia telah membuat keadaan semakin canggung.

👹

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang