[1]

25.1K 595 8
                                    

{-Notes-}

Selamat datang, di cerita baru saya. Semoga betah sampai akhir cerita ini ya, kawand kawand. Oh iya, ini banyak mengambil latar kampus, dan saya sendiri tidak tahu tentang perkuliahan. Jadi, bisa kalian maklumi ke-sotoy-an saya.
Sekian.

~~~

BRAKKK!!!

"KAMU MEMANG GAK PERNAH ANGGAP SERIUS TUGAS DARI SAYA YA?!"

Fara Aruna Maheswari, wanita berkacamata. Usia dua puluh tujuh tahun dan berprofesi sebagai dosen, bernotabene dosen cantik, sekaligus dosen wanita tergalak.

"Jangan serius serius, Bu. Ibu sendiri yang bilang gak boleh ada cinta di antara kita."

Fara memutar bola matanya jengah mendengar ucapan Rey Alvaro, mahasiswa bimbingannya yang sekarang berstatus sebagai suaminya.

IYA, SUAMI!!!

Gilak gak tuh?

Padahal Fara sendiri muak melihat wajah mahasiswa satu ini. Sudah bertahun tahun dan tidak kunjung lulus. Berkali kali tidak becus dalam mengumpulkan tugas.

"Salah apa saya dapet suami kayak kamu." Fara memijit kening, lalu melepas kacamata yang dipakainya.

"Itu bukan salah kamu kok, sayang. Justru itu anugrah. Selamat ya, udah nikahin aku." Jawab Rey dengan wajah cengengesan.

Fara menatap laki laki didepannya dengan tajam.

"Keluar kamu!"

"Gak mau dikasih--" Rey mendekat pada Fara hingga kebelakang kursi perempuan itu. "Service gitu?"

Fara langsung memundurkan kursinya hingga menubruk tubuh Rey. Lalu ia berdiri dan siap mengeluarkan kata kata tajamnya.

"Jangan macam macam kamu!"

"Macem macem gimana sih? Kan kita udah nikah, kamu lupa?"

"Dari awal pernikahan saya sudah bilang, gak boleh ada kontak fisik sedikitpun, apalagi-"

Rey menarik Fara hingga terduduk lagi di kursinya. "Jangan bawel, ntar aku makin gak tahan."

Rey pergi begitu saja sambil bersiul santai. Sementara Fara menahan amarahnya yang semakin membuncah hari demi hari.

Satu bulan mereka menikah. Satu bulan itu pula Fara diberi tekanan batin oleh suami 'tiba tiba' nya.

Ini sangat tidak normal,

Ini membuatnya gila!

Apalagi dengan kelakuan Rey yang sangat tidak sopan padanya, seperti mencium tiba tiba contohnya.

~~~

"Kesel banget gue sama tuh dosen!"

Ucap Ghina, satu perempuan diantara empat laki laki yang sedang berkumpul di sudut kampus.

Membicarakan serta menuangkan isi hati dengan segala caci maki untuk dosen yang barusan membimbing mereka.

"Kenapa lagi sih, Ghin? Lo masih juga kesel sama si Fara? Udahlah lupain!" Ucap Guntur, laki laki yang menjadi penasehat di grup gosipin dosen ini.

"Makanya nugas jangan sambil nonton! Akhirnya lo mandi mulu daripada ngerjain tugas." Cetuk Arga.

"Bwahaha!" Delon, ikut terbahak dengan ucapan Arga.

Sedangkan Rey, santai saja mengunyah permen karet sambil mendengar cacian yang ditujukan kepada istrinya.

"Lo kok jarang marah marah sih sama si Fara? Gue tau tugas lo juga sering gak diterima kan sama dia?" Tanya Ghina melirik Rey.

"Dia kan dosen kita, harus sopan dong!" Jawab Rey.

Ghina berdecih. "Halah! Dulu lo sering ngata ngatain tuh dosen. Sekarang lo kayak tunduk bener sama dia, lo jadi kayak si Guntur!"

2 bulan yang lalu.

"Sialan, bangsat, anjing, setan! Gue udah capek capek bikin tugas yang isinya beribu ribu kata gini, katanya masih aja ada yang typo?! Ibarat typo doang apa dampaknya sih!?"

Rey mengusap rambutnya kebelakang, melempar kertas tugas yang barusaja ditolak dosen wanita menyebalkan.

"LO JUGA!? Yaampun, malang banget sih nasib kita." Arga menepuk pundak Rey.

"Ada loh dampaknya, kalo lo typo kata nemenin jadi nenenin, itu bahaya banget. Bisa di bunuh sama si Fara." Ucap Delon.

"Shut, harus sopan ah!" Tukas Guntur. "Senyebelin nyebelinnya Bu Fara, kita harus panggil dia Ibu loh.."

"Males banget! Dia kan umurnya gak jauh diatas kita, beda tiga tahun doang!" Ucap Ghina.

"Hah serius!? Gue ada kesempatan dong buat nikahin dia." Ucap Guntur dengan mata berbinar.

"Lo gila? Mau lo di semprot sama dia tiap hari? Iiiih gue sih langsung cerai!" Ucap Ghina sambil bergidik.

"Se-galak galaknya dia, bodinya oke banget! Gak kalah sama model rahasia victoria!" Ucap Arga.

"Victoria secret! Kampung bener lo!"

"Yeuuh, artinya di indonesia apa?! Bener dong gue!"


~~~

Kharisma Fara sangat dilihat jelas mahasiswa saat berjalan melewati mereka. Aura yang dimiliki Fara jelas memikat orang orang untuk melihatnya. Aura kegelapan.

Pandangan mata yang lurus kedepan, tatapan mata yang dingin, ditambah dengan suara ketukan heels 3 cm yang seirama dengan langkahnya.

Langkah Fara tiba tiba berhenti di sudut kampus yang jarang dilewati orang orang. Matanya menangkap sosok tak asing sedang bercumbu mesra.

Tiba tiba sang perempuan melepaskan tautan setelah menyadari kehadiran Fara. Lalu mengusap jejak jejak liur sang laki laki.

Rey Alvaro.

"Ekhm.." Ghina berdeham. "Kayaknya gak ada sesuatu yang menarik disini. Kenapa Ibu ada disini?" Tanya Ghina.

Fara tak menjerit atau menangis seperti perempuan lain yang melihat suaminya bercumbu di depannya. Ia masih dengan tatapan dingin seperti biasanya.

"Jangan lupa ke rumah Guntur nanti sore! Awas kalo gak dateng!" Ucap Ghina mengintimidasi Rey.

Ghina langsung pergi sendirian tanpa mengajak Rey, setidaknya ia bisa lolos untuk kesekian kali.

Ya, kesekian kali.

Ini bukan kali pertama Fara memergoki Ghina dan Rey berciuman, Fara bahkan hapal keberadaan Rey jika cowok itu tidak terlihat bersama temannya.

Fara melempar kunci mobil dan langsung ditangkap oleh Rey.

"Kamu yang setir. Kita ke rumah mamah."

Fara langsung meninggalkan Rey tanpa menunggu jawaban dari suaminya itu.

Rey tersenyum miring, "Harusnya dia nangis."

Ohooow ini bakal jadi cerita romantis-sedih-comedy juga dikit.

Pasutri Retjeh#2 - Nikahin dosen galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang