Devil 30 : Just Phone

Start from the beginning
                                    

Valerie balas menatap Alarick dengan datar. "Aku sudah bilang akan menggantikannya."

Tangan Alarick mengepal mendengarnya. Ia meremas kuat ponsel Valerie. Matanya tak lepas dari wajah Valerie.

"Oh ya, dan kau tidak usah mengatarku pulang. Alex berkerja di sini. Dia yang akan mengantarku pulang dan—"

PRANK!!

Mata Valerie melotot saat ponselnya dilempar dan retak mengenaskan di lantai. Dia menatap Alarick tidak percaya. "Apa yang kau lakukan??? Kenapa kau melempar ponselku, bodoh!!"

Alarick tersenyum sinis. "Kenapa? Belilah lagi. Kau punya seribu dollar lebih di tabunganmu. Dan satu ponsel tidak akan membuat tabunganmu terkuras, kan? Lagipula, ponselmu sudah retak sebagian. Dan ponselmu itu sudah ketinggalan zaman. Tapi sialan, ponsel itu malah mempermudahmu untuk membangkang padaku dan pergi dariku."

Mata Valerie sudah berkaca-kaca. Dadanya naik turun akibat marah. Dia menatap Alarick dengan tatapan benci. "Aku mungkin bisa membeli beberapa ponsel yang canggih dan keluaran terbaru saat berkerja denganmu dan mendapat gaji yang sangat besar. Tapi ini bukan tentang uang!! Itu hadiah dari kakekmu! Hadiahnya saat aku memutuskan untuk berkerja denganmu!!"

"Dan aku tidak peduli."

"Kau memang takkan peduli apapun tentangku." Ucap Valerie pelan dengan air matanya yang mulai berjatuhan. Valerie mengusap pipinya yang basah dan mulai menurunkan kakinya dari kasur.

Alarick segera memegang tangan Valerie yang akan turun dari kasur. "Apa yang kau lakukan???"

Valerie menghempaskan tangan Alarick hingga terlepas. Matanya yang basah menatap Alarick tajam. "Jangan pedulikan aku!! Ini bukan urusanmu!"

Sebelum Alarick dapat mencegah kembali, Valerie sudah melompat dari atas brangkar dan menghampiri ponsel yang sudah hancur itu. Alarick mengumpat dengan segala jenis umpatan yang ada di dunia ini. Segera saja Alarick beringsut dari atas kasur untuk turun dan memegang tangan Valerie. "Sialan! Itu hanya ponsel, Valerie!! Aku bisa membelikannya lagi!"

"Lepas!!" seru Valerie dengan tangisnya yang kencang sambil mencoba melepaskan tangan Alarick, namun nihil. Alarick tetap memegang tangan Valerie dengan kuat. Tubuh Valerie bergetar akibat tangisnya yang kencang. Dia memukuli dada Alarick dengan tenaganya yang lemah. "Kau mungkin benar. Itu hanya ponsel yang ketinggalan zaman. Ponsel tak berharga dan sangat jelek di matamu. Tapi tidakkah kau berpikir ulang sebelum melemparnya hingga hancur berkeping-keping seperti itu? Tentang siapa yang memberikannya, kenangan apa saja yang berada di dalamnya, dan bagaimana kau mendapatkannya. Mungkin kau memang tidak peduli tapi itu sangat penting bagiku. Mr. Damian memberikannya tepat di hari ulangtahunku. Yang mana aku tak pernah membeberkan tanggal ulangtahunku pada siapapun bahkan pada Anna sekalipun. Dia satu-satunya orang yang mengingatnya..."

Valerie menundukkan kepalanya dalam, menangis kencang di hadapan Alarick yang hanya bergeming menatap Valerie sedangkan jantung Alarick sendiri selalu berdenyut ngilu melihat Valerie menangis histeris di depannya hanya karena sebuah ponsel yang menurut Alarick sangat tidak berharga.

Aku memberikannya dirinya sendiri.

Ucapan Kakeknya seketika terngiang di benak Alarick. Segala yang berhubungan dengan Kakek Alarick, adalah tentang diri Valerie sendiri. Tentang kebahagiaan Valerie.

"Kau boleh menghacurkan apapun dari diriku. Bahkan diriku sendiri. Kau boleh menghancurkan segalanya. Menyakiti diriku beribu kali, memanfaatkanku sebanyak yang kau mau. Tapi tidak jika itu menyangkut apapun tentang apapun yang berharga bagiku." Kata Valerie sambil sesegukan dalam tangisnya.

Alarick mencoba menenangkan dirinya. Dia melepaskan tangan Valerie dan mengangkat tubuh gemetar Valerie dan membaringkannya di atas brangkar. Alarick lalu berlari ke tempat di mana ponsel yang hancur itu berada. Dia mengambilnya beserta serpihan lainnya dan kembali ke tempat Valerie. Dia menyimpan ponsel yang sudah hancur itu di samping Valerie dan mengecup kening Valerie dengan lembut.

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Where stories live. Discover now