Chapter 3

4.1K 313 13
                                    

Suho menatap Sehun yang terlelap. Muka polos adiknya itu adalah favoritnya.

Suho terus menatap adiknya itu, dia sangat bersyukur karena adiknya bisa bertahan sampai saat ini.

"Tetap bertahan untuk kami, Hunnie."

Setelah itu, Suho memutuskan untuk menyusul Sehun terlelap ke alam mimpi. Namun saat ia menyadari sesuatu, ia urungkan niat itu dan kembali menatap Sehun.

Terlihat Sehun mulai gelisah dalam tidurnya, dan keringat mulai membanjiri pelipisnya sedangkan badannya kembali panas.

Beginilah Sehun, kondisinya naik turun. Jika siang dia baik-baik saja, maka jika malam hari ia bisa membuat keluarganya khawatir karena kondisinya kembali drop. Oleh karena itu, keluarganya sangat menjaga Sehun.

"Hunnie, kau kenapa?" Suho mencoba tenang meskipun saat ini dia sangat khawatir.

"Sa-kithh" Tidak memperdulikan pertanyaan Suho, Sehun merintih kesakitan dan mencengkram kuat dada sebelah kirinya.

"Hunnie, bangunlah. Ayo minum obat." setelah Suho mengambil obat Sehun yang berada dinakas dan mencoba membangunkan Sehun kembali meskipun hasilnya nihil, Sehun masih tidak bangun dan semakin terlihat kesakitan.

Terlihat napas Sehun semakin memberat, Suho memutuskan untuk memanggil kedua orang tuanya.

Namun sebelum beranjak dari tempat tidur, Sehun mencekal tangannya dan menatap Suho dengan mata sayu "Ja-jangan hyung". Seakan tahu apa yang akan dilakukan oleh Suho, Sehun segera mencegah kakaknya itu untuk memberitahu kedua orang tuanya.

Setiap malam, Sehun sudah biasa seperti ini dan dia tidak mau sampai harus menginap dirumah sakit hanya karena sakit yang tidak seberapa ini.

Tidak seberapa, karena Sehun pernah mengalami yang lebih sakit dari ini.

Suho menuruti Sehun dan kembali duduk diranjang, "Baiklah, Hunnie masih kuat untuk bangun? Kau minum obat dulu ya, supaya sakitnya mereda."

Suho membantu Sehun untuk bangun dan memberikan obat juga air kepada Sehun. Setelah itu, ia kembali membaringkan Sehun.

"Apa masih sakit, Hunnie?" dan Sehun hanya menggeleng sebagai jawaban. Tubuhnya sangat lemas karena mendapat serangan itu.

"Ya sudah, kau kembali tidur ya. Hyung akan mengambil kompresan, badanmu sangat panas Hunnie."

Tak lama, Suho kembali kekamar Sehun dan mulai mengompres kening Sehun. Anak itu, meskipun sudah tidak kesakitan, terlihat wajahnya masih gelisah dan napasnya pun masih berat.

"Hhhhh" Suho menghela napas, harusnya ia memanggil kedua orang tuanya supaya Sehun mendapat penanganan medis. Sekarang ia menyesal menuruti keinginan Sehun.

***

Pukul enam pagi, Suho terlihat didapur untuk menyeduh kopi.

Semalaman dia tidak tidur karena Sehun yang terus mengigau tidak jelas, sampai anak itu kembali merasakan sesak didadanya meskipun tidak separah sebelumnya.

"Myeonnie? Kau sudah bangun jam segini? tumben sekali" tanya nyonya Jung heran. Karena ini akhir pekan, Suho biasanya akan bangun siang.

"Aish eomma, tidak lihat mataku ini? Aku bahkan tidak tidur eomma." keluh Suho.

"Kenapa? Bukannya kau tidur dengan Hunnie semalam?" Tanya nyonya Jung heran. "Apa jangan-jangan Sehun?" Suho mengangguk sebagai jawaban.

"Semalam dia drop kembali eomma, badannya panas dan dia mendapat serangan."

[1] Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang