[5]-Laki-laki

104 43 49
                                    

"Scary Voice." [5]

***

Assalamu'alaikum!

Part ini SINETRON banget menurutku HAHAHA. Biar cepat di-next-nya hargai dengan klik bintang dan komentar ya! gratis, kan? Nggak lama, kan? Ok. Happy Reading~

***

Sebanyak apa pun air mata Sadeena yang Wildan lihat agar Wildan mengikuti keinginan perempuan itu, tetap saja Wildan tidak akan bertindak gila. Dia masih waras. Wildan meninggalkan Sadeena di gazebo sendirian. Selama mengikuti SKS di kelas, pikirannya terus bercabang. Hingga saat dirinya tiba di parkiran kampus, Wildan masih sesekali berhenti untuk merenung. Memikirkan cara agar ... Sadeena bisa melepaskan Alden-makhluk halus itu.

Biasanya Wildan akan mengabaikan makhluk halus yang dia lihat. Selama itu tidak mengganggu dan mengancam keselamatannya. Namun yang satu ini ... Wildan tidak bisa mengabaikannya. Ada satu nyawa yang dipertaruhkan. Nyawa yang dengan mudah menyerahkan diri agar bisa terhubung dengan makhluk itu. Ini benar-benar gila.

Wildan menaiki motor matic putihnya yang terparkir di tengah motor yang lain. Dia memasukkan kunci ke slot motor, memutar pada arah on, dan menstarter agar motor menyala. Wildan melakukan gerak mundur agar motor bisa keluar, namun belum sempat melakukan niatnya itu ... Arkan dan Gilang tiba-tiba datang menghadang jalannya.

"Wah wah ... cepat-cepat banget. Mau ke mana lo?" Arkan menarik tas gendong Wildan secara paksa menyebabkan tubuh Wildan sedikit tersentak ke belakang.

Wildan membuka kaca helmetnya. "Lo berdua ngapain?!"

Gilang terkekeh mendengar sahutan yang tidak nyaman dari Wildan. "Kita berdua mau bawa lo ke suatu tempat!"

"Udah ... jangan banyak omong. Turun lo!" Sekali tarik, Wildan dibuat berdiri oleh Arka sementara Gilang langsung menyabet kunci motor Wildan lalu memasukkannya ke dalam saku celana.

"Woi! Kunci motor gue!" Wildan berusaha merebutnya namun kedua lengannya ditahan Arka.

"Santai aja. Kunci motor lo aman sama kita." Arka memutar kedua lengan Wildan ke belakang tubuh. Mirip seperti buronan yang tertangkap polisi.

Dua laki-laki yang sering mengganggu Wildan itu serta merta menggiring Wildan ke suatu tempat.

"Sebenarnya kalian mau bawa gue ke mana?!"

"Lo bakal tahu kalau udah sampai." Gilang yang memimpin jalan menjawab sambil menyeringai.

Wildan tidak bertanya lagi sampai langkahnya berhenti di gudang sekolah. Wildan menatap ke sekeliling. Irisnya membola saat menemukan ... Sadeena. Sadeena duduk berhadapan dengan Rama. Telinganya disumpal earphone dan mata perempuan itu ditutup menggunakan slayer.

"Sa--,"

"BERLUTUT!" Arka menendang tulang kering Wildan.

"Ssh ...." Wildan langsung ambruk. Dia berlutut dengan kedua kaki yang saling menumpu.

Cahaya di gudang menjadi gelap begitu pintu di tutup dengan rapat oleh Gilang. Dalam kegelapan itu, mata Wildan bisa melihat bagaimana cara Rama berjalan dengan pelan mendekat ke arahnya. Ke arah Wildan yang berlutut.

"Apa, sih hadiahnya? Gue boleh buka earphone dan penutup matanya sekarang?" Sadeena berbicara di kursinya.

Wildan mengerutkan kening, bingung. Hadiah? Kepalanya mendongak saat Gilang menunjukkan layar ponsel yang menyala menampilkan fotonya dan ... Sadeena di gezebo tadi siang.

"Itu--,"

"Bukannya udah gue peringati?" Rama setengah membungkuk di depan Wildan. "Lo, jangan muncul di depan cewek gue!"

Scary Voice✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora