Bastard 1 : Jebakan Alarick And Friends

353K 8.7K 321
                                    

Maaf bagi yang sedang baca dan tiba-tiba hilang. Repost ini bertujuan menguploadnya kembali sampai tamat. Sedangkan sebelumnya, dihapus sebagian.

Suara ingar bingar terdengar memenuhi telinga Alarick saat pria itu menginjakkan kakinya di salah satu hiburan malam yang berada di Las Vegas. Matanya melirik ke sekeliling, mencari teman-teman sehatinya yang berkata jika mereka sudah datang lebih dulu.

"Oi! Alarick!"

Panggilan itu membuat Alarick menolehkan kepalanya ke sumber suara. Di meja bar terdapat 3 pria yang melambai-lambai ke arah Alarick, membuat Alarick mendengus dan berjalan malas saat mengetahui jika teman-temannya berada di tempat low-buget.

"I've told you guys," kata Alarick saat duduk di kursi tinggi yang terdapat di bar, bergabung dengan teman-temannya. "Kita ini adalah bos besar. Sudah seharusnya kita masuk ke ruangan VVIP daripada duduk di bar murahan ini. Aku sangat tidak sudi duduk di kursi yang harganya bahkan lebih murah daripada harga kaos kakiku. Membuat kharismaku berkurang saja."

"Tapi kau sudah duduk di kursi murahan ini, Anak Iblis," balas salah satu temannya. Pria itu adalah Makiel Zander McKennedy. Sahabat kecil Alarick yang sialnya ditakdirkan menjadi sahabatnya hingga sekarang. Makiel memang memiliki kebiasaan suka mengganti nama panggilan orang dengan ejekan atau umpatan.

"Ya, Pria Brengsek, seharusnya kau melakukan apa yang kuinginkan sehingga aku tidak duduk di kursi murahan ini," desis Alarick dengan mata tajamnya yang menatap kesal pada Makiel, dan di balas Makiel dengan tatapan jahilnya.

"Oh come on, Man. Kita disini untuk bersenang-senang, bukan membuat keributan." ucap temannya yang lain. Pria itu Darren Valentino Reinhard. Sama-sama brengsek, seharusnya. Entah mengapa hari ini pria itu tampak tidak ingin diganggu.

"Right. Kita ambil keuntungannya saja jika perempuan-perempuan murahan yang cantik akan melemparkan diri mereka dengan senang hati." kata sahabatnya yang lain lagi. Pria itu adalah Felix Barachandra Philips. Mata Felix menggeriling, menggoda para wanita yang sedari tadi menatap mereka seolah keempat pria itu adalah tontonan seru.

Tidak heran, sih. Selain tampan, aura mereka juga membuat orang-orang di sana berhasil tepukau. Selain meniliki badan dengan porsi yang sangat diinginkan para wanita, pakaian mereka yang mencolok dengan barang-barang bermerek yang menjadi aksesoris, membuat mereka sukses menjadi santapan para wanita di sana. Namun, karena aura mereka juga mengeluarkan aura intimidasi, membuat para wanita di sana hanya dapat berharap disapa oleh salah satu pria di sana, dan setelahnya perempuan itu pasti akan rela mengangkang di bawahnya.

Lagian, siapa yang tidak tahu dengan grup The Devils ini? Selain mereka sering muncul di televisi, majalah, koran, dan radio, mereka juga pewaris tunggal dari perusahaan-perusahaan terkenal. Dan Alarick sendiri, sudah menjadi pemilik Damian Corporation, di mana perusahannya sudah menempati seluruh kota di negara Amerika. Perusahaan yang memiliki lebih dari 10 jenis bidang yang digeluti.

"What's wrong, dude?" tanya Felix kemudian, sambil merangkul bahu Alarick. "Kau kelihatan sama jeleknya dengan Darren."

Alarick mendelik jengah. "C'mon."

"Aku tidak berbohong. Wajah kalian sama-sama terlihat sedang menahan kentut. Benar bukan, El?" tanya Felix, sambil menoleh pada Makiel yang ternyata sudah sibuk berciuman panas dengan salah satu perempuan di sana. Felix memutar bola matanya dengan jengah. "Si Playboy Brengsek itu." geramnya, lalu kembali menoleh pada Alarick. "What's wrong?"

"Aku tidak sedang menahan kentut."

"Lalu apa? Sedang menahan buang air besar? Kau tidak perlu melakukannya. Banyak toilet yang tersedia disini."

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Where stories live. Discover now