Part 11 - Tentang Rio

147 3 0
                                    

Rio sedang berada di balkon kamarnya, matanya terarah pada langit hingga suara pintu terbuka itu mengusiknya.

"Siapa yang mengizinkan anda untuk masuk ke dalam kamar saya?" Mendengar ucapan adiknya membuat Leon menghela nafas lelah

"Sampai kapan lo mau menerima gue sebagai kakak lo?"

"Tidak akan pernah"

"Yo"

"Lo bukan kakak gue dan tidak akan pernah menjadi kakak gue"

"Yo"

"Sekarang lebih baik lo keluar sebelum gue berlaku kasar sama lo" mendengar itu Leon menghela nafas pasrah. Dia memilih untuk keluar dan meninggalkan Rio.

Sedangkan Rio di dalam kamarnya memilih untuk meninju tembok. Gue tidak akan pernah menerima siapapun menggantikan posisi abang gue. Sampai kapanpun.

***

Rio menuruni anak tangga namun langkahnya dihentikan oleh suara seseorang.

"Den rio sudah bangun?"

"Sudah Bi"

"Bunda sama ayah kemana bi?"

"Mereka ke rumah sakit, tadi den Leon kumat lagi den"

'Menyusahkan' gumam Rio sambil melewati Bi sum yang menatap Rio iba.

"Yaudah Rio berangkat"

"Den Rio ga makan dulu?"

"Tidak usah bi, teman Rio sudah nunggu soalnya" Rio keluar dari rumah dan memasuki mobil bercat hitam tersebut

"Lo ngapain sih pagi-pagi udah minta jemput, biasanya juga bawa mobil sendiri" Cakka menggerutu kesal, pasalnya jarak rumahnya dengan sekolah cukup dekat, tetapi dia harus menjemput Rio yang rumahnya sangat jauh dari sekolah

"Males" mendengar jawaban singkat Rio membuat Cakka mencibir.

Namun belum mulai mobil itu berjalan, ponsel Rio berdering.

BUNDA

Rio menghela nafas sebelum mengangkat telfon tersebut.

"..."

"Rio kesana sekarang Bun"

PROBLEMWhere stories live. Discover now