Part 24

18.8K 3.1K 801
                                    

TAEMIN melangkahkan kaki keluar dari ruangan milik Taeyong. Terdapat bercak darah pada tangan, pakaian serta wajah, tentu saja bukan miliknya. Ia menyiksa Taeyong dengan pecutan miliknya hingga tubuh lelaki cantik itu di penuhi oleh luka sobekan; dan kini Taeyong kehilangan kesadaran.

Mata cokelat Taemin menatap lurus ke arah depan; ia membuka pintu ruangan yang terletak di ujung. Mendengus ketika melihat pemimpin dari kelompok Rogue yang sebelumnya menyerang Black Moon sedang bersantai di atas kasur sembari membaca buku.

"Kau tidak berniat untuk kembali membangun pasukan eh? Kwon Hyunbin?" sindir Taemin seraya berjalan menuju sudut ruangan; membuka jubah hijau miliknya dan menggantung benda itu di dekat lemari.

"Masih ada dua puluh ribu pasukan dan kau memiliki tiga ribu penyihir yang membantumu. Bukankah cukup?" ujar Hyunbin tanpa minat; buku yang ada di tangannya seolah lebih menarik dari apapun.

Taemin mendengus. Memang itu lebih dari cukup, tiga ribu penyihir yang mahir mengucapkan mantra tentu bisa membunuh lebih dari ratusan ribu werewolf. Namun sungguh, ia merasa sedikit gusar.

"Kau siap melawan Jung Jaehyun?" tanya Taemin akhirnya; ia duduk di samping Hyunbin seraya menatap wajah lelaki tampan itu dengan tatapan datar.

Hyunbin mengangkat bahu acuh. "Mungkin," ia akan kembali melawan Jaehyun dan kali ini pasti tidak akan mudah.

Cepat atau lambat, bukankah mereka semua akan bertarung? Sudah Taemin bilang, ia akan memusnahkan Jaehyun terlebih dahulu sebelum menghabisi Taeyong. Tidak akan Taemin biarkan pasangan itu hidup bahagia. Karena Taeyong sudah merebut kebahagiaan nya terlebih dahulu; mengambil Minho darinya.

Apapun yang terjadi. Taemin harus bisa memimpin perang; ia akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melawan Jaehyun serta semua serigala di bawah pimpinan lelaki bermarga Jung itu. Taemin tidak berniat untuk kalah, ia harus membalaskan dendamnya.

"Tapi Hyung," Hyunbin menutup buku dan mengalihkan pandangannya pada Taemin. "Apakah Minho Hyung akan senang? Bukankah kau bilang dia itu lelaki yang sangat baik?"

Kali ini Taemin terdiam; ia memejamkan mata. Bertanya di dalam hati, apakah Minho akan senang mengetahui semua kelakuan busuknya? Menyerang Black Moon dan menewaskan Lucas, menyiksa Taeyong lalu yang terakhir, berencana untuk menghacurkan semuanya.

"Aku tidak tahu," ujar Taemin sebelum menghela nafas dalam. Ia menatap pantulan dirinya di cermin dan tersenyum miris.

Minho tidak mungkin senang dengan apa yang ia perbuat. Tapi, bukankah semuanya harus mendapatkan balasan yang setimpal? Ikatan Mate tidak bisa di remehkan, Taemin harus segera membunuh Jaehyun agar Taeyong menderita. Seperti apa yang ia alami bertahun-tahun lalu.

.
.

Taeyong terbangun di ruangan serba hitam; begitu pekat hingga ia tidak bisa melihat apapun di dalam sana. Kedua tangan serta kakinya tidak di rantai seperti sebelumnya. Taeyong tersenyum kecil; mencoba untuk berlari ke depan dan berusaha menemukan cahaya yang mungkin akan membawanya kepada Jaehyun.

Kaki telanjang Taeyong menapaki lantai dingin yang terasa basah; bau karat darah tercium jelas. Ia mengerenyit dan menghentikan langkah kaki. Kepalanya berputar; mencoba mencari celah.

"Apakah ada seseorang disini?!" teriakan Taeyong bergema; tanda bahwa ruangan itu mungkin sangat besar dan kosong.

Perlahan, Taeyong mencoba melangkahkan kaki ke arah depan. Kini kakinya menginjak genangan kental yang tinggi nya sebatas mata kaki. Bau amis darah semakin tercium dengan jelas; berhasil membuat perut Taeyong teraduk. Rasanya mual sekali.

Only Hope《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang