Payah

409 16 0
                                    

"Sean oper."

Sean mengiring bola lalu mengoperkannya kearah Dirga tapi digagalkan oleh Joni yang tiba tiba menyenggol bahu Dirga yang membuatnya kehilangan keseimbangan hingga terjatuh .

"Sakit anjir."

"Sorry." Joni menunjukan gigi putihnya sambil membantu Dirga berdiri .

"Boss,aus." Sean menyingkirkan tangan Reno yang bertengger di pundaknya .

"Gue bukan emaklo,"

"Jir."

"Sean,ada telfon dari John."
...

Sean berlari kalang kabut bahkan beberapa kali ia menabrak orang yang menghalangi jalannya.

"Bang**t." sean mengumpat laki laki yang baru saja ia tabrak tiba tiba menendang punggungnya hingga ia tersungkur ke trotoar .

"Lu punya mata gak sih nyebrang jalan kagak pakek mata,buta ya?. " Sean tak memperdulikan laki laki yang tengah marah padanya ditepi trotoar bahkan melupakan sakit di kaki kanannya.

Ia hanya fokus pada tujuannya sekarang sekolah.

Dengan keringat yang sudah bercucuran kemana mana bahkan baju sekolahnya basah kuyup karena kringat yang mengalir tanpa henti wajahnya memerah karena capek rambutnya yang sekarang semakin tak rapi dan bahkan ikut lepek karena kringatnya sendiri , penampilannya saat ini tak luput dari pandangan anak anak sekolah yang berlalu lalang di koridor .

Ia melangkahkan kakinya kearah kantin sekolah pandangannya tertuju pada segerombolan gadis yang kini tengah tertawa .

Sean dengan amarahnya yang meluap luap saat ini melangkahkan kakinya dan saat tepat dibelakang orang yang ia cari .

Tanpa berfikir panjang Sean menarik kursi itu dengan kedua tangannya hingga menyebabkan orang yang duduk disana jatuh dengan keras bahkan beberapa kali mengguling .

Semua orang dikagetkan dengan teriakan yang lumayan kencang .

"Rara."

Sean mendengar berapa orang memanggil nama perempuan didepannya .

Brakk

Semua menjerit saat Sean melemparkan kursi kantin kearah Rara yang masih duduk dan mengerang sakit pada punggung dan tulang ekornya .

Perempuan yang dipanggil Rara itupun ikut berteriak ,tapi semua dibuat kaget saat kursi itu hanya melewati tubuh Rara .

Sean mengangkat kaki kanannya lalu menginjak telapak tangan Rara , Rara menjerit kesakitan dan meminta bantuan dari teman temannya tapi tidak ada yang bergerak membantunya .

"Ackk,sakit."

Semakin Rara berteriak semakin kencang ia menginjak .

"Sakit."

Bagi Sean ini tak cukup baginya .

Sean menarik kembali kakinya dan Rara buru buru menarik tangannya yang kini telah lecet .

Sean menarik rambut Rara hingga membuatnya berdiri tepat didepannya lalu dengan sekuat tenaga ia menampar Rara , saat terkena tamparan badannya oleng namun tidak jatuh karena Sean masih memegang rambut miliknya .

Sean menampar Rara untuk kedua kalinya dan Rara sudah tak dapat mempertahankan kesadarannya .

Sean melepaskan jambakannya dari Rara lalu pergi dari sana tanpa sepatah katapun .
...

Sean berhenti didepan pintu apartemen milik akhel , ia tak berani mengetuk ataupun membunyikan bel .

Ia hanya berdiam diri disana hampir 1 jam tanpa bergerak ,ia hanya melamun memandangi pintu tanpa berniat untuk masuk kedalam hingga sebuah suara menyadarkan nya .

"Kenapa gak masuk?."

Sean masih terdiam .

"Gue salut sama lu , gak cowok gak cewek semua lu embat . Si akhel lagi makan masuk aja gue tau lu mau ketemu dia ."

....

Akhel yang tengah makan nasi goreng ini dibuat kaget saat tiba tiba tubuhnya dipeluk dengan saat erat .

"Maaf aku payah banget ya waktu kamu dalam masalah aku gak ada buat belain kamu."

Ia tau sekarang siapa yang memeluknya .

Sean menggigit bibir bawahnya karena merasa sesak saat ini.

"Engak kok." tubuh sean tiba tiba rilek saat akhel mengusap tangannya dengan lembut .

"Aku payah."
Sean kembali menyalahkan dirinya sendiri lagi.

"Sean."

"Aku payah."

"Sean."

"Aku payah."

"Sean tenanglah."
Akhel melepaskan pelukan Sean lalu membalikan badannya menghadap Sean .

"Aku gpp,jangan khwatir. " sean menyentuh tangan akhel saat pipinya diusap lembut .

"Harusnya aku gak pergi main futsal tadi sama anak anak." sean menunduk malu dia memandang kakinya yang berbalut sepatu merah darah.

"Kalau aku gak pergi pasti kamu gak akan kayak gini." lanjutnya.

"Aku gpp, cuma kayak gitu masa bisa buat kamu khwatir. " sean menggeleng mantap,ini memang salahnya kenapa dia tak menyalahkannya.

.....

Haloh cemua 😂 maaf baru up .

ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang