1

7.3K 258 103
                                    

Suara tembakan menggelegar di dalam rumah keluarga Choi . Suara tangis dan rintihan terdengar karena tubuh yang menahan sakit akibat tembakan itu . Seorang pemuda tersenyum miris di balik topeng yang menutupi wajahnya melihat 2 orang bermarga Choi sudah tidak bernafas lagi di hadapannya. Misinya telah usai yaitu membunuh keluarga choi .

Prang

Suara benda pecah itu mengundangnya ke arah suara itu dan dia tersenyum devil melihat putri keluarga choi  itu sedang berdiri dengan badanya yang bergetar dengan wajah tertunduk, rambutnya yang panjang menutupi seluruh wajahnya. Ia mendekati gadis itu dengan perlahan ,semakin dekat ia mendekatinya gadis itu terus berjalan mundur dan akhirnya sampai lah gadis itu pada sebuah pintu dengan sigap  gadis itu segera berlari keluar . Pria tadi berjalan dengan santai mendekati gadis bermarga Choi yang sudah berlari sekencang mungkin hingga ia tidak memperhatikan jalan .

Brakk

Naas bukannya selamat gadis itu malah tertabrak mobil . Seringai terukir di wajah tampannya .

"Gadis pintar jadi aku tidak perlu mengotori tanganku untuk membunuhmu "ucap nya

Setelah berkata begitu ia pergi meninggalkan gadis bermarga choi itu tanpa memperdulikan keadaan bukankah itu tujuan awalnya bukan... Membuat semua keluarga choi mati. Tapi ia melakukan itu bukan tanpa alasan ,tentu saja ia dibayar dengan sangat mahal karena yeah ia tidak pernah ketahuan membunuh siapapun. Polisi saja tidak bisa menemukan sidik jari atau sejenisnya. Ia merupakan pembunuh kelas kakap yang sudah di buru tapi tetap saja identitas aslinya tidak pernah terbongkar.

Ia masuk kedalam sebuah rumah tentu saja dengan sudah berganti pakaian agar tidak ada yang curiga  , sebenarnya untuk apa ia menganti pakaiannya toh tidak ada yang melihat aksinya tapi menurutnya itu untuk berjaga-jaga karena dia terlalu pintar. Tiba -tiba ponselnya berdering menandakan ada seseorang yang sedang menghubunginya. Di tatapnya nama yang tertera pada ponselnya itu ,senyumnya kembali terukir di wajah tampannya tapi kini bukan senyum devil melainkan sebuah senyuman tulus. Segera ia mengangkat telpon dari orang tersebut bukanya takut pada orang itu hanya saja ia malas mendengar ocehan dari hyungnya itu.

"Yeobesseo Hyung"ucapnya

"Yak kau kemana saja eohh kau membuat kami  khawatir... Mengapa kau tidak pulang ke dorm"ucap penelpon yang tak lain adalah hyungnya oh tidak lebih tepatnya orang yang sudah ia anggap sebagai hyungnya.

"Sekarang aku sedang berada di rumah nenek hyung entah kenapa aku merindukannya , jadi malam ini aku akan menginap disini... Baiklah hyung selamat malam "ucapnya lalu mematikan ponselnya dan melemparnya ke atas kasur. Tidak perduli jika ia akan mendengar ocehan dari hyungnya itu.

Dihempaskan tubuhnya di atas kasur king size nya itu, memandangi langit-langit kamarnya dengan tatapan nanar. Miris sekali hidupnya karena ia tidak lagi mempunyai eomma dan appa. Bukan karena meninggal tapi memang ia   sudah di buang sejak kecil. Dan ditemukkan oleh seorang nenek yang berbaik hati mau merawatnya tapi neneknya itu kini sudah meninggal karena sebuah penyakit yang di deritanya. Ia sendirian sejak itu tapi seseorang mengulurkan tangan untuk membantunya dengan senang hati ia menerima uluran tangan itu.

_________________________________________

4 bulan kemudian....

Seorang gadis sedang duduk dengan laptop yang sudah berada di depannya sejak tadi , ia terus menatap layar laptopnya sembari jarinya mengetik di papan keyboard. Sebuah senyuman terukir di wajah cantiknya.

"Noona apa aku boleh masuk "tanya seseorang dari luar kamar.

"Masuklah pintunya tidak di kunci "ucap nya masih dalam posisinya yang sama.

Ceklek

"Noona aku membawakan makanan untukmu "ucap pemuda yang memanggilnya dengan sebutan nuna itu.

"Gomawo... Letakkan saja di mejaku "ucap nya.

"Emm jun-ah bisa aku meminta bantuan mu "ucapnya lagi.

"Tentu Noona apa yang bisa aku bantu?"ucap pemuda itu yang di panggil dengan nama  'jun' itu.

"Bisakah kau menjaganya... Bukankah ia satu sekolah dengan mu  "ucapnya sambil menunjuk ke arah layar laptopnya.

"Ne Noona... Tapi untuk apa "tanya pemuda itu heran.

"He is my enemy"ucapnya

"Jangan bilang dia...."ucap pemuda itu.

"Ne jun-ah dia orangnya"ucapnya membuat sang pemuda memperlihatkan  senyum manisnya begitupun dengan sang gadis yang tersenyum.

"Aku  tidak menyangka dia pelakunya Noona "ucap pemuda itu.

"Wae? Jun-ah"ucap nya heran.

"Aniya Noona kau akan melihatnya sendiri "ucap pemuda itu.

"Arrasseo... Jadi tolong jaga mangsaku ini dengan baik"ucapnya

"Pasti Noona "ucap pemuda itu kembali mengembangkan senyumnya.

"Gomawo... Jun-ah"ucapnya.



Tbc
Anyeonggg~
Ini ff pertama aku , mohon dimaklumi kalau gaje ya
Jangan lupa voment
Gomawo all💜💜

My Enemy My Husband ✓Where stories live. Discover now