[23] Pergi ke Bandung

11.4K 419 16
                                    

Fara termenung. Ia sangat tidak fokus hari ini. Ucapan Rey tadi pagi sangat mengganggunya. Ia memikirkan mengapa cowok itu tidak mau memiliki anak. Bukankah alasan mereka melakukan itu karena ingin punya anak?

Fara takut.. Rey hanya main main. Ia takut laki laki itu belum berubah, dan masih menginginkan kebebasan.

"Hey.."

Fara tersadar. Ada Rey disampingnya.

"Kenapa?"

"Mamah panggil kamu tuh."

Fara mengangguk lalu membawa camilan yang sudah ia siapkan untuk Ibu mertuanya.

"Mah, dimakan. Kita cuma ada ini." Ucap Fara sambil tersenyum malu.

"Gapapa Far! Mamah gak lama kok. Cuma mampir aja ngasih bayem nih,"

"Gak perlu repot repot, Mah."

"Nggak kok, Far. Mamah kan sayang sama kamu, lagian ini juga buat program. Kalian udah program kan?" Tanya Ami.

Fara melirik ragu kearah Rey. Laki laki itu tersenyum seakan tidak ingat ucapannya yang menginginkan Fara untuk menunda kehamilan.

"Udah kok Mah. Tinggal nunggu gol aja." Ucap Rey sambil terkekeh.

Hati Fara mencelos. Mengapa laki laki itu bohong kepada ibunya sendiri? Mengapa Rey tidak mengakui kalo ia ingin Fara menunda kehamilan?

"Bagusss!"

~~~

Saat ini, Fara sedang mengurus kerjaannya di rumah karena ia sedang absen. Sedangkan Rey berada di kasur sedang mengamati Fara sambil bermain handphone.

"Kamu udah ke dokter?" Tanya Rey.

Fara mengernyit. "Ngapain?"

"Program tunda kehamilan,"

Tiba tiba ia merasa tak mood mengerjakan sesuatu. "Belum lah. Kan seharian ini aku sama kamu terus." Ucap Fara sedikit sensi.

"Iya juga ya.." Rey terkekeh. "Nanti aku temenin deh. Mau kapan?"

"Gak usah. Biar aku sendiri aja." Jawab Fara singkat.

"Oke."

Suasana berubah menjadi hening. Fara bahkan tidak mood berbicara sedikitpun pada Rey. Cewek itu lebih memilih menyibukkan diri.

"Oh iya, nanti aku harus KKN ke daerah bandung."

Fara sontak berhenti bergerak. Apa itu artinya ia akan ditinggal selama kurang lebih satu bulan?

"Kapan?" Tanya Fara.

"Minggu depan."

"Terus aku ditinggal sendiri?"

Rey terkekeh menghampiri Fara. "Kamu tinggal di rumah Mamah aja. Sebenernya aku gak tega ninggalin kamu sendiri, tapi kan ini tugas kampus."

Fara menahan air matanya yang hampir lolos. Mengapa ia begitu sensitif?

Rey mengecup puncak kepala Fara berkali kali. "Berarti aku juga harus puasa."

"Puasa?"

Rey membisikkan sesuatu yang membuat Fara memukul pelan bahu Re dengan wajah tersipu. Rey hanya tertawa melihat sikap menggemaskan Fara lalu mengecup pipi istrinya itu. Ia tidak sadar bahwa istrinya sedang merasa sakit di hatinya yang terdalam.

Pasutri Retjeh#2 - Nikahin dosen galakWhere stories live. Discover now