Devil 28 : Tears

Mulai dari awal
                                    

Lelaki yang entah siapa itu tertawa jenaka. "Kau bicara apa, Feli? Ini aku Alucard. Temanmu saat di taman kanak-kanak."

Valerie mengerutkan alisnya. "Feli?"

"Ya! Kau sudah ketemu rupanya! Dan Felix, kenapa kau tidak mengabari jika Feli ternyata masih hidup?"

"Hidup?"

Valerie dan Alucard menatap Felix serentak. Yang ditatap hanya balik menatap Alucard dengan tajam. "Bisakah kau tinggalkan kami? Felicia sudah bersuami." Katanya seolah Valerie benar-benar Felicia.

Alucard segera menatap Valerie dengan kaget. "Kau sudah menikah? Dengan siapa? Dengan Alarick? Waah, pria itu benar-benar berambisi besar. Aku ingat dia pernah mendorongku ke selokan gara-gara aku mengajakmu bermain. Dia sangat posesif padamu padahal umurnya lebih tua 6 tahun darimu."

Valerie tertawa canggung dan menganggukkan kepalanya. "Kau benar. Dan jangan lupakan jika dia benar-benar brengsek." Katanya.

Alucard langsung menampakan wajah heran. "Hah?"

"Alucard! Cepatlah! Kau lama sekali!" teriak perempuan yang berada di parkiran supermarket dan berdiri di samping mobil dengan raut jengah.

Alucard segera menatap Valerie. "Felicia, Felix, maaf aku tak bisa lama-lama dengan kalian."

"Itu bagus." Timpal Felix namun Alucard hanya fokus pada Valerie.

"Nanti, jika kita bertemu lagi, mari kita dinner. Aku akan mentraktirmu. Bye!!"

Alucard pergi sambil melambaikan tangan dengan semangat. Valerie hanya mendesah jengah dan kembali memakan mienya.

Felix sendiri terdiam dengan canggung. "Felicia itu adikku yang dulu pernah menghilang dan menggemparkan seluruh dunia perbisnisan. Dia tetangga rumahku dulu. Jadi wajar dia tahu jika Felicia diculik sedangkan yang lain hanya menganggap Feli menghilang."

Valerie menganggukkan kepala seolah mengerti.

"Dan soal dia membahas Alarick—"

"Tidak usah dijelaskan. Aku tahu." Kata Valerie santai sambil kembali menyuapkan mie. Dia menghiraukan wajah kaget Felix. "Semirip apa dia denganku?"

Felix mengedip. Dia memajukan wajahnya dan bertopang dagu sambil memperhatikan Valerie dengan seksama. "Kau itu... Bagaikan Feli versi dewasa. Jika Feli tumbuh besar, dia pasti akan sangat mirip denganmu."

Valerie menaikan sebelah alisnya. "Kenapa kau berkata begitu? Apa kau tidak pernah bertemu dengan adikmu sendiri?"

"Tidak setelah dia diculik."

"Kenapa? Bukannya dia sudah ketemu?"

Felix menatap Valerie lama. "Darimana kau tahu?"

Valerie tertawa pelan "Kalian bertengkar hebat dan berteriak-teriak seperti itu. Bagaimana aku tidak dengar?"

Felix menganggukkan kepalanya pelan. "Kau mendengar semuanya? Termasuk tentang Alarick yang mengatakan pernikahan kalian bodoh?"

Valerie kini tertawa hambar. "Dan setelah dia berkata begitu, dia meniduriku."

"Dan bagaimana perasaanmu?"

Valerie terdiam. Dia memakan mienya dengan mata menerawang ke depan, dan setelah itu Valerie kehilangan mood makannya. Dia malah mengacak mie cupnya. "Entahlah. Jantungku seolah ditusuk pisau. Anehnya, aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya ditusuk pisau, tapi hatiku seolah merasakan seperti itu. Aku bahkan berpikir jika aku akan mati sebentar lagi. Berpikir bahwa... Aku akan kembali dimanfaatkan lagi, dan dibuang. Saat Al berkata seperti itu pada kalian, aku merasa jika aku hanya budak seksnya. Dan aku dinikahi karena memang yang dia inginkan hanya aku melayaninya setiap hari. Seolah aku adalah boneka yang bisa dia perlakukan seenaknya." Katanya dengan air mata yang perlahan turun.

Bastard Devil [#TDS1] (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang